Kisah Pilu Tenaga Medis Virus Corona yang Diusir dari Kos Sampai 3 Hari Menginap di Rumah Sakit
Tenaga medis yang merawat pasien virus Corona sampai diusir dari kos & terpaksa menginap di rumah sakit sebelum dicarikan tempat
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kisah tenaga medis yang justru dikucilkan oleh warga.
Dirinya sampai harus menginap di rumah sakit karena menerima diskriminasi.
Seperti apa?
Tenaga medis yang merawat pasien virus Corona sampai diusir dari kos & terpaksa menginap di rumah sakit sebelum dicarikan tempat.
Indonesia tengah darurat virus Corona.
Pemerintah dengan tegas memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk mengurangi penyebaran virus tersebut.
• Kisah 50 Anggota Medis yang Rawat Pasien Corona Dikarantina, Tak Bisa Pulang Takut Tulari Keluarga
• Raditya Dika Berduka, Teman SMA Meninggal Karena Terinfeksi Corona, Dokter Muda Berusia 34 Tahun

Update terbaru seperti yang dikutip dari Tribunnews pada 25 Maret 2020, positif virus Corona 790 orang, sembuh 31 orang, dan meninggal 58 orang.
Pasien yang meninggal dunia karena virus Corona terus bertambah setiap harinya.
Tak hanya pasien, petugas medis menjadi sosok yang mudah terpapar virus Corona.
Apalagi petugas medis yang setiap hari harus melakukan kontak dengan pasien.
Sayangnya, petugas medis justru ada yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
Perawat dan dokter RSUP Persahabatan sempat mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi Covid-19.
Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.
Ada yang memilih menginap sementara waktu di rumah sakit karena tak punya tempat pulang.

Namun, mereka yang mendapat perlakuan diskriminatif kini bisa bernapas lega.
Selepas tiga hari menginap di rumah sakit, mereka kini memeroleh tempat baru.
"Memang saat itu ada yang diminta keluar dari kost-nya.
Pagi ini saya sudah dapat informasi valid bahwa mereka sudah dicarikan tempat oleh direktur rumah sakit," jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).
"Karena mereka 3 hari sudah menginap di rumah sakit," ia menambahkan.
Di samping itu, Harif berujar bahwa RSUP Persahabatan turut memfasilitasi mereka dengan tunjangan akomodasi di tempat barunya.
"Pagi ini sudah dapat informasi, selama masa wabah ini ada pula fasilitas antar-jemput untuk mereka," kata dia.
Harif memastikan bahwa insiden itu hanya terjadi pada sejumlah perawat dan dokter yang sebelumnya tinggal di sekitar RSUP Persahabatan.
Ia tak mendapatkan laporan ada peristiwa sejenis bagi perawat dan dokter dari rumah sakit lain yang juga turut menangani Covid-19.

"Hanya (perawat dan dokter) di rumah sakit satu itu saja, Rumah Sakit Persahabatan.
Saya kira ini hanya penyimpangan saja, kecil," tutup Harif.
Sebelumnya, informasi pengusiran perawat dan dokter RSUP Persahabatan pertama kali disampaikan oleh Harif pada sebuah gelar wicara di Kompas TV beberapa hari lalu.
Informasi tersebut kemudian diunggah oleh jurnalis Kompas TV Sofie Syarief dalam akun Twitter pribadinya, @sofiesyarief.
"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang perawat (dan sejumlah dokter) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga.
Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa virus.
Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," bunyi cuitan Sofie yang mendulang simpati warganet.
(Tribunnewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rawat Pasien Covid-19, Tenaga Medis Diusir dari Kos hingga Harus Menginap
Dan di Tribunnews.com, Cerita Tenaga Medis Rawat Pasien Virus Corona Diusir dari Kos Hingga 3 Hari Menginap di Rumah Sakit