Breaking News:

Viral Isi Surat Tulisan Ibu dari Aga Trias Tahta, Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar

Berikut isi surat yang ditulis Ibu Aga Trias Tahta, menulis kesedihan mendalam atas meninggalnya sang putra dan ungkap permintaan maaf

Editor: Talitha Desena
KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA/ Dok. Facebook Eka Thirta Maharani
Viral Isi Surat yang Ditulis Ibu dari Aga Trias Tahta, Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar 

TRIBUNNEWSMAKER.COM – Viral surat yang ditulis Ibu Aga Trias Tahta, korban yang tewas saat diksar menjadi viral.

Ibu Aga Trias Tahta menuliskan kesedihannya karena kepergian sang putra yang tiba-tiba.

Seperti apa isi suratnya?

Berikut isi surat yang ditulis Ibu Aga Trias Tahta, menulis kesedihan mendalam atas meninggalnya sang putra dan ungkap permintaan maaf.

Publik dikejutkan dengan kematian dari Aga Trias Tahta, mahasiswa Universitas Lampung atau Unila yang tewas saat pendidikan dasar.

Aga Trias Tahta mengikuti (diksar) UKM Cakrawala di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Minggu 29 September 2019.

Kematian Aga Trias Tahta belum diketahui penyebabnya secara pasti.

Namun, pihak kampus meyakinkan jika akan melakukan penyelidikan tanpa ada menutup-nutupi apapun.

Sementara itu, Ibu dari Aga Trias Tahta mencurahkan isi hatinya melalui sebuah surat.

Ibu Aga Trias Tahta, Rosdiana (52) menulis jika sang putra kesakitan karena mengikuti hal-hal yang tidak wajar selama diksar.

Sang Ibu menulis 'mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu' di surat tersebut.

Foto surat tersebut pun langsung menjadi viral di media sosial.

Surat yang ditulis oleh Rosdiana diposting oleh akun Facebook Eka Thirta Maharani, yang merupakan kakak Aga pada Selasa 1 Oktober 2019 malam.

Pada keterangan foto dituliskan, "Surat Ibu untuk Aga".

Kakak kandung Aga, Gani Dewantara membenarkan surat itu ditulis sendiri oleh Rosdiana.

Surat itu ditulis sehari setelah Aga dimakamkan di TPU Dusun Wonokarto, Pekon Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, Lampung, Senin (30/9/2019).

“Iya, surat itu ditulis ibu sehari setelah Aga dimakamkan,” kata Gani saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Jumat (4/10/2019) pagi.

Postingan itu mendapat respons begitu banyak dari netizen. Hampir seluruh komentar menyampaikan ucapan dukacita atas kepergian Aga

Berikut surat yang ditulis sang ibu untuk Aga tercinta:

Surat Ibu Aga Trias Tahta
Surat Ibu Aga Trias Tahta (Kompas.com)

Surat Ibu untuk Aga

AGA..

Ibu minta maaf karena dengan senang hati membantu Aga pergi ke tempat pembantaian.

Tak ada jurang 15 meter yang telah diakui sebagai tempatmu terjatuh.

Yang ada tangan-tangan setan yang mencabik-cabik tubuhmu, menyeretmu, memaksa kerikil dan batu untuk sama-sama membuat parutan di sekujur tubuhmu.

Namun luka-lukamu tak membuat mereka merasa ngilu.

AGA..

Mata mereka terbuka tapi mata hatinya tertutup, banyak yang mau bicara tetapi mereka dibungkam.

Semua cari selamat.

Mereka yang melihat tapi diam dengan bangga menjadi temannya.

AGA..

Allah tidak buta, tidak pula tidur, dia melihat semua, saat mereka merekayasa mengarang cerita penyebab kematianmu.

Sintia kalian cuma boneka karena kalian tidak punya hati.

Boneka tidak akan pernah menjadi seorang Ayah atau seorang Ibu..

AGA..

Tidurlah dengan tenang, tunggu hari peradilan.

Insya Allah goresan luka dan titisan darahmu menghapus dosa-dosamu..

Di dunia, keluargamu berjuang mencari keadilan bagimu.

Seandainya kami kalah tapi AGA pasti menang..

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisip Unila bernama Aga Trias Tahta tewas saat mengikuti diksar UKM pecinta alam Cakrawala pada Minggu (29/9/2019).

Aga diketahui sempat pingsan saat mengikuti diksar.

Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya Aga.

Selain menyebabkan satu orang tewas, diksar itu juga membuat dua peserta lain dirawat intensif di rumah sakit.

Kedua peserta yang kini dirawat itu yakni Muhammad Aldi Darmawan dan Fans Salsa Romando.

Aldi dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung, sedangkan Frans dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung.

(Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Surat yang Ditulis Ibu dari Mahasiswa Unila yang Tewas Saat Diksar, Ini Isinya

TRIBUNNEWSMAKER.COM Anggota DPR dari Papua, Jimmy Demianus Ijie mendadak menjadi sorotan karena menangis saat rapat paripurna, Rabu 2 Oktober 2019.

Jimmy Demianus Ijie mengajukan interupsi dalam sidang MPR terkait rakyat Papua yang menjadi korban konflik.

Jimmy yang menangis terisak berpendapat jika dinamika yang terjadi hanya mempertontokan hasrat kekuasaan di rapat tersebut.

Sementara, saat ini di Papua terdapat konflik yang cukup mengerikan dan membutuhkan perhatian wakil rakyat.

Tentu saja, pernyataan Jemmy pun mengundang reaksi anggota DPR yang lain.

Dilansir melalui tayangan Kompas Tv, terdengar suara tepuk tangan dari anggota Dewan lainnya.

Suasana yang tak terkendali dan memanas, karena banyak anggota yang menginterupsi.

Lalu bagaimana kronologi terjadinya tangis Jimmy?

Anggota DPR dari Papua menangis sesenggukan saat rapat paripurna
Anggota DPR dari Papua menangis sesenggukan saat rapat paripurna (Kolase tangkap layar Youtube Kompas TV dan Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Menangis Terisak di Rapat Paripurna, Anggota DPR Asal Papua Teringat Nasib Rakyat yang Jadi Korban Konflik

Usai pelantikan DPR selesai dilaksanakan pada Selasa lalu, kini giliran pelantikan MPR 2019-2024 yang akan digelar pada Kamis (3/10/2019).

Pada pelantikan MPR Kamis malam ini, para anggota yang hadir akan menentukan ketua MPR untuk lima tahun ke depan.

Pimpinan MPR yang akan dipilih sebagai kandidat ketua terdiri dari perwakilan 9 fraksi dan satu unsur DPD.

Kesepuluh perwakilan fraksi akan menyerahkan nama anggotanya untuk diusulkan menjadi ketua MPR.

Namun sidang Paripurna ke-2 MPR yang digelar pada Rabu (2/10/2019), di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta dihujani interupsi dari sejumlah anggota yang hadir.

Melansir laman Kompas.com, agenda rapat paripurna tersebut adalah untuk mengesahkan jadwal acara sidang dan membentuk fraksi-fraksi serta kelompok Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

Hal tersebut dikarenakan tidak hadirnya anggota MPR tertua saat rapat.

Seharusnya rapat tersebut dipimpin oleh dua pimpinan yang berasal dari anggota MPR tertua dan termuda.

Namun Sabam Sirait selaku anggota MPR tertua tak hadir lantaran alasan kesehatan.

Hanya tersisa Hillary Brigitta Lasut, anggota MPR Fraksi Nasdem yang hadir selaku anggota termuda.

Hillary kemudian berinisiatif untuk menggantikan posisi Sabam dengan Abdul Wahab Dalimunte selaku anggota MPR yang usianya di bawah Sabam.

Namun keputusan Hillary mendapat banyak tentangan dari anggota MPR yang hadir.

Suasana menjadi tak terkendali dan memanas, karena banyak anggota yang menginterupsi.

Ditengah suasana yang memanas, seorang anggota DPR fraksi PDI-P dapil Papua Barat melakukan protes bahkan menangis terisak di tengah rapat.

Kejadian tersebut tersorot kamera, dan diunggah di kanal Youtube Kompas TV, pada Rabu (2/9/2019).

Anggota DPR tersebut adalah Jimmy Demianus Ijie.

Jimmy mengepalkan tangan, dan meminta untuk diberikan waktu interupsi.

"Jimmy, Papua Barat, ini orangnya,"

"Baik terima kasih pimpinan, saya melihat kita ini sedang memperlihatkan sandiwara yang tidak lucu, hanya berebut soal kursi kekuasaan di lembaga ini," ungkap Jimmy.

"Dan tidak memperlihatkan sense of crisis kita, pada persoalan kemanusiaan yang luar biasa, yang terjadi di Papua," imbuhnya, sambil terisak.

Jimmy menangis sesenggukan
Tangkap layar Kompas TV
Jimmy menangis sesenggukan
 

Jimmy yang menangis sesenggukan bahkan sampai tak bisa mengeluarkan kata-kata, dan berhenti bicara sejenak.

"Kita tidak menjadikan lembaga ini untuk menyelesaikan masalah bangsa,"

"Kita hanya berebut kekuasaan semata," ungkap Jimmy.

Jimmy merasa prihatin dengan nasib para pengungsi di tanah kelahirannya.

"Sementara orang di Papua membutuhkan kehadiran lembaga negara untuk menyelesaikan masalah mereka,"

Untuk kedua kalinya Jimmy menghentikan pembicaraannya karena terisak.

"Kasihan pengungsi-pengungsi itu tidak ada perhatian dari kita,"

"Kami orang Papua tidak pernah bermusuhan dengan saudara-saudara kami,"

"Ulah kalian di Jakarta ini menyebabkan semuanya terjadi di sana," imbuhnya.

Putra Papua ini bahkan menuntut pemilihan ketua MPR dipercepat, agar segera melihat program ketua MPR yang baru.

"Kerakusan kekuasaan yang luar biasa, kalian jadikan rakyat di daerah korban adu domba,"

"Oleh karena itu percepat saja pimpinan MPR biar kita lihat MPR mau bikin apa, buat selesaikan masalah di daerah ini," ungkap Jimmy.

Jimmy juga menuntut uluran tangan dari para anggota MPR untuk membantu menyelesaikan masalah di Papua.

"Tidak usah tersandera dengan kelompok yang belum ada wakilnya, percepat saja pilih ini pimpinan MPR, karena kita mau MPR hadir untuk selesaikan masalah di Papua,"

"Itu lebih penting, kita berharap semua anggota MPR sumbang menyumbang membantu para pengungsi di Papua, haris disetujui, kalau tidak mau keluar kantong, kamu bukan negarawan, penipu semuanya," imbuhnya.

Konflik di Papua meledak setelah beredar sebuah video seorang guru yang meminta muridnya untuk membaca dengan keras.

Namun di video yang beredar di media sosial, sang guru seolah mengatakan bahwa sang murid seperti kera.

Dari peristiwa tersebut muncul konflik yang lebih besar, bahkan memakan banyak korban jiwa.

(TribunNewsmaker/*)

Sebagian Artikel Ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Menangis Sesenggukan di Rapat Paripurna yang Bertele-tele, Anggota DPR Asal Papua Teringat Nasib Rakyat yang Jadi Korban Konflik

Sumber: KOMPAS
Tags:
Aga Trias TahtaAgaDiksarUnila
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved