Kisah Korban PHK Mudik Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo, Tetap Puasa, Dapat Berkah Ini di Perjalanan
Maulana Arif BUdi Satrio nekat mudik dari Jakarta ke Solo dengan berjalan kaki. Tetap berpuasa hingga dapat berkah ini di perjalanan.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kisah menyentuh datang dari seorang pria bernama Maulana Arif Budi Satrio (38).
Jadi korban PHK, pria yang akrab disapa Rio nekat mudik ke kampung halamannya di Solo.
Tak naik transportasi umum, Rio mudik dari Jakarta ke Solo dengan berjalan kaki.
Ia pun menempuh jarak sekitar 100 kilometer dengan jalan kaki.
Rio juga menempuh perjalanan selama 4 hari dari Jakarta ke Solo.
Rio merupakan warga Sudiroprajan, Jebres, Solo.
• Pesan Kartika Putri untuk yang Masih Nekat Mudik, Istri Habib Usman Peringatkan dengan Logat Ngapak
• Tak Terima Dilarang Mudik karena Corona, Ibu di Purwakarta Bacok Anak Saat Tidur, Ini Kronologinya

Kendati berjalan kaki dari Jakarta ke Solo, Rio tetap menjalankan ibadah puasa.
Di bawah terik matahari, Rio tak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Rio makan sahur dan berbuka di warung-warung yang ia lintasi ketika berjalan kaki menuju Solo.
Di tengah cobaan yang menghampiri, Rio masih merasakan berkah yang datang padanya.
Rio mengaku beruntung karena warung-warung itu tak mau dibayar setelah mendengar ceritanya.
"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Solo. Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak. Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya, Selasa (19/5/2020).
Tentu tak mudah berpuasa sambil terus berjalan kaki di tengah panasnya matahari.
Menurutnya, medan terberat yang dia hadapi ialah di kawasan Karawang Timur sampai Tegal.
"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap dia.
Di-PHK dari sopir bus

Rio sebelumnya merupakan sopir bus pariwisata di Jakarta sejak 2017.
Semua berjalan lancar hingga virus corona masuk ke Indonesia dan membuat bisnis transportasi kocar-kacir.
• Lagu Ojo Mudik, Tembang Terakhir Didi Kempot yang Dirilis Sebelum Dirinya Pergi Untuk Selamanya
• Curi Perhatian Ganjar Pranowo, Simak 6 Fakta Mbah Minto, Sosoknya Viral karena Video Larangan Mudik
Buntutnya 8 Mei lalu, dia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaannya.
Dengan kondisi tanpa pekerjaan, dia berpikir tak akan bisa bertahan hidup di Jakarta dalam waktu yang lama.
Dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Solo.
Sempat coba naik bus dan mobil

Jalan kaki ternyata merupakan cara terakhir yang dipilih Rio.
Sebelumnya dia sudah mencoba naik bus dengan membayar tiket Rp 500 ribu, namun yang dia dapat tak sesuai ekspektasi.
"Saya mencoba naik angkutan umum, tapi sangat mahal, Rp 500.000 tarifnya. Terus yang datang bukan bus tapi Elf, dan penumpangnya melebihi kapasitas," terang Rio.
"Akhirnya saya minta uangnya. Paginya saya berangkat lagi pinjam kendaraan pribadi. Sampai di Cikarang harus balik, harus ribut dulu sama petugas. Saya tetap mengotot untuk pulang karena di-PHK tidak ada pendapatan, terus mau ke mana?" sambung Rio.
Sampai Batang ketahuan teman

Rio memulai perjalanan sejak 11 Mei 2020 dari rumah kontrakannya di Cibubur, Jakarta Timur, selepas salat subuh.
Tiba di Gringsing, Kabupaten Batang, 14 Mei 2020, keberadaan Rio diketahui kawan-kawannya sesama sopir bus.
Setelah itu, dia tak boleh lagi berjalan kaki oleh kawan-kawannya dan akan diantar sampai Solo.
"Sampai Gringsing Kamis sore. Saya dijemput dari teman-teman Peparindo, diantar pulang ke Solo. Saya tiba di Solo hari Jumat pukul 08.00 WIB," ungkap dia.
Jalani karantina

Sampai di Solo, 15 Mei 2020, Rio langsung menuju Posko COVID-19 untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Dia lalu dikarantina di Graha Wisata Niaga selama 14 hari.
• Nekat Mudik & Jalan Kaki Belasan Kilometer, Wanita Ini Pingsan di Toilet Minimarket, Tangan Membiru
• Kronologi Pemudik Pingsan di Toilet Minimarket, Bikin Heboh Wajahnya Pucat Hingga Tangan Membiru
Sempat khawatir dengan tempat karantina pemkot, Rio justru merasa nyaman tinggal di sana.
"Saya kaget. Di sini teman-teman yang juga menjalani karantina itu sudah seperti keluarga. Makan terjamin, tidur nyaman, saya dapat kasur baru yang masih diplastik. Jadi benar-benar luar biasa bagi saya. Sangat memanusiakan manusia," ucap Rio.
Selepas karantina, Rio sudah memiliki rencana kegiatan, yakni berziarah ke makam orangtuanya.
"Rencananya setelah keluar karantina saya mau ke makam orangtua di Bonoloyo," ujar dia. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Korban PHK yang Nekat Mudik Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo, Tetap Berpuasa, Kulit Gosong Tersengat Matahari
dan di Tribunnews.com Jadi Korban PHK, Pria Ini Nekat Mudik Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo, Tetap Puasa, Dapat Berkah Ini