Diduga Dukun Santet, Rumah Kakek di NTB Dibakar 50 Orang Warga, Uang Rp 200 Juta Hangus Terbakar
Usut punya usut, sang kakek dituduh sebagai dukun santet oleh puluhan warga tersebut.
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beberapa hari yang lalu, warga Desa Sai, Kecamatan Soromandi, Bima, Nusa Tenggara Barat dihebohkan dengan adanya sebuah peristiwa.
Rumah seorang kakek berinsial SJ (50) dibakar oleh puluhan warga.
Peristiwa itu terjadi pada hari Kamis, 3 September 2020.
Usut punya usut, sang kakek dituduh sebagai dukun santet oleh puluhan warga tersebut.
Walhasil, uang sebesar Rp 200 juta yang tersimpan di rumah SJ turut hangus terbakar.
"Barang-barang yang rusak dan terbakar antara lain uang Rp 200 juta."
"Total kerugian Rp 250 juta," kata Kasub Sektor Soromandi Ipda Zulkifli melalui keterangan tertulis, Kamis seperti dikutip dari Kompas.com.
• Pria Nekat Bakar Istri & Anak di dalam Kamar hingga Tewas, Ada teriakan: Tolong! Kenapa Dikunci
• Sempat Cekcok, Suami Ajak Anak & Istri Bakar Diri, Balita Tewas Berdiri, Tetangga Coba Dobrak Pintu
• AKHIR Pembakaran Polsek Ciracas, Jenderal Andika Perkasa Minta Maaf: Terlalu Enak Kalau Cuma Dihukum

Zulkifli kemudian menjelaskan kronologi lengkap dari peristiwa tersebut.
Pembakaran rumah itu berawal saat SJ sedang berbaring di bawah kolong rumahnya, Kamis dini hari.
Korban kemudian melihat dua orang yang tidak dikenal datang dengan wajah ditutup dengan sarung.
Pada saat itu korban langsung menegur dengan menggunkan bahasa Bima untuk menanyakan identitas kedua orang tersebut.
• Kronologi Lengkap Kelompok Massa Serang & Bakar Polsek Ciracas, Dipicu Hoaks yang Disebar Oknum TNI
Namun, tidak ada jawaban.
Selang beberapa menit, sekitar 50 orang datang menghampiri dan melempari rumah SJ sambil mengeluarkan kata-kata kotor.
Melihat banyak orang datang menyerang kediamannya, SJ membawa serta keluarganya lari menyelamatkan diri ke Dusun Riando.
Saat itu puluhan warga membakar rumah SJ. Polisi yang mendapat informasi kemudian mendatangi lokasi.
Untuk menghindari amukan massa, anggota Subsektor Soromandi telah mengantar korban beserta Istri dan anaknya ke rumah keluarga di desa lain.
Polisi hingga saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.
Zulkifli mengimbau kepada warga Soromandi agar bijak dalam menerima informasi yang belum pasti kebenarannya.
"Hilangkan kebiasaan main hakim sendiri."
"Mari sama-sama kita jaga situasi kamtibmas di wilayah Soromandi agar senantiasa aman terkendali jelang pilkada damai di daerah kita tercinta," kata Zulkifli.
Suami Ajak Anak & Istri Bakar Diri
Sementara di Desa Karangsari RT 6/3, kecamaatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah beredar kabar suami diduga mengajak anak dan istrinya untuk bakar diri.
Suami tersebut diketahui bernama Amir (35).
Ia mengajak anak balitanya yang bernama Nafisa (3) untuk bakar diri.
Tak hanya itu, sang istri yang bernama Muamalah (29) juga dipaksanya untuk ikut bakar diri.
Akibat aksi bakar diri tersebut, mereka bertiga mengalami luka yang cukup serius.
Bahkan anak dan istri Amir meninggal dunia lantaran menderita luka bakar di sekujur tubuh.
Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (29/8/2020) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.
Mengalami luka bakar yang cukup serius, ketiganya dibawa ke RSUD Kajen.
Namun sayang, nyawa istri dan anak Amir tak tertolong.
Muamalah menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalani perawatan di RSUD Kajen.
Muamalah dikabarkan meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB.
"Korban kebakaran bertambah satu orang yaitu ibu kandung Nafisa," kata Kasat Reskrim Polres Pekalongan AKP Poniman seusai melakukan olah TKP, Sabtu (29/8/2020) sore.
Sebelumnya, Nafisa dinyatakan meninggal dunia pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB dengan luka bakar 100 persen.
"Lalu pada pukul 13.00 WIB, ibu kandungnya meninggal dunia dengan luka bakar sekitar 90 persen," AKP Poniman.
AKP Poniman memaparkan, pihaknya menduga ada upaya untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga dengan cara membakar diri dan yang dijadikan korban yaitu istri dan anak.
"Saat ini istri dan anak sudah dinyatakan meninggal, sedangkan suami yang diduga pelaku masih kritis di RSI Pekajangan karena mengalami luka bakar sekitar 85 %," ungkapnya.
Berdasarkan pemeriksaan saksi, motif kasus ini adalah pertengkaran dalam rumah tangga.
"Jadi, keluarga kecil ini sering cekcok dengan istri dan saudaranya.
Satu rumah ini ditinggali 3 kepala keluarga, jadi yang diduga pelaku ini ingin menyelesaikan masalah di dalam keluarganya namun tidak bisa."
"Sehingga, yang diduga pelaku ini ingin membakar semuanya baik anak dan istrinya," imbuhnya mengutip Tribun Jateng
Pihaknya bersyukur dalam kejadian ini, keluarga yang lain masih bisa diselamatkan.
• 4 Fakta Pelaku Pembakar Mobil Via Vallen, Jenglot Beli di Brebes, Ngaku Tersinggung Disebut Lusuh
Sempat Terjadi Cekcok
Kapolsek Bojong AKP Suhandi, berdasarkan keterangan saksi diduga suami istri tersebut sempat cekcok.
Hal itu, kata Suhandi, didapatkan dari keterangan saksi.
"Amir itu memang sering cekcok dengan istrinya. Nah, kemarin Jumat itu sudah cekcok sejak siang hingga malam," katanya dikutip dari TribunJateng.
Amir sempat keluar dari kamar di rumahnya tersebut lalu balik lagi ke kamar sambil membawa sesuatu.
Tak lama kemudian, Amir mengunci pintu kamarnya bersama dengan istri dan balitanya di dalam.
Tetangga sempat khawatir dengan kondisi Amir dan anaknya.
Tetangga sempat berinisiatif untuk mendobrak pintu kamar Amir, tapi dari dalam Amir berteriak.
"Ojo melu-melu lek, iki urusan keluarga," katanya.
Mendengar ucapan Amir, tetangga berhenti mendobrak pintu, tapi masih stand by di depan pintu kamar.
Hingga selang beberapa waktu muncul api dari dalam kamar Amir.
Salah satu saksi mata bernama Muhammad Aris bahkan sempat dengar teriakan minta tolong.
"Tolong, tolong, kenapa, di dalem dikunci katanya. Selanjutnya saya dobrak gak bisa. Gak tahunya ada api di posisi kamar (yang terkunci)," katanya dilansir dari YouTube tvOneNews, Sabtu (29/8/2020).
Hingga akhirnya api membakar Amir, istri, dan anaknya.
Atas peristiwa tersebut, istri Amir dan anaknya meninggal dunia. Sementara Amir masih mendapatkan perawatan karena luka bakar serius.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Poniman Regaman menjelaskan kemungkinan percekcokan yang terjadi antara Amir dan istri.
"Mungkin terhimpit ekonomi, yang diduga pelaku membakar diri ini tidak ada pekerjaan tetap. Sehingga terjadi pembakaran diri antara mereka bertiga, maksudnya dia (suami) mau bunuh diri sama-sama," katanya.
Di dalam rumah yang ditempati Amir, kata Poniman, diisi oleh 8 orang penghuni.
Terdapat 3 kamar di rumah tersebut yang masing-masing diisi oleh keluarga.
"Tapi masih dalam ikatan satu keluarga di situ," kata Poniman.
"Memang ada teriakan minta tolong, sehingga ada keluarga korban yang bisa keluar dari rumah dan minta tolong ke tetangga," sambungnya.
"Namun demikian api sudah membakar sebagian rumah tersebut, ternyata di dalam kamar masih ada tiga orang. Lima orang penghuni tersebut selamat," kata Poniman.
Namun saat kamar Amir didobrak, ditemukan tiga korban dalam kondisi memilukan yakni dengan luka bakar.
"Sudah terbakar kamar dan ada korban waktu itu memang belum terbakar seluruhnya,"
"Anak balita 3 tahun dalam posisi berdiri, istri dalam posisi jongkok, dan yang diduga pelaku (Amir) berdiri di depan pintu," sambungnya.
Karena luka bakar yang hampir 90%, istri Amir meninggal dunia menyusul anak balitanya. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Pembakaran Rumah Kakek Dituduh Dukun Santet, Korban Sempat Diintai 2 Orang Bertopeng".