Kiprah Jeihan Sukmantoro, Seniman Lukis Maestro Wafat, Karya Diakui Internasional, Prestasi Memukau
Seniman Pelukis Maestro, Jeihan Sukmantoro meninggal dunia, kiprahnya diakui dunia internasional, pernah terbitkan buku hingga film.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Seniman Pelukis Maestro, Jeihan Sukmantoro meninggal dunia, kiprahnya diakui dunia internasional, pernah terbitkan buku hingga film.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kabar duka datang dari dunia seniman Indonesia.
Indonesia kehilangan sosok seniman pelukis maestro yang berbakat, Jeihan Sukmantoro.
Jeihan Sukmantoro merupakan pelukis terkenal yang mendirikan Studio Seni Rupa Bandung.
Jeihan Sukmantoro dikabarkan meninggal dunia pada Jumat 29 November 2019.
Kabar duka meninggalnya Jeihan Sukmantoro tersebar melalui pesan Whatsapp dan media sosial.
Dalam informasi yang beredar, Jeihan Sukmantoro menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 18.15 WIB di Sudionya, Bandung, Jawa Barat.
Ucapan duka pun membanjiri lini masa media sosial.
Jeihan meninggal dunia di usia 81 tahun.
Berikut ucapan duka atas meninggalnya Jeihan Sukmantoro seperti yang dikutip dari postingan twitter @acaraseni :
"Innillahi Wainnailahi Raojiun..."
"Maestro lukis Indonesia; Jeihan Sukmantoro telah berpulang."
"Belai menghadap Yang Kuasa pada pukul 18:15WIB petang tadi, di studionya Jalan Padasuka 147 #Bandung Jawa Barat"
"#RIPjeihan."
Kabar duka ini juga tersebar melalui pesan Whatsapp yang diterma tribunjabar.id.
"Innillahi wainnailahi raojium maestro lukis jeihan sukmantoro wafat jam 18.15 WIB di studionya jalan padasuka 147 bdg."
Siapakah sosok Jeihan Sukmantoro?
Profil atau sosok Jeihan Sukmantoro

Jeihan Sukmantoro masyhur sebagai seniman lukis Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, Jeihan Sukmantoro, ialah pendiri Studio Seni Rupa Bandung.
Jeihan lahir pada 26 September 1938 di Surakarta Jawa Tengah.
Hanya Jeihan Sukmantoro memperluas wawasannya dunia lukis di Bandung, Jawa Barat.
Pada 1960, Jeihan mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung.
Jeihan dikenal sebagai pelukis atau seniman lukis yeng berkarakter.
Dalam gaya melukisnya berkarakter figuratif dengan mata hitam dan warna datar sederhana.
Karena ciri khasnya itu, ia juga kerap disebut si 'mata hitam' atau mata cekung.
Menurut kritikus seni, Jeihan Sukmantoro memadukan alam mistis timur dengan alam analitis barat.
Lukisannya menceritakan aura mediatif.
Oleh karena itu banyak yang menafsirkan mata yang sepenuhnya dicat hitam pada lukisannya melambangkan misteri.
Adapun menurut kurator Mikke Susanto, mata hitam itu kerap dinisbatkan sebagai simbol ikonik dengan beragam arti.
Bagi Jeihan Sukmantoro, ada visi dalam mata hitam sebagai realitas masa depan.
Lebih dari 100 even, Jeihan menggelar pamerannya.
Tak hanya lukisan, Jeihan Sukmantoro juga menerbitkan enam buku dan memproduksi dua film dokumenter.
Karya lukisannya kerap diminati para kritikus dan kolektur.
Bahkan Jeihan memiliki agen di Amerika, Australia hingga Eropa.
Tangan emasnya itu juga telah melukis sejumlah tokoh ternama.
Kipranya sudah malang melintang di kancah internasional.
Sebagaimana diketahui Jeihan juga masuk dalam komite The Wolrd Art and Culture Exchange Association yang berpusat di New York.
Di samping itu, Jeihan Sukmantoro mendirikan studio Seni Rupa Bandung pada tahun 1978.
Studio itu menjadi tempat pengembangan kreativitas kaum muda untuk berkreasi dan mandiri.
Oleh karena itu Jeihan dinobatkan sebagai perintis Seni Rupa Jawa Barat pada 2006.
Pada 2009, ia juga mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung.
Ada lukisan Jeihan Sukmantoro yang mashur.
Satu di antaranya yaitu Satrio Piningit.
Lukisan khusus Satrio Piningit pernah dipamerkan bersama 44 lukisan karya Jeihan lainnya dalam pameran bertajuk Refleksi & Re-Imaji Indonesia.
Jeihan menggandrungi seni lukis sedari kecil.
Sejak itu Jeihan mendedikasikan hidupnya di bidang seni lukisan.
Kini kabar meninggalnya Jeihan menjadi duka bagi masyarakat Indonesia.
Namun karya-karyanya akan tetap abadi dan dikenang sepanjang masa.
Sempat Dirawat di RS Borromeus
Pada 2018, Jeihan Sukmantoro pernah dirawat karena sakit diare.
Pelukis Nyentrik Itu Dirawat di RS Borromeus, Bandung.
Kondisi Jeihan saat itu tampak lemah.

Syukurlah waktu itu masih kuat untuk berkomunikasi.
Cerita Bangkit dari Kematian' Jeihan Sukmantoro, Titik Perubahan Karya Lukisnya
Beberapa waktu lalu sebelum kabar wafatnya, Tribun Jabar berkesempatan berbincang dengan seniman lukis maestro itu.
Jeihan Sumantoro sempat menceritakan perjalanan hidupnya.
Siapa sangka, Jeihan ternyata memiliki pengalaman pahit yang membuatnya tak bisa melanjutkan pendidikan ketika kecil.
Jeihan kecil mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya. Ia pun divonis mengalami cedera otak dan diyakini telah meninggal. Sebelum dimakamkan, Jeihan Sukmantoro terbangun.
Kejadian 'bangkit dari kematian' tersebut, banyaknya memengaruhi cara berpikir dan setiap karyanya.
"Saya pernah mengalami kecelakaan dulu. Hingga kena bagian kepala saya," ujar Jeihan, kepada Tribun Jabar, di Rumah Sakit Santo Borromeus, Jalan Ir. H. Djuanda, Kota Bandung, Selasa (6/2/2018).
Jeihan menceritakan, saat masih kecil bahkan dirinya pernah mengalami gangguan psikis. "Masih kecil dulu juga saya pernah mengidap autis ringan," ujarnya seraya tersenyum. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul Profil Jeihan Sukmantoro, Seniman Pelukis Maestro Wafat, Kiprahnya Diakui Dunia Internasional