Soal Insiden Susur Sungai SMPN 1 Turi yang Memakan Korban, Mahfud MD Singgung Persiapan Kegiatan
Mahfud MD menanggapi soal insiden susur sungai yang dilakukan para siswa SMPN 1 Turi, Sleman yang memakan banyak korban.
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menanggapi soal insiden susur sungai yang dilakukan para siswa SMPN 1 Turi, Sleman.
Mahfud MD menyayangkan kegiatan susur sungai yang memakan korban tersebut.
Seperti yang diberitakan, kegiatan susur sungai dilakukan siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020).
Saat berkegiatan, tiba-tiba ada arus deras datang dan menghanyutkan para siswa.
Sebanyak 8 siswa meninggal dunia atas peristiwa tersebut.
Ada yang masih dalam pencarian.
Beberapa siswa juga mengalami luka-luka.
• Sri Sultan Hamengku Buwono X Larang Keras Sekolah-sekolah di DIY Beraktivitas Susur Sungai
Kejadian ini menjadi sorotan berbagai pihak.
Banyak yang menyayangkan kenapa kegiatan pramuka susur sungai ini dilakukan saat musim hujan.
Hal itu sangat berbahaya bagi keselamatan para siswa.
Mahfud MD turut menanggapi insiden ini.
Ia mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya beberapa siswa SMPN 1 Turi.

Mahfud MD mengunjungi keluarga siswa yang jadi korban tenggelam, Sabtu (22/2/2020).
Ia tiba sekitar pukul 15.01 WIB di SMPN 1 Turi.
Kedatangan Mahfud MD langsung mendapat sambutan dari Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Pakualam IX dan Bupati Sleman Sri Purnomo.
Mahfud MD lantas berbincang dengan pihak sekolah.
Ia juga memberikan tali asih pada keluarga korban.
• Tewas Tenggelam saat Susur Sungai, Anak 13 Tahun SMP 1 Turi Ini Dimakamkan Tepat di Hari Ultahnya
"Atas nama pemerintah, saya menyampaikan turut berdukacita sebesar-besarnya," ujar Mahfud MD di SMP Negeri 1 Turi, Sabtu, dikutip TribunNewsmaker.com dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Mahfud MD kemudian memberikan pesan terkait kejadian tersebut.
Ia menyinggung soal kesiapan kegiatan.
Diungkapkan Mahfud, kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah lainnya.
Diungkapkan Mahfud, sebelum melakukan kegiatan alam, pihak sekolah perlu mempersiapkan secara matang.
Perlu juga melihat resiko yang bisa terjadi.
Melihat kasus susur sungai yang dilakukan siswa SMPN 1 Turi, seharusnya pihak sekolah mempelajari atau mengecek keadaan cuaca terlebih dahulu.
Jika cuaca tidak memungkinkan, maka kegiatan seharusnya tidak dilakukan.
"Kalau cuacanya tidak memungkinkan, lebih baik jangan berspekulasi," kata Mahfud. (TribunNewsmaker.com/ Listusista)

Ratusan Siswa Hanyut saat Susur Sungai, Sultan HB X Minta Sekolah Tanggung Jawab: Ini Musim Hujan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pihak sekolah SMPN 1 Turi Sleman bertanggung jawab atas insiden susur sungai yang merenggut banyak siswa.
Seperti yang diberitakan, kegiatan susur sungai dilakukan siswa SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020).
Saat berkegiatan, tiba-tiba ada arus deras datang dan menghanyutkan para siswa.
Sebanyak 9 siswa meninggal dunia atas peristiwa tersebut.
Ada yang masih dalam pencarian.
• Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Buka Suara, Mengaku Baru 1,5 Bulan Menjabat, Tak Tahu Ada Susur Sungai!
Selain memakan korban jiwa, beberapa siswa juga mengalami luka-luka.
Sri Sultan HB X menyayangkan adanya kegiatan susur sungai yang diadakan SMPN 1 Turi.
Pasalnya, kegiatan pramuka tersebut dilakukan saat musim hujan.
Hal itu sangat berbahaya bagi keselamatan para siswa.

Sebelumnya, Sri Hultan HB X menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa siswa SMPN 1 Turi, Sleman saat berkegiatan susur sungai.
"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai," kata Sri Sultan dalam keterangannya seperti diunggah twitter Humas Pemda DIY @humas_jogja.
Namun disisi lain ia juga prihatin dengan peristiwa tersebut dan menyayangkan mengapa kegiatan tersebut dilakukan di sungai pada saat musim hujan.
"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai," ucap Sri Sultan.
Ia berharap pihak sekolah bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Dan saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," kata Sultan
Ia mengimbau kepada semua tingkatan sekolah agar tak melakukan kegiatan di sungai ataupun di dekat sungai saat musim hujan.
"Saya hanya punya harapan kepada seluruh sekolah apapun tingkatannya, ini musim hujan jangan melakukan aktivitas dan berdekatan dengan sungai, apalagi menyusuri sungai, itu jelas sangat berbahaya," lanjut Sultan.
Ia berharap peristiwa tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.
"Saya minta para kepala sekolah, aktivitas kelompok masyarakat, aktivitas organisasi-organisasi yang lain, hindarilah musim hujan ini punya aktivitas untuk menyusuri sungai, untuk tidak terulang lagi," pungkas Gubernur DIY.
Sri Sultan sendiri telah mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat (21/2/2020) malam.
Sitemani oleh GKR Hemas, Sri Sultan menemuai orangtua korban siswa yang belum ditemukan.
Setibanya di sekolah, Sri Sultan dan GKR Hemas didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo berdialog dengan para guru.
Seperti dilaporkan Tribun Jogja, seusai bertemu degan guru, Sri Sultan dan GKR Hemas mengunjungi orangtua para korban.
Sultan juga menyampaikan bahwa dirinya sudah menyampaikan ke BPBD DIY untuk mengeluarkan edaran agar tak melakukan kegiatan di sekitaran sungai selama musim hujan.
"Entah itu alasannya untuk bersih desa ataupun bersih kali dan lainnya, ditunda saja dulu. Nggak usah pada waktu musim hujan," tuturnya. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ratusan Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut, Sri Sultan HB X: Kenapa Musim Hujan Ada Susur Sungai