Breaking News:

Deretan Kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Petak Umpet hingga Nekat Peluk Warga Agar Tertular

Inilah deretan kisah penjemputan pasien positif Covid-19. Ada yang main petak umpet dengan petugas hingga peluk warga agar tertular.

Kompas.com/Irwan Nugraha
Pasien corona ngamuk dan coba peluk warga yang menontonnya saat dijemput paksa 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah deretan kisah penjemputan pasien positif Covid-19.

Penjemputan pasien corona tidak selalu mulus.

Banyak kendala yang dialami petugas yang sudah mengenakan APD lengkap dalam menjemput pasien.

Pasalnya, tidak sedikit pasien yang menolak dijemput.

Ada yang tdak terima dinyatakan positif corona.

Mereka menolak untuk menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit.

Petugas Kecolongan! Jenazah Pasien Corona Dibuka & Dimandikan, 15 Warga Sidoarjo Positif Covid-19

Dijemput Petugas, Pasien Positif Corona Ini Malah Ngamuk & Peluk Orang di Dekatnya Agar Tertular

Covid-19 atau Virus Corona.
Covid-19 atau Virus Corona. (Kolase TribunNewsmaker- Shutterstock dan freepik)

Ada juga yang nekat melakukan tindakan tidak pantas hingga merugikan berbagai pihak.

Tidak semua warga menyadari pentingnya karantina untuk menekan penularan usai dinyatakan terinfeksi Covid-19.

Banyak yang justru menyusahkan petugas.

Kompas.com merangkum, beberapa pasien positif corona justru melakukan aksi nekat saat dijemput oleh petugas medis.

Seperti yang ada di Tasikmalaya, seorang pasien corona memeluk warga yang merekam penjemputan agar warga tersebut tertular.

Sedangkan di Pamekasan, tim medis harus bersabar berjam-jam lantaran pasien yang mereka jemput bersembunyi.

Berikut deretan kisah penjemputan pasien positif Covid-19 :

Petak umpet dengan petugas

Seorang pasien positif corona di Pamekasan, Jawa Timur malah 'petak umpet' dengan tim medis.

Usai dinyatakan positif Covid-19 dari hasil rapid test, pasien tersebut dijemput petugas untuk menjalani karantina.

Tetapi, petugas harus menunggu berjam-jam lantaran pasien bersembunyi ketika dijemput.

Bahkan tim medis juga melibatkan pihak kepolisian dalam penjemputan.

"Negosiasinya cukup alot mulai dari pukul 21.00 WIB sampai pukul 00.17 WIB baru mau dibawa ke rumah sakit. Bahkan yang bersangkutan bersembunyi," kata petugas Polsek Proppo Briptu Khairul Anwar.

Gejala Tak Biasa Ditemukan Pada Pasien Covid-19 di Indonesia, Hati-hati Bila Alami Nyeri Perut

Dengan penuh perjuangan, tim akhirnya berhasil membujuk pasien agar bersedia dikarantina di Rumah Sakit Pamekasan.

Kepala bagian Humas Pemkab Pamekasan Sigit Priyono mengatakan, pasien tersebut pernah mengikuti pelatihan petugas kesehatan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 9-18 Maret 2020.

Sepulang dari Surabaya, ia menderita sakit dan melakukan tes swab.

Hasilnya, pasien itu dinyatakan positif Covid-19.

Peluk warga yang merekam penjemputan, teriak "Kamu ODP"

Seorang pria di Tasikmalaya berinisial AR dinyatakan positif Covid-19 dan menolak dikarantina.

Akhirnya, petugas harus menjemput AR di Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat didatangi petugas, pria berusia 40 tahun itu mengamuk.

Ia tak terima dijemput oleh petugas medis untuk menjalani karantina.

AR bahkan berlari mengejar warga yang merekam dengan kamera ponselnya.

AR juga memeluk warga tersebut supaya mereka tertular.

"Ieun naon (apa) sih? Di mana sih? Saya peluk semua ODP, kamu ODP," kata dia.

Keluarga AR sempat mempertanyakan keberadaan banyak orang ketika penjemputan.

"Kenapa ini bawa segini banyak?" tanya seorang perempuan.

Setelah membujuk dan menenangkan suasana, AR akhirnya bersedia dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.

Tim pun langsung melakukan tracing. Sedangkan kawasan rumah AR disemprot dengan disinfektan.

Bupati Madiun dituding zalim saat menjemput santri positif

Seorang santri laki-laki Ppndok Temboro Magetan di Madiun dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Lantaran santri itu termasuk orang tanpa gejala (OTG), orangtua sempat menolak jika putra mereka dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.

Padahal berdasarkan hasil tes swab, pemuda itu positif terinfeksi corona.

Fakta Pasien Positif Corona Mengamuk Saat Dijemput Petugas, Tak Terima, Peluk Warga Agar Tertular

Penjemputan yang berlangsung alot membuat Bupati Madiun Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing turun tangan membujuk orangtua agar sang anak diizinkan menjalani karantina.

Namun setibanya di rumah santri tersebut, bupati justru diadang.

"Kedua orangtua anak itu menolak anaknya yang positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit lantaran merasa anaknya dalam kondisi sehat.

Kedua orangtua anak itu tetap kukuh seperti itu,” kata Kaji Mbing.

Tak berhenti di situ, ayah sang santri membacakan doa dan menuding bupati menzalimi keluarganya.

"Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi.

Tetapi, saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.

Perdebatan berlangsung sekitar sejam hingga akhirnya orangtua melepas santri itu untuk diisolasi di RSUD Dolopo Madiun. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Warga Dipeluk Agar Tertular hingga Petak Umpet dengan Petugas"

dan di Tribunnews Deretan Kisah Penjemputan Pasien Positif Covid-19, Nekat Sembunyi hingga Peluk Warga Agar Tertular

Sumber: Kompas.com
Tags:
virus coronaCovid-19PamekasanTasikmalaya
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved