Breaking News:

Mbah Diro, Kakek Tua 70 Tahun Rela Gendong Anak-anak yang Hanyut Susur Sungai, Selamatkan 30 Siswa

Sosok Mbah Diro, kakek yang dengan tubuh rentanya menolong para siswa yang hanyut karena susur sungai, berhasil selamatkan 30 siswa

Editor: Talitha Desena
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Mbah Diro, Kakek Tua 70 Tahun Rela Gendong Anak-anak yang Hanyut Susur Sungai, Selamatkan 30 Siswa 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mbah Diro merupakan sosok yang berjasa menyelamatkan para siswa SMPN 1 Turi.

Meski sudah berusia 70 tahun, Mbah Diro dengan perkasa menolong para korban susur sungai.

Dirinya mengaku tidak peduli dengan keselamatannya ketika menolong para siswa.

Sosok Mbah Diro, kakek yang dengan tubuh rentanya menolong para siswa yang hanyut karena susur sungai, berhasil selamatkan 30 siswa.

Kisah kepahlawanan yang dilakukan oleh penolong peristiwa para siswa SMPN 1 Turi saat susur sungai memang patut diapresiasi.

Insiden naas yang terjadi pada para siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DIY, menguncang dunia pendidikan.

Dalam ekstra kulikuler Pramuka pada 21 Februari 2020 lalu, para siswa diharuskan melakukan aktivitas susur sungai.

Padahal, saat itu DIY tengah diguyur dengan hujan lebat.

BMKG sampai mengeluarkan peringatan dini cuaca di DIY berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat bahkan angin kencang.

Meski begitu, pembina Pramuka tetap melaksanakan acara susur sungai.

256 siswa pun diterjang aliran air yang besar dari hulu.

Polisi menetapkan seorang pembina Pramuka sebagai tersangka dengan inisial IYA.

Di sela-sela insiden, terdapat aksi heroik yang dilakukan oleh warga setempat.

Salah satunya adalah seorang warga yang berusia senja bernama Mbah Diro.

Sudiro (71), atau akrab disapa Mbah Diro, satu di antara orang yang turut serta dalam upaya menolong para korban.

Meski usianya tak lagi muda, Mbah Diro nekat terjun ke Sungai Sempor untuk menolong siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai.

Pada saat kejadian, warga Dukuh, Donokerto, Turi tersebut sedang membersihkan makam yang tak jauh dari Sungai Sempor.

Ia mendengar teriakan siswa-siswa dari kejauhan.

"Saya baru membersihkan makam. Saya sudah mau memperingatkan supaya naik saja karena cuaca tidak mendukung. Lalu sudah dengar anak-anak minta tolong. Anak saya langsung menghampiri, katanya anak-anak kintir (hanyut terbawa arus)," ungkapnya, Senin (24/02/2020).

Wabup Sleman, Sri Muslimatun ketika memberikan tali asih ke Mbah Sudiro, warga Dukuh, Donokerto,Turi yang turut membantu Kodir saat menyelamatkan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai beberapa waktu lalu, Senin (24/02/3020)
Wabup Sleman, Sri Muslimatun ketika memberikan tali asih ke Mbah Sudiro, warga Dukuh, Donokerto,Turi yang turut membantu Kodir saat menyelamatkan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur sungai beberapa waktu lalu, Senin (24/02/3020) (TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma)

Tanpa pikir panjang, ia pun langsung bergegas menuju sungai.

Ia pun ikut masuk ke sungai membantu Kodir (37) yang lebih dulu di lokasi kejadian.

Dengan tubuhnya yang renta, Mbah Diro berusaha membantu sebisanya.

Gendong Anak-anak

Ia merangkul anak-anak yang hanyut ke tepi sungai.

Bahkan ia menggendong anak-anak yang mulai tak berdaya dan ketakutan.

"Arusnya memang cukup deras. Mungkin daerah atas sudah hujan deras, dan tiba-tiba air langsung tinggi. Itu yang membuat anak-anak terbawa arus. Ya cuma membantu sebisa saya saja. Ada yang cuma dipegangi saja, ada yang digendong,"terangnya.

Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar saat memantau proses pencarian korban susur sungai di Kali Sempor, Sabtu (22/2/2020)
Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar saat memantau proses pencarian korban susur sungai di Kali Sempor, Sabtu (22/2/2020) (Tribun Jogja/Santo Ari)

Tubuhnya yang tak kuat menahan beban itu pun sempat hanyut terbawa arus.

Beruntung ia bisa berpijak pada batu dan berpegangan pada tangga panjang yang dibawanya.

"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya. Saya bisa pegangan, tetapi karena batu licin, jadi terpeleset, kaki kena luka,"bebernya sambil menunjukkan luka di telapak kakinya.

Hampir 30 anak diselamatkan olehnya dan Kodir juga dengan warga yang lain.

Tak ada rasa takut yang menghantuinya. Ia hanya berpikir bagaimana cara menyelamatkan anak-anak yang hanyut.

"Saya sedih sekali melihat anak-anak terluka. Ada yang kena bebatuan, dahinya lecet-lecet dan berdarah," tutupnya.

Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020)
Siswa-siswi SMPN 1 Turi Sleman yang dievakuasi ke klinik dan puskesmas terdekat, Jumat (21/2/2020) (twitter @merapi_news)

Apresiasi dari Wakil Bupati Sleman

Atas keberaniannya, Mbah Diro mendapat tali asih dari Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.

Tak hanya Mbah Diro, Kodir pun mendapat tali asih sebagai apresiasi dan ucapan terimakasih.

"Mereka sudah mempertaruhnya nyawa untuk menyelamatkan anak-anak. Bahkan mereka juga bisa hanyut saat menyelamatkan, tetapi dengan berani mereka tetap membantu. Jangan dilihat dari nilainya, tetapi ini tanda kasih dan ucapan terimakasih saya sebagai ibu anak-anak Sleman,"kata Sri Muslimatun. 

(Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jogja dengan judul Kisah Mbah Diro saat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi, Nekat Nyebur ke Sungai demi Selamatkan Siswa

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
susur sungaiSMPN 1 TuriSlemanMbah Diro
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved