Breaking News:

Muhammadiyah Tanyakan Soal New Normal, Sebut Kasus Covid-19 Masih Tinggi: Sudah Dikaji Secara Valid?

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mempertanyakan kebijakan new normal yang tengah dipersiapkan pemerintah.

Situs Resmi Muhammadiyah via Tribunnews
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah . 

Tapi, di sisi lain pemerintah menyampaikan pemberlakuan relaksasi.

"Kesimpangsiuran ini sering menjadi sumber ketegangan aparat dengan rakyat.

Bahkan, demi melaksanakan aturan kadang sebagian oknum aparat menggunakan cara-cara kekerasan," tutur Haedar.

Atas sikap pemerintah ini, menurut Haedar, wajar publik menilai pemerintah lebih mementingkan sektor ekonomi ketimbang keselamatan rakyatnya sendiri.

Ia mengatakan, penyelamatan ekonomi memang penting.

Tetapi yang tidak kalah penting adalah keselamatan masyarakat ketika wabah Covid-19 belum dapat dipastikan penurunannya.

Oleh karena itu, PP Muhammadiyah meminta supaya pemerintah mengkaji dengan saksama pemberlakuan new normal.

Pemerintah juga dminta memberi penjelasan yang objektif dan transparan mengenai dasar kebijakan new normal, maksud dan tujuan new normal, hingga konsekuensi terhadap peraturan yang sudah berlaku khususnya di wilayah PSBB.

Pemerintah juga diminta menyampaikan jaminan daerah yang sudah dinyatakan aman atau zona hijau yang diberlakukan new normal, serta persiapan yang dilakukan pemerintah untuk memastikan Covid-19 tak semakin meluas karena kebijakan tersebut.

Haedar mentatakan, tanggung jawab atas segala konsekuensi dari kebijakan new normal sepenuhnya ada pada pemerintah.

"Pemerintah dengan segala otoritas dan sumberdaya yang dimiliki tentu memiliki legalitas kuat untuk mengambil kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata dia.

Ilustrasi - Pola hidup baru (new normal) di tempat kerja
Ilustrasi - Pola hidup baru (new normal) di tempat kerja (Freepik.com)

Kata Psikolog Soal New Normal

Sejak adanya kasus Covid-19 di Indonesia, kontak fisik antar sesama semakin berkurang karena adanya social distancing serta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Penerapan jaga jarak yang sudah berlangsung hampir tiga bulan membuat digitalitasi semakin terasa di kehidupan sehari-hari.

Lantaran orang jadi belajar, bekerja, hingga beribadah secara online di rumah. Bahkan transaksi pembayaran pun sekarang sudah banyak mengandalkan dompet digital.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
MuhammadiyahHaedar NashirCovid-19new normal
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved