Tanri Abeng, Komisaris Utama Pertamina yang Posisinya Digeser Ahok, Dijuluki 'Manager 1 Miliar'
Sosok Tanri Abeng, Komisaris Utama Pertamina yang posisinya digeser Ahok ini dijuluki 'Manager 1 Miliar'. Bukan orang sembarang.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipastikan menjadi Komisaris Utama di PT Pertamina (Persero).
Ahok menggantikan posisi Tanri Abeng yang sudah empat tahun menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Kabar diputuskannya Ahok menjadi komut ini diungkap oleh Erick Thohir.
Menteri BUMN Erick Thohir pada Jumat (22/11/2019) yang secara resmi menunjuk Ahok untuk mengisi jabatan tersebut.
"InsyaAllah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick Thohir dikutip dari Kompas.com.
Tak sendirian, menurut penuturan Erick Thohir, Ahok akan didampingi oleh Budi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama.

Sosok Tanri Abeng pun cukup mencuri perhatian.
Tak banyak diketahui orang, Tanri Abeng bukanlah sosok sembarangan.
Tanri Abeng bahkan kerap dijuluki dengan sebutan 'Manager 1 Miliar'.
Lantas, siapakah sosok Tanri Abeng?
Ada ungkapan lawas yang menyebutkan 'setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya', sesuai menggambarkan sosok Tanri Abeng.
Pasalnya, orang yang diganti mantan suami Veronica Tan ini bukanlah orang sembarangan.
Pada masanya, ia merupakan orang yang terkenal sering diperebutkan sejumlah perusahaan besar.
Pada tahun 1996, Tanri Abeng bekerja di perusahaan milik Aburizal Bakrie dan mendapat julukan 'Manager 1 Miliar', karena gajinya pada waktu itu memang segitu.
Tanri ditunjuk pertama kali sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 6 Mei 2015 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-60/MBU/05/2015 tanggal 6 Mei 2015 dan ditetapkan sebagai Komisaris Independen merangkap Komisaris Utama sejak 14 November 2016 berdasarkan keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Pertamina (Persero) No.SK-254/MBU/11/2016 tanggal 14 November 2016.
Melansir dari wikipedia, Tanri Abeng lahir di sebuah desa di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Pada usia 10 tahun kedua orangtuanya meninggal dan ia dikirim untuk tinggal dengan kerabar di Makassar.
Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Ujungpandang, ia sempat berangkat ke Amerika Serikat dalam program American Field Service (AFS) Exchange program.
Selanjutnya ketika ia pulang kembali ke Makassar, ia melanjutkan sekolahnya di Universitas Hasanudin sampai tingkat 5, pendidikannya dilanjutkan ke Graduate School of Business Administration, di Universitas New York, Amerika Serikat hingga mendapatkan gelar MBA.
• Mantan Karyawan Bongkar Sosok Ahok, Minta Dicarikan Anak Asuh, Singgung Soal Jas Pengantinnya Dulu
• Mengenal 3 Bos Baru Pertamina yang Ditunjuk Erick Thohir, Ada Ahok hingga Emma Sri Martini
• Soroti Gaji Ahok Jadi Komisaris Utama Capai Rp 3 Miliar, Iwan Fals: Harus Hebatlah Pertamina
Kemudian ia mengikuti program management training Union carbide Amerika Serikat.
Setelah selesai, ia ditempatkan di Jakarta sebagai Manager Keuangan perusahaan tersebut (1969-1979).
Kariernya terus menanjak sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia.
Selain itu, ia juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan pada tahun 1977-1979, ia merangkap sebagai manager pemasaran Union Carbide Singapura.
Tahun 1979, ia pindah ke perusahaan produsen bir Belanda, Heineken, PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesian Beer Company).
Selanjutnya ia mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia ke Multi Bintang Indonesia.
Pada tahun 1982, itu mencatat laba sebesar Rp. 4 miliar, naik dari hampir Rp. 500 juta dibandingkan ketika ia bergabung.
Pada tahun 1991 Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie.
Tanri Abeng menjadi CEO Bakrie & Brothers, tetapi ia juga merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap dipertahankan hingga Maret 1998.
Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri.
Salah satu langkah pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi.
• Ahok Jadi Komut Pertamina, Nicholas Sean Singgung Soal Reformasi & Sebut Ayahnya Bisa Cepat Adaptasi
• Ahok Jadi Komut Pertamina, Marwan Batubara Sebut BTP Bencana & Kotor, Ali Ngabalin Langsung Emosi
• Bakal Jadi Komisaris Utama Pertamina, Berikut Jumlah Gaji dan Kompensasi yang akan Diterima Ahok
Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta.
Pada akhir tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US $ 700 juta.
Saat itu ia sempat dijuluki sebagai ‘Manajer Rp1 Miliar’ lantaran ia mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan milik Aburizal Bakrie tersebut.

Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di Asia Pacific Brewery, Singapura (1981-1991), Direktur Bata Indonesia (1993-1998), Ketua B.A.T Indonesia (1995-1998) dan Mitratel Indonesia (1994-1998).
Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti Dewan Pendidikan Nasional (1993 - 1998), Dewan Riset Nasional (1990 - 1998), Badan Promosi Pariwisata (1990 - 1996), Yayasan Perlindungan Lingkungan (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute.
Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun 1992 dan 1995. Tahun 1991 ia memasuki dunia politik, ia mewakili Golkar duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Selanjutnya tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie.
Tahun 2004, ia menjadi Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia.
Pada tahun 2010, Tanri Abeng menyelesaikan pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari UGM.
Setelah lebih dari empat dekade, malang melintang di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun 2011, ia mendirikan Universitas Tanri Abeng, yang berlokasi di Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan.
Menurut penuturannya, pendanaan untuk membangun kampus ini ia peroleh dari hasil menjual hotel Hotel Aryaduta yang ia miliki dari hasil bermitra dengan James Riady (pemilik Lippo Group) pada 1995 di Makassar.
Pada awal tahun 2012, ia menjabat sebagai CEO OSO Group, menggantikan Oesman Sapta Odang (founder)[3]. OSO Group bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, transportasi, properti dan hotel. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul Miliki Julukan 'Manager 1 Miliar', Sosok yang Posisinya Digeser Ahok Setelah Lebih dari 4 Tahun Menjabat Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan