Virus Corona
Jangan Cuma Rebahan Selama di Rumah Saja, Bersiap Hadapi New Normal dengan Gaya Hidup Sehat
Hal tersebut membuat aktivitas jadi terbatas. Orang jadi belanja, bekerja, belajar, hingga beribadah secara online.
Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat jadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ini didorong kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan jarak sosial (social distancing) untuk menekan penyebaran virus corona.
Hal tersebut membuat aktivitas jadi terbatas. Orang jadi belanja, bekerja, belajar, hingga beribadah secara online.
Intensitas tubuh bergerak pun menjadi lebih rendah ketimbang sebelumnya waktu beraktivitas secara normal di luar rumah.
• Bikin Geger Pengungsian Berisi 54 Orang, Seorang Ibu Bungkam Meski Hasil Rapid Testnya Reaktif
"Kondisi ini disebut sedentary lifestyle, suatu keadaan di mana hidup kita terikat pada kursi," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik, Dr Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD dalam webinar tentang Meningkatkan Daya Tahan Tubuh selama Pandemi Covid-19, Rabu (3/6/2020).
Alhasil, rendahnya gerak tubuh berakibat pada peningkatan berat badan.
Menurut Roy, ini mengarah pada kondisi yang disebut sindroma perut buncit atau obesity and metabolic syndrome.

Dia menjelaskan, sindroma perut buncit memiliki kumpulan gejala di mana terjadi obesitas sentral yakni perut menjadi buncit, serta tekanan darah dan gula darah jadi naik.
Selain itu, trigliserida atau lemak yang yang mengalir dalam darah juga menjadi naik. Sementara kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) jadi turun.
• Merebak di Kongo dan Menimbulkan Keresahan di Tengah Pandemi, Ini Perbedaan Virus Ebola dan Corona
Kondisi demikian erat kaitannya dengan kemungkinan terjadi penyakit menahun seperti tekanan darah, jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), obesitas, dan diabetes.
Oleh sebab itu, lanjutnya, bersamaan dengan menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat juga dihadapkan dengan fenomena diabetes.