POPULER Fakta Ledakan di Beirut Lebanon, Dugaan Sumber Penyebab hingga Jumlah Korban, Ini Kata KBRI
Ledakan yang berlokasi di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebuah ledakan besar mengguncang area pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Ledakan tersebut dikabarkan menewaskan hingga puluhan orang.
Bahkan, ratusan orang juga dikabarkan terluka akibat insiden ini.
Beberapa bangunan yang berjarak ratusan kaki dari pusat ledakan juga ikut hancur dan rusak.
Dilansir dari NBCNews, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan penyebabnya kemungkinan adalah api di sebuah hangar daerah pelabuhan Beirut, di pantai barat negara itu.
Hangar tersebut disebutkan berisi bahan peledak.
• Fakta-fakta Ledakan Dahsyat Beirut, Lebanon, Ahli Perkirakan Kekuatannya Seperlima Bom Hiroshima
• 5 Fakta Ledakan di Lebanon, 78 Orang Tewas & 4000 Orang Luka-luka, Bagaimana Kondisi WNI di Sana?
• Tangis Gubernur Beirut Saat Lihat Kotanya Luluh Lantak Karena Ledakan Besar: Kita Harus Bertahan

Setelah membandingkan gambar dan video yang diunggah di media sosial dengan citra satelit, tampaknya menguatkan bahwa ledakan itu terjadi di sebuah gudang di Beirut Port Silos.
Namun, penyebab pasti ledakan belum dapat dipastikan.
Saksi mata mengatakan kepada televisi LBC bahwa setidaknya lusinan terluka dan rumah sakit penuh dengan korban yang terluka.
Lantas apa saja fakta yang berhasil terungkap?
Mengutip dari berbagai sumber, simak ulasannya berikut ini:
1. Menewaskan 78 orang
Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon telah menewaskan 78 orang dan melukai hampir 4.000 orang lainnya.
Jumlah korban tewas maupun luka-luka diperkirakan masih akan meningkat mengingat proses evakuasi masih berlangsung.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan.
"Ada banyak orang yang hilang. Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hasan.
2. Ada 2.750 Ton Amonium Nitrat di Lokasi Ledakan
Dikutip dari Reuters, Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, keadaan darurat diumumkan di Beirut selama dua minggu dan berkabung selama tiga hari.
Sementara itu, mengutip pernyataannya di akun Twitter kepresidenan @LBpresidency, Aoun mengaku tidak akan puas sampai menemukan orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
"Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman 'amonium nitrat' diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara," ujar dia.
• Korban Selamat Ledakan di Beirut, Lebanon Beri Kesaksian: Gedung Runtuh, Tak Percaya Masih Hidup
3. Tanggapan KBRI
Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari menyatakan, ledakan yang terjadi di Beirut diduga disebabkan oleh bahan-bahan yang mengandung sodium nitrat yang terbakar.
Barang-barang itu disimpan di Pelabuhan Beirut.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan yang terjadi pukul 18.02 waktu setempat.
Sumber awal menyampaikan analisis bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan.
"Informasi bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan sodium nitrat dalam volume besar yang disimpan di port (pelabuhan)," ujar Hajriyanto melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).
"Sodium nitrat adalah bahan putih yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api," kata dia.
Menurut Hajriyanto, pelabuhan yang menjadi lokasi ledakan berdekatan dengan pusat kota Beirut.
Ini menyebabkan munculnya kerusakan dan korban jiwa.
"Lokasi port berdekatan dengan downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan," ujar dia.
Ia menambahkan, berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat.
"Dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 1.447 WNI, dengan 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," kata Hajriyanto.
"Satu WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," ujar mantan wakil ketua MPR ini.
• Kesaksian Korban Ledakan Dahsyat Lebanon, De Javu Dibom Israel 14 Tahun Lalu : Merasa Bakal Tewas
4. Trump Duga Ada Serangan

Presiden AS Donald Trump menyatakan, dua ledakan yang mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon, diduga merupakan serangan.
"Seperti serangan yang begitu mengerikan," ucap presiden berusia 74 tahun itu kepada awak media saat berada di Gedung Putih.
Trump menyatakan, dia sudah bertemu dengan para jenderalnya di mana mereka menyebut ledakan di Beirut itu bukan insiden yang biasa.
Dilansir AFP Selasa (4/8/2020), dia mengatakan insiden yang menghantam ibu kota Lebanon tersebut bukan karena bahan peledak untuk manufaktur.
"Kemungkinan, berdasarkan keterangan mereka yang jelas lebih tahu daripada saya, ini adalah semacam bom. Ini serangan," papar Trump. (TribunNewsmaker/ Irsan Yamananda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Ledakan Besar di Beirut, Lebanon: Dugaan Sumber Penyebab, Tanggapan KBRI, Hingga Jumlah Korban.