Breaking News:

Putrinya yang Kuliah di Wuhan Terisolasi karena Virus Corona, Ini Curhat Mantan Ketua KPU Sultra

Mantan Ketua KPU Sulawesi Utara ungkap kekhawatiran soal putrinya yang kuliah di China terkait merebaknya virus corona. Begini kondisinya.

Editor: ninda iswara
Hollywoodreporter.com
Sejumlah petugas melakukan pemeriksaan ketat di sejumlah wilayah di China. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Curhat pilu Hidayatullah yang mengaku cemas dengan kondisi putrinya, Yayu Indah Maharani (20).

Yayu Indah Maharani merupakan seorang mahasiswi yang menempuh perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hubey University, Kota Wuhan, China.

Hidayatullah pun cemas dan khawatir dengan kondisi putrinya yang terisolasi di Wuhan, China, lantaran merebaknya virus corona.

Seperti yang ramai diberitakan, virus Corona saat ini telah merebak di Wuhan, China.

Bahkan menyebarnya virus tersebut sampai menjadi trending topic di Twitter.

Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Truong Son, mengenakan pakaian pelindung sebelum memasuki area isolasi dan mengunjungi dua pasien yang positif terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Cho Ray, Ho Chi MInh City, pada 23 Januari 2020.
Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Nguyen Truong Son, mengenakan pakaian pelindung sebelum memasuki area isolasi dan mengunjungi dua pasien yang positif terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Cho Ray, Ho Chi MInh City, pada 23 Januari 2020. (AFP/BACH DUONG)

Virus Corona disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).

Virus Corona bahkan sudah menjangkiti 1300 orang dan menewaskan 41 orang di China.

Perkembangannya cukup cepat, virus Corona kini sudah menyebar ke 12 negara lainnya.

Sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Hidayatullah yang merupakan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara ini pun meluapkan curhatannya terkait kondisi sang putri.

Hidayatullah juga mengaku tak bisa tidur memikirkan kondisi putrinya yang terisolasi di Wuhan, China.

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2013-2018  ini mengatakan, putri pertamanya itu sudah empat hari terisolasi di asrama kampus perguruan tinggi negeri di Kota Wuhan, Provinsi Hubey, China, sejak wabah virus corona menyebar di wilayah itu.

Anaknya itu, kata Hidayatullah, akan menjalani aktivitas perkuliahan semester pertama di Fakultas Kedokteran Hubey University pada Februari.

Hidayatullah menuturkan, Yayu sudah tiga bulan berada di Cina.

Yayu lolos di Kedokteran Hubey University melalui jalur umum.

Terakhir Hidayatullah berkomunikasi dengan Yayu pada Sabtu (25/1/2020) malam.

Meski dalam kondisi sehat, mahasiswa di sana khawatir dengan stok logistik yang hampir menipis.

Sebab, para mahasiswa dilarang keluar dari asrama dan pusat perbelanjaan ditutup.

Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu.
Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu. (AFP/HECTOR RETAMAL)

"Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat. Sudah empat hari, semenjak mulai gencar pemberitaan bahaya akibat dari virus corona ini, saya dan ibunya tidak bisa tidur nyenyak makan pun tidak enak.

Kami terjaga di depan televisi, menunggu dan melakukan kontak setiap saat dengan pihak KBRI di Beijing serta perhimpunan mahasiswa di sana," kata Hidayatullah saat dihubungi via WhatApps, Senin (27/1/2020).

Tak hanya Yayu, Hidayatullah menyebut ada 10 mahasiswa asal Sultra yang juga menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hubey di Kota Wuhan.

Di antaranya ada yang berasal dari Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang menempuh kuliah jalur beasiswa.

"Mereka sekarang dilarang keluar dari asrama.

Saat ini saya sementara fokus dan konsentrasi dengan KBRI di Beijing untuk selalu mengetahui perkembangan keadaan anak saya dan anak-anak Sultra lainnya yang menempuh pendidikan di Wuhan Provinsi Hubey tersebut," jelasnya.

 
Di tengah rasa kekhawatiran itu, ia bersama istri berharap Presiden Joko Widodo dapat mengambil kebijakan agar Yayu dan anak-anak Indonesia, khususnya yang berasal dari Sultra bisa dipulangkan terlebih dahulu ke tanah air.
Namun, karena semua bandara ditutup oleh pemerintah setempat, akhirnya ia pun hanya bisa berdoa untuk keselamatan anaknya.
"Kepada Presiden Jokowi untuk segera melakukan upaya sesegera mungkin agar memulangkan anak-anak kami agar bisa keluar dari Wuhan tersebut.
Karena negara-negara lainnya sudah ada upaya memulangkan semua warga negara dan mahasiswa yang ada di Wuhan," pintanya.
"Anak-anak kami dalam situasi dan keadaan kritis kemanusiaan di Wuhan, maka membutuhkan perhatian kemanusiaan atau minimal doa buat mereka agar tetap terjaga, sehat, sabar dan dalam lindungan Allah SWT. Karena hanya doa yang kami butuhkan sembari meminta perhatian pemerintah Indonesia," ujar Hidayatullah.
Bahkan, media sosial menyebut kota Wuhan, yang menjadi sumber asal virus corona sebagai kota Zombie.
Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, semuanya negatif mengidap virus corona Wuhan atau Novel coronavirul (2019-nCoV). (TribunNewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Putrinya Terisolasi di Wuhan karena Virus Corona, Mantan Ketua KPU Sultra: Tidur Tak Nyenyak

Ilustrasi virus
Ilustrasi virus (TribunNewsmaker.com Kolase/ dreamerb/Shutterstock/Hollywoodreporter.com)
Virus Corona Merebak, Ini Cerita Para Mahasiswa Aceh Terisolasi di Wuhan, Mengurung Diri di Kamar

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mahasiswa Aceh berjumlah 12 orang terisolami di asrama di Provinsi Wuhan, China.

Mereka hanya bisa terkurung di kamar lantaran merebaknya virus corona.

Isolasi terhadap para mahasiswa ini merupakan larangan keluar rumah dari otoritas China karena merebaknya virus corona.

Seperti yang ramai diberitakan, virus Corona saat ini telah merebak di Wuhan, China.

Bahkan menyebarnya virus tersebut sampai menjadi trending topic di Twitter.

Sejumlah petugas melakukan pemeriksaan ketat di sejumlah wilayah di China.
Sejumlah petugas melakukan pemeriksaan ketat di sejumlah wilayah di China. (Hollywoodreporter.com)

Virus Corona disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).

Virus Corona bahkan sudah menjangkiti 1300 orang dan menewaskan 41 orang di China.

Perkembangannya cukup cepat, virus Corona kini sudah menyebar ke 12 negara lainnya.

Penduduk di Wuhan, China, terpaksa diisolasi dan dilarang keluar rumah.

Termasuk 12 mahasiswa asal Aceh yang mengurung diri di kamar dan belum bisa kembali ke Tanah Air.

Mereka antara lain Fadil, Siti Mawaddah, Alfi Rian, Ory Safwar, Siti sahara, Hayatul, Maisal, Jihadullah, Ita Kurniawati, Agus, Intan Maghfirah dan Sapriadi.

Dua mahasiswa di antaranya terjebak di Wuhan saat berlibur dari Kota Changchun.

Virus Corona Merebak, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Lekas Selamatkan Mahasiswa Indonesia di China

Viral Perawat Menangis Histeris karena Terus di RS Demi Rawat Pasien Virus Corona: Saya Tidak Tahan!

Virus Corona Mengganas, Hotman Paris Minta Jokowi Tolak WNA China Masuk Indonesia

"Mereka mengurung diri di kamar, keluar dari asrama hanya untuk keperluan sangat penting saja, seperti membeli makanan. Pihak kampus juga menganjurkan untuk bertahan diri di kamar," kata Direktur Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok yang sudah berada di Banda Aceh, Mulia Mardi kepada Kompas.com, Minggu (26/01/2020) malam.

Mulia mengatakan, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah memberikan bantuan biaya untuk kebutuhan mahasiswa Aceh di Wuhan sebesar Rp 50 juta.

""Alhamdulillah, uang itu nantinya bisa mereka gunakan untuk berbagai kebutuhan yang mendesak di sana," katanya.

Mulia mengatakan, ia akan terus berkomunikasi setiap saat dengan mahasisawa Aceh yang terisolasi di Wuhan untuk memantau kondisi dan perkembangan mereka.

Dalam kondisi baik

Salah satu Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok yang juga mahasiswa di Wuhan, Ahmad Syafuddin Zuhri mengatakan, semua mahasiswa di Tiongkok, termasuk Wuhan, dalam kondisi baik.

Zuhri yang saat ini sudah berada di Indonesia mengatakan, pihaknya terus memantu kondisi mahasiswa di Tiongkok, termasuk yang berada di Wuhan.

 
"Mereka hanya aktivitas di dalam asrama dan di kampus. Sebab, keluar kampus pun nggak ada transportasi. Semua kebutuhan sehari-hari di kampus juga ada supermarket yang buka walau masih dengan jam terbatas karena masih suasana libur Imlek," kata Zuhri kepada Kompas.com via WhatsApp, Minggu malam.
Di Wuhan sendiri ada sekitar 200 mahasiswa.
Pemerintah Aceh bakal fasilitasi kepulangan 12 mahasiswa
foto dok Dinsos Aceh, Sejumlah mahasiswa asal Aceh yang terisolasi di Wuhan, Minggu (26/01/2020).
foto dok Dinsos Aceh, Sejumlah mahasiswa asal Aceh yang terisolasi di Wuhan, Minggu (26/01/2020). (KOMPAS.COM/TEUKU UMAR)
Sambungnya, saat ini mahasiswa tersebut dalam kondisi aman.
Dia menambahkan, pihaknya juga telah membuka dua Posko Siaga Wabah Virus Corona Wuhan di Aceh dan Jakarta.
"Anak-anak kita di Kota Wuhan maupun yang masih di kota-kota lainnya di China bisa mengabarkan kondisinya, dan begitu kondisi memungkinkan mereka segera kita fasilitasi pulang ke Aceh," ujarnya.
Lakukan komunikasi dengan KBRI
Kepala Biro Hubungan Masyarakat pemerintah Aceh Muhammad Iswanto mengatakan, pemerintah Aceh terus bekerja sama dengan KBRI memantau para mahasiswa.
“Komunikasi intensif dengan KBRI Tiongkok terus dilakukan oleh tim Dinas Sosial. Kita ingin memastikan mahasiswa asal Aceh aman di sana,” katanya.
Diketahui, virus corona yang diduga kuat berasal dari Wuhan, China tengah menjadi perhatian masyarakat internasional.
 
Sumber: Kompas.com
Tags:
virus coronaWuhanChina
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved