Breaking News:

Jadi Korban Penusukan Wiranto, Kapolsek Menes Ungkap Kronologi, Tak Sadar Kena Tusuk di Dada & Bahu

Tak hanya Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto turut menjadi korban penusukan. Dariyanto ditusuk pelaku perempuan dari arah belakang.

Editor: ninda iswara
TribunNewsmaker.com Kolase/ KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN/ Handout
Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto, tak sadar kena tusukan di dada dan bahu. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Peristiwa penusukan Wiranto juga memakan korban lain.

Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto, juga turut menjadi korban penusukan.

Dariyanto yang kala itu mendampingi Wiranto pun ikut menjadi korban penusukan hingga terluka.

Kamis 10 Oktober 2019, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, menjadi korban penusukan.

Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal di Lapangan Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Mengapa Wiranto Jadi Target Sasaran
Mengapa Wiranto Jadi Target Sasaran (Twitter @Airin_NZ dan Instagram Wiranto)

Pelaku menusuk Wiranto menggunakan senjata tajam

Kini pelaku sudah berhasil dibekuk oleh pihak kepolisian.

Pelaku berinisial SA (51) dan FA merupakan pasangan suami istri.

Melansir dari Kompas.com, SA dan FA tinggal di sebuah kontrakan di Desa Kampung Sawah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Setelah sempat tersungkur karena ditusuk di bagian perutnya, Wiranto langsung dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Dariyanto yang kini masih dirawat di rumah sakit pun mengungkap kronologi penusukan yang dialami oleh Wiranto dan dirinya.

Dariyanto mengatakan, peristiwa tersebut berlangsung dengan cepat.

Bahkan dia sempat tidak sadar bahwa dia dan Wiranto ditusuk oleh dua pelaku yang saat itu menyerobot ke barisan rombongan.

"Setelah Pak Wiranto turun dari mobil, langsung bersalaman.

Saat saya membalikkan badan, karena sebelahnya ada ajudan kemudian ada yang nyerobot.

Tapi sempat terdesak karena saya sempat jatuh, Pak Wiranto juga saat itu jatuh," kata Dariyanto kepada wartawan di RS Sari Asih, Kota Serang, Jumat (11/10/2019).

Suasana di lokasi kejadian saat itu sangat riuh dengan teriakan warga melihat situasi yang terjadi.

Wiranto lantas dibopong ke mobil.

Sementara dia mengambil posisi mengamankan rombongan. 

Namun dari arah belakang, tiba-tiba seperti ada yang menusuk punggungnya.

"Punggung saya ditusuk dari belakang, seperti ada tusukan, saya berbalik arah.

Akhirnya terlihat yang menyerang saya berpakaian jilbab. Saya enggak tahu karena pisaunya itu tertutup kain hitam," ucap dia.

Secara spontan Dariyanto langsung menyingkirkan orang yang menusuknya hingga pelaku terjatuh. 

Pelaku lantas ditangkap oleh massa yang menurut Daryanto adalah intel berpakaian preman. 

Dariyanto mengaku saat itu belum sadar jika mendapat tusukan senjata tajam di dada dan bahu.

Hal tersebut baru dia ketahui saat bajunya memerah karena rembesan darah.

Kapolsek Menes Kompol Dariyanto saat menceritakan kronologi penusukan terhadap Wiranto di Alun - alun Menes, Pandeglang, Banten. Dariyanto juga menjadi korban dan saat ini tengah dirawat di RS Sari Asih Kota Serang, Jumat (11/10/2019).
Kapolsek Menes Kompol Dariyanto saat menceritakan kronologi penusukan terhadap Wiranto di Alun - alun Menes, Pandeglang, Banten. Dariyanto juga menjadi korban dan saat ini tengah dirawat di RS Sari Asih Kota Serang, Jumat (11/10/2019). (KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)

Akhirnya saya berjalan ke puskesmas dengan berlumuran darah, yang jaraknya 500 meter dari TKP," kata dia.

Sementara Wiranto, Kata Dariyanto, saat itu sudah dievakuasi menggunakan mobil ke Klinik Menes Medika Center dan selanjutnya dibawa ke RS Berkah Pandeglang.

Hingga saat ini, Wiranto masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jakarta.

Wiranto dibawa menggunakan ambulans hitam dan masuk melalui pintu Medical Check Up (MCU).

Kepala Badan Intelijen Negara ( BIN) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa penusuk Wiranto, merupakan anggota kelompok terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.

"Dari dua pelaku ini kami sudah bisa mengindentifikasi bahwa pelaku adalah dari kelompok JAD Bekasi," ujar Budi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Pelaku yakni SA, dulunya anggota JAD dari Kediri, Jawa Timur.

Ia kemudian pindah ke Bogor.

Polri menyebut SA takut dan stres karena perekrutnya, Abu Zee, telah tertangkap polisi.

Dari hasil pengakuan SA kepada polisi, ditangkapnya Abu Zee yang merupakan amir atau ketua dari JAD menjadi alasan mengapa SA menusuk Wiranto.

Abu Zee ditangkap polisi pada 23 September 2019 lalu.

"Dalam pemeriksaan 2 hari ini oleh Densus 88, SA merasa takut, stres dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia (Abu Zee) tertangkap," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Dedi menjelaskan, meski SA tidak terafiliasi dengan JAD Bekasi pimpinan Abu Zee tersebut, tetapi dia pernah satu kali berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial.

SA dan FA bahkan dinikahkan oleh Abu Zee sebelum kemudian mereka pergi dan bermukim di Kampung Menes, Pandeglang, Banten. (TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kronologi Penusukan Wiranto Menurut Kapolsek Menes yang Juga Jadi Korban

Sumber: Kompas.com
Tags:
Wirantopenusukan WirantoMenkopolhukamKapolsek Menes
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved