Ratusan Orang Sambut Eva Yolanda LIDA di NTB yang Zona Merah COVID-19, Aparat Akui Kecolongan

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Publik dikejutkan dengan viralnya berita ratusan warga yang menyambut Eva Yolanda di NTB.

Meski Eva Yolanda telah dikawal aparat, para warga tetap berdesakan mendatangi rumah Eva.

Mengaku kecolongan, aparat berkata seperti ini!

Kedatangan Eva Yolanda di kampung halamannya, Nusa Tenggara Barat disambut oleh ratusan warga yang berdesakan, ini kata aparat yang mengaku kecolongan.

Publik dihebohkan dengan foto-foto dan video yang baru-baru ini beredar di media sosial.

Eva Yolanda, kontestan Liga Dangdut Indosiar (LIDA) yang mewakili Nusa Tenggara Barat pulang kampung.

• Tak Pedulikan Himbauan, Ratusan Orang Sambut Kedatangan Eva Yolanda Liga Dangdut di Kampung Halaman

• Positif Corona, Pasien Malah Keluar Rumah Naik Ojek, Keluarga Bantah Dijemput Paksa, Ini Faktanya

Dirinya pulang kampung setelah gagal di Top 12 Group 3.

Dari Jakarta dan kemudian ke NTB, Eva juga disambut ratusan warga Jengik, Lombok Timur.

Ratusan orang justru berkumpul demi melihat Eva Yolanda LIDA.

Padahal, pemerintah telah menghimbau masyarakat melakukan social distancing.

Himbauan pemerintah tampaknya tak dipedulikan oleh masyarakat.

Dalam video yang beredar di grup WhatsApp, tampak ramainya warga yang tak memperdulikan social distancing.

Mereka justru berkerumun, berdesak-desakan, berteriak meminta Eva menyanyikan lagu seperti saat masih berkompetisi di salah satu stasiun televisi swasta.

Kepulangan Eva ke kampung halaman pasca-tereliminasi dari kontes tersebut, Sabtu (4/4/2020) dini hari.

Dari rekaman video yang tersebar, terlihat Eva mengenakan hijab berwarna hitam dan kalungan bunga kuning. Eva sempat menyanyikan sebuah lagu.

Dalam video lainnya, tampak polisi mengawal kedatangan Eva.

Polisi mengunakan mobil patroli dan terdapat empat petugas meminta warga tak menghadang jalan mobil yang dinaiki Eva.

Namun, warga tampak tak menghiraukan hal itu.

"Eva...Eva...Eva anakku, Ya Allah Eva," teriak warga mengerumuni mobil Eva dan menciuminya bergantian.

Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio membenarkan bahwa kedatangan Eva disambut para penggemarnya.

Hanya saja, video yang beredar tidak lengkap.

Aparat kepolisian memang mengawal kedatangan Eva agar tidak dikerumuni massa.

Namun, massa di jalan menuju rumah Eva sudah berkumpul.

Petugas berusaha keras meminta mereka membubarkan diri secara persuasif.

"Ya memang namanya juga penggemarnya, apalagi teman kecilnya di kampung, jadi semua  ingin bertemu Eva.

Aparat kami sudah berusaha, dan akhirnya secara sadar melalui tim relawan kemenangan Eva, masyarakat akhirnya bubar," kata Tunggul yang juga merupakan Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lombok Timur, saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (6/4/2020).

"Sulit memang menghadapi reaksi masyarakat terhadap idolanya," ujar Tunggul menambahkan.

Tunggul mengatakan, tidak masalah jika masyarakat menganggap petugas kecolongan.

Tapi yang pasti, petugas di lapangan sudah berusaha keras dan mencoba dengan cara persuasif agar masyarakat membubarkan diri.

"Mohon maaf kalau dianggap kecolongan, tetapi petugas kami sudah berusaha.

Kami tak henti-hentinya mengimbau pada masyarakat agar selalu mengindahkan aturan Menteri Kesehatan dan imbauan Kapolri untuk menghindari keramaian dan jaga jarak serta menjaga kesehatan," kata Tunggul.

Lombok Timur merupakan zona merah Covid-19 di NTB. Di daerah ini ada dua warga yang dinyatakan positif Covid-19.

Apa yang terjadi di Desa Lando, Lombok Timur, tidak mengindahkan maklumat Kapolri dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berdasarkan aturan itu, Polri mengimbau masyatakat untuk tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak.

(Tribunnewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Warga di NTB Berdesak-desakan Sambut Eva Yolanda LIDA, Padahal Zona Merah Covid-19

Dan di Tribunnewsmaker.com, Eva Yolanda LIDA Disambut Ratusan Orang di NTB yang Zona Merah COVID-19, Aparat Akui Kecolongan