Breaking News:

Sri Sultan Hamengku Buwono X Larang Keras Sekolah-sekolah di DIY Beraktivitas Susur Sungai

Terjadi petaka pada siswa-siswa SMPN 1 Turi Sleman, Sri Sultan Hamengku Buwono dengan tegas larang kegiatan semacam susur sungai

Editor: Talitha Desena
Dok humas Pemda DIY dan Dok.Pusdalops DIY
Sri Sultan Hamengku Buwono X Buka Suara Atas Petaka SMPN 1 Turi, Minta Pihak Sekolah Tanggung Jawab 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono turut berduka atas musibah yang terjadi pada para siswa di SMPN 1 Turi.

Sebagai Gubernur, Sri Sultan Hamengku Buwono melarang keras kegiatan yang berbahaya di musim hujan.

Seperti apa?

Terjadi petaka pada siswa-siswa SMPN 1 Turi Sleman, Sri Sultan Hamengku Buwono dengan tegas larang kegiatan semacam susur sungai.

Seperti yang diketahui, kejadian yang tidak terduga terjadi pada para siswa di SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabar duka datang dari dunia pendidikan di tanah air.

Aktivitas susur sungai dalam Pramuka yang dilakukan siswa-siswi di SMPN 1 Turi berakhir naas.

256 siswa SMPN 1 Turi melakukan susur sungai di lembah Sempor pada 21 Februari 2020.

Tengah menyusur, para siswa diterjang aliran air yang besar dari hulu.

Padahal, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca di DIY berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat bahkan angin kencang.

Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa siswa SMP N 1 Turi, Sleman saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) siang.

"Ikut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai," kata Sri Sultan dalam keterangannya seperti diunggah twitter Humas Pemda DIY @humas_jogja.

Namun disisi lain ia juga prihatin dengan peristiwa tersebut dan menyayangkan mengapa kegiatan tersebut dilakukan di sungai pada saat musim hujan.

"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai," ucap Sri Sultan.

Ia berharap pihak sekolah bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

"Dan saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," kata Sultan

Ia mengimbau kepada semua tingkatan sekolah agar tak melakukan kegiatan di sungai ataupun di dekat sungai saat musim hujan.

"Saya hanya punya harapan kepada seluruh sekolah apapun tingkatannya, ini musim hujan jangan melakukan aktivitas dan berdekatan dengan sungai, apalagi menyusuri sungai, itu jelas sangat berbahaya," lanjut Sultan.

Ia berharap peristiwa tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.

"Saya minta para kepala sekolah, aktivitas kelompok masyarakat, aktivitas organisasi-organisasi yang lain, hindarilah musim hujan ini punya aktivitas untuk menyusuri sungai, untuk tidak terulang lagi," pungkas Gubernur DIY.

Sri Sultan sendiri telah mengunjungi SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat (21/2/2020) malam.

Sitemani oleh GKR Hemas, Sri Sultan menemuai orangtua korban siswa yang belum ditemukan.

Setibanya di sekolah, Sri Sultan dan GKR Hemas didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo berdialog dengan para guru.

Seperti dilaporkan Tribun Jogja, seusai bertemu degan guru, Sri Sultan dan GKR Hemas mengunjungi orangtua para korban.

Sultan juga menyampaikan bahwa dirinya sudah menyampaikan ke BPBD DIY untuk mengeluarkan edaran agar tak melakukan kegiatan di sekitaran sungai selama musim hujan.

"Entah itu alasannya untuk bersih desa ataupun bersih kali dan lainnya, ditunda saja dulu. Nggak usah pada waktu musim hujan," tuturnya.

Update Proses Pencarian

Sebanyak 230 personel tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari Siswa SMPN 1 Turi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang hanyut di Sungai Sempor.

Proses pencarian korban terus dilakukan hingga Sabtu (22/2/2020) dinihari dan akan terus dilanjutkan.

Polda Jogja melalui akun twitternya @PoldaJogja melaporkan sebanyak 242 siswa dari total 249 telah dikonfirmasi keberadaannya, 6 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

Sementara untuk korban yang belum terkonfirmasi sebanyak 4 siswa berdasar update Jumat (21/2/2020) pukul 21.33 WIB.

Pihak tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian di malam hari ini hingga pagi dengan mempertimbangkan cuaca.

"Masih dilaksanakan pencarian kita maksimalkan untuk malam ini, dengan pertimbangan pertama kita lihat situasi cuaca kalau memungkinkan kita terus lakukan pencarian," kata Kakansar Yogyakarta Lalu Wahyu Efendi dalam keterangnnya.

Sebanyak 230 tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsir seperi Polri, TNI, PMI, Basarnas serta relawan dikerahkan untuk mencari korban yang hilang.

"Personil Basarnas Total keseluruhan ada 230 orang semuanya tim SAR gabungan," kata Wahyu Efendi dalam keterangannya seperti diunggah twitter @PoldaJogja.

Dilaporkan lokasi pencarian tersebut, dalam keadaan hujan dan minim penerangan.

Namun demikian, hal ini tak menyurutkan tim SAR gabungan untuk terus melakukan pencarian.

Pencarian dilakukan secara maraton, personel SAR Gabungan diturunkan dengan cara bergantian ke sungai.

Perahu karet juga digunakan untuk menyusuri sungai Sempor.

Untuk mengatasi minimnya penerangan tersebut, tim SAR gabungan mengandalkan pencahayaan dari senter dan juga menggunakan penerangan dari Mobil SAR.

Adapun operasi pencarian ini dilakukan pemantauan di beberapa lokasi titik seperti dilaporkan Pusdalpos DIY.

"Operasi Pencarian dilanjutkan dengan pemantauan di titik-titik Dam Matras, Dam bubrah, Dam lengkong, Dam polowidi, Dam watu gajah, Dam gawar, Tempuran bedog," kata Pusdalops DIY di akun twitternya.

Dalam pencarian ini, tim SAR menemukan beberapa barang milik siswa yang hanyut di sungai.

"Barang yang sudah ditemukan berupa baju pramuka, topi sama sepatu, ada tongkat juga," kata Kakansar Yoogyakarta Lalu Wahyu Efendi dalam keterangannya seperti diunggah Twitter Polda DIY.

Identitas Enam korban meninggal :

  1. Sofia Aulia (kelas 8), alamat Sumberejo
  2. Arisma (kelas 7), alamat Ngentak Tepan
  3. Nur Aizah (kelas 8), alamat Kembangarum
  4. Latifa, alamat Kembangarum
  5. Khoirunisa, alamat Karanggawang Girikerto TURI
  6. Evita Putri L, 7A alamat Soprayan Girikerto TURI

Sementara itu korban yang belum terkonfirmasi yakni :

  1. Yasinta Bunga, 7B dadapan
  2. Vanesa Dida, 7A Glagahombo Girikerto
  3. Zahra Imelda, 7D Kenteng, Wonokerto
  4. Nadine Fadilah, 7D Kenaruhan, Donokerto

(Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut, Sri Sultan HB X: Kenapa Musim Hujan Ada Aktivitas Susur Sungai

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Sri Sultan Hamengku Buwono Xsusur sungaisekolahSMPN 1 Turi
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved