Kisah Pilu Bapak di NTT, Jual Ternak untuk Tiket Pulang Buah Hati, Sang Anak Malah Diusir Warga
Kisah pilu seorang bapak di NTT, jual ternak untuk tiket pulang buah hati, sang anak malah diusir warga karena dianggap membawa wabah corona.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang bapak di Dusun Waipare, Desa Watumilok, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka membagikan kisah pilunya.
Sang anak, Yohanes Januarius Subandi (28), diusir warga kampung saat pulang merantau dari Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (12/4/2020).
Usut punya usut, warga khawatir Yohanes membawa wabah corona.
Sang ayah, Lambertus Sedu mengatakan, anaknya terpaksa pulang kampung karena sudah diberhentikan dari perusahaan sawit tempat ia bekerja.
Lambertus berpikir, daripada anaknya tinggal di Samarinda dengan kondisi menganggur, lebih baik pulang kampung membantu orangtua.
"Kami jual satu ekor babi dan belikan dia tiket pulang dari Samarinda ke Maumere."
• VIRAL Video Bupati di Sulawesi Utara Keliling Kampung Bawa Peti Mati, Ternyata Ini Tujuannya
• Datangi & Rawat Pasien Corona Tanpa APD, Perawat di India Menangis Hanya Dibayar Rp 6.000 per Hari
• Terjebak Lockdown Corona, Tyson Lynch Bagikan Curhat Pilu, Ungkap Rindu Menggebu Jelang Ultah Anak

"Sampai di sini, dia diusir warga kampung."
"Kami kecewa juga."
"Kami harap ada upaya dari pemerintah untuk menangani soal ini," ujar Lambertus kepada sejumlah awak media di Kampung Waipare, belum lama ini.
Lambertus mengatakan, saat tiba, anaknya langsung dibawa ke Posko Gugus Tugas Covid-19 di Kantor Dinkes Sikka.
Di posko itu, petugas mengambil data diri Yohanes. Setelah mengantongi surat karantina mandiri, petugas meminta Yohanes untuk pulang dan karantina di rumah.
• 5 Hal yang Kamu Butuhkan saat Work From Home di Tengah Pandemi Corona, Tetap Produktif Tanpa Stres
• Gelar Pernikahan Sebelum Lockdown Corona, Berikut 4 Fakta Terbaru Rahma Azhari: Tak Banyak Berubah!
Keduanya pun pulang ke rumah di Waipare.
Namun, sampai di rumah, Yohanes dipanggil seorang petugas untuk datang ke posko.
Sampai di posko yang tidak berjauhan dengan rumah mereka, ternyata warga sudah banyak.
Warga mendesak agar Yohanes dikarantina di tempat lain yang cukup jauh dari kampung itu.
"Kalau karantina mandiri di rumah, kami sudah siap rumah. Sebagai orangtua, kami juga takut, apalagi anak kami bukan apa datang dari daerah wabah."
"Kami juga takut tinggal bergabung, jadi lepas di satu rumah kecil sendiri," ungkap Lambertus.
Sementara itu, Camat Kangae, Aqualinus mengimbau warga agar tidak main hakim sendiri, apalagi mengusir sesama. (TribunNewsmaker/ *)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jual Babi untuk Tiket Pulang Anak, Malah Diusir Warga karena Dianggap Bawa Virus Corona".
UPDATE: Kini Ada 5.923 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 407

Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa masih ada penularan virus corona yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.
Dalam kurun waktu Kamis (16/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Jumat (17/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 407 pasien Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, kini ada 5.923 pasien Covid-19 di Indonesia, sejak kasus ini diumumkan untuk kali pertama pada 2 Maret 2020.
Pernyataan ini disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Jumat sore.
"Konfirmasi kasus positif Covid-19 adalah 5.923," ucap Yurianto.
• 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Positif Corona, Ganjar Mengaku Kaget, Diduga karena Pasien Tak Jujur
• 3 Bulan Tak Manggung Gara-gara Corona, Nassar Rela Jual Cincin Berlian & Berdagang Hand Sanitizer
• Video Tangis KSAD Jenderal Andika Perkasa & Istri Dengar Curhat Perawat Corona: Saya Ingin Memeluk
Dalam periode yang sama, menurut dia, terjadi penambahan 59 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Penambahan ini menyebabkan jumlah pasien yang dinyatakan negatif virus corona berdasarkan dua kali pemeriksaan totalnya ada 607 orang.
Akan tetapi, pemerintah juga masih menyampaikan kabar duka dengan adanya penambahan pasien yang meninggal.
Berdasarkan data yang sama, ada penambahan 24 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Total pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat ini ada 520 kasus.
• Minta Anies Baswedan Tutup Kantor yang Masih Beroperasi Saat PSBB, Kemenhub: Masih Buka Denda Saja
Menurut Achmad Yurianto, penambahan kasus Covid-19 ini memperlihatkan bahwa penularan masih banyak terjadi.
Dia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menangani penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.
"Ini adalah masalah kita bersama. Hanya kita bersama yang bisa menyelesaikan permasalahan ini," ujar Yuri.
Kasus baru di 19 provinsi
Data pemerintah memperlihatkan bahwa penambahan kasus Covid-19 masih banyak terjadi di DKI Jakarta sebagai episentrum penularan virus corona.
Ada 154 kasus baru di Ibu Kota, sehingga total kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 2.815 pasien.
Data juga memperlihatkan bahwa penyebaran mulai banyak terjadi di daerah. Di Sulawesi Selatan misalnya, ada penambahan 62 pasien Covid-19.
Jawa Barat juga masih mencatat penambahan kasus baru cukup tinggi dengan 58 pasien.
Berdasarkan sebaran data kasus baru Covid-19 di sejumlah wilayah, berikut paparannya:
Persebaran kasus baru Covid-19 pada 17 April 2020:
1. DKI Jakarta: 154 kasus baru
2. Sulawesi Selatan: 62 kasus baru
3. Jawa Barat: 58 kasus baru
4. Kalimantan Utara: 19 kasus baru
5. Kepulauan Riau: 19 kasus baru
6. Sumatera Selatan: 17 kasus baru
7. Kalimantan Selatan: 15 kasus baru
8. Bali: 11 kasus baru
9. Banten: 11 kasus baru
10. Papua: 9 kasus baru
11. Jawa Timur: 8 kasus baru
12. Sumatera Barat: 7 kasus baru
13. NTB: 6 kasus baru
14. Jawa Tengah: 5 kasus baru
15. Sulawesi Tengah: 2 kasus baru
16. DIY: 1 kasus baru
17. Jambi: 1 kasus baru
18. Kalimantan Tengah: 1 kasus baru
19. Riau: 1 kasus baru
Total: 407 kasus baru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Kini Ada 5.923 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 407"