Syekh Ali Jaber Ditikam
Pengakuan Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber: Dulu Penggemar Korban, Berubah Setelah Bertemu Seseorang
"Ada motif yang mungkin belum di-sharing ke media," tutur Ken kepada Tribunnews.com, Selasa (22/9/2020).
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Masyarakat sempat dihebohkan dengan insiden penusukan Syekh Ali Jaber.
Seperti diketahui, pria yang dikenal sebagai ulama dan pendakwah ini ditusuk oleh seorang pemuda berinisial AA pada hari Minggu, 13 September 2020 sore.
Saat itu, Ali Jaber sedang menghadiri pengajian dan wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat
Akibatnya, Ali Jaber menderita luka tusuk di bagian bahu serta harus menerima enam jahitan di bagian dalam dan empat jahitan di bagian luar.
Jemaah yang ada di lokasi langsung menangkap pelaku penusukan lalu menyerahkan pelaku ke pihak berwajib.
Kini, polisi masih melakukan penyelidikan guna membongkar motif penusukan pelaku.
• Titip Salam untuk Presiden Jokowi, Syekh Ali Jaber: Keadaan Saya Baik-baik Saja
• Pihak RSJ Lampung Bantah Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Pernah Jalani Pemeriksaan Kejiwaan
• Kebohongan Orangtua Penusuk Syekh Ali Jaber Terungkap, Pihak RSJ Bongkar Data Pasien 4 Tahun Lalu

Mengenai hal ini, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan angkat bicara.
Ia berkesempatan berbincang dengan sosok AA, pelaku penusukan.
Menurut Ken, AA berbicara dengan lancar.
"Ada motif yang mungkin belum di-sharing ke media," tutur Ken kepada Tribunnews.com, Selasa (22/9/2020).
Menurut Ken, AA dulunya sempat menjadi pengagum Syekh Ali Jaber.
"Padahal jauh sebelum terkenal, AA itu sosok yang mengagumi Ali Jaber," tuturnya.
• Alasan Pelaku Tusuk Syekh Ali Jaber, Dulu Pengagum hingga Terprovokasi Orang di Warnet
"Dia sempat menonton tayangan-tayangan Ali Jaber, sebelum tenar," sambung Ken.
AA memiliki kebencian, karena terpengaruh media sosial dam kerap ke warnet untuk menonton tayangan-tayangan mengenai timur tengah.
"Ditambah Dia (AA) latar belakang keluarga broken home, keluarganya pisah, akhirnya dia nonton di warnet. Di situ dia ketemu seseorang yang memberikan informasi tentang tayangan-tayangan timur tengah," imbuh Ken.
Sontak, kesukaan AA terhadap kepada Syekh Ali Jaber, berubah menjadi kebencian.
"Dia mulai berpikir, oh ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," imbuh Ken.
"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat," kata Ken.
Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok AA tidak berafiliasi dengan kelompok manapun.
"Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Karena tayangan-tayangan dia akhirnya dari suka, menjadi tidak suka," tutur Ken.
"Dia korban di internet, latar belakangnya adalah keluarga yang tidak harmonis. Dia bukan gila, tapi dia orang yang psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya. Sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," imbuhnya.
Ken mengatakan, AA berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.
Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong, sementara AA sendiri belum berkeluarga.
Sementara itu, polisi menyebut ada "unsur kebencian" dalam diri pelaku sehingga melakukan aksi tersebut.
• POPULER Syekh Ali Jaber Minta Penusukan di Lampung Tak Dikaitkan Isu Apapun, Kejadian Qadarullah
Kepolisian Lampung mengatakan mereka merampungkan proses rekonstruksi kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber pada Kamis siang (17/9/2020) di lokasi perkara yakni Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.
Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan setidaknya ada 17 adegan yang diperagakan pelaku.
Tersangka berinisial AA disebut polisi dalam keadaan sadar dan mengakui perbuatannya. Motifnya karena rasa kebencian dalam diri pelaku ketika melihat tayangan sang ulama berceramah.
"Kami tanya berkali-kali mengapa (menyerang)? Dia menjawab karena merasa terbayang-bayang oleh kehadiran Syekh. Jadi saat melihat tayangan (ceramah) Syekh ada perasaan tidak tenang," ujar Juru Bicara Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad seperti dikutip dari Kompas.com.
"Ibarat kalau ada pendeta normalnya merasa damai. Kalau dapat sesuatu dari ulama kita tentram. Dia [pelaku] melihat tayangan [ceramah Syekh Ali Jaber] bergejolak di hati dan sampai kebawa mimpi," sambungnya.
Sejauh pemeriksaan penyidik, kata Pandra, pelaku melakukan aksinya sendirian alias tidak ada pihak lain yang menyuruh.
Merujuk pada penggeledahan di kamar pelaku, termasuk barang-barang pribadi, dan media sosial tidak ditemukan kaitan dengan kelompok terorisme.
• YAKIN Cucunya Gila, Kakek Bongkar Kondisi Pelaku Penusuk Syekh Ali Jaber saat Kumat: Pas Waras Biasa

"Dari penggeledahan di kamar tersangka tidak menemukan barang-barang yang mencurigakan. Begitupun di media sosial, tidak ada hal yang menonjol," imbuhnya.
"Jadi sejauh ini tidak ada yang mengarah ke tindakan radikalisme. Ini murni dari pribadi tersangka."
Kendati demikian, polisi akan terus mendalami motif pelaku untuk memastikan ada-tidaknya kaitan dengan jaringan terorisme dengan supervisi dari Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) termasuk tim psikiater Pusdokes Polri untuk memeriksa kejiwaan tersangka.
"Karena kami tidak yakin bahwa pelaku dalam kondisi terganggu jiwanya. Karena dia sadar melakukan itu (penusukan)."
Senada dengan Polda Lampung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, menyatakan sejauh ini tidak ditemukan keterkaitan dengan jaringan teror dan radikalisme.
"Termasuk kita juga menelusuri jejak digitalnya apakah yang terkait pernah ada komunikasi atau menyampaikan atau penyebarluasan hal-hal terkait masalah radikal, intoleran. Kita masih belum mendapat hal yang mengarah ke sana," kata Boy Rafli.
Syekh Ali Jaber mengingatkan agar umat Islam tidak mudah terpancing dan diadu domba terkait peristiwa penusukan yang dialaminya.
Selain itu, ia juga menitipkan salam kepada Presiden Joko Widodo saat dijenguk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ( Menko Polhukam) Mahfud MD.
Mahfud mendatangi mendatangi kediaman Syekh Ali Jaber pada, Senin (14/9/2020) malam.
"Salam sungkem kepada bapak Presiden, keadaan saya baik-baik saja," kata Syekh Ali Jaber kepada Mahfud, dikutip dari keterangan pers Kemenko Polhukam, Selasa (15/9/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
• Pihak RSJ Lampung Bantah Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Pernah Jalani Pemeriksaan Kejiwaan
"Ini kejadian qadarullah, tidak dikaitkan dengan apapun dan isu apapun."
"Insya Allah saya sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada pemerintah khususnya aparat kepolisian."
"Kita doa bersama dan kita sinergi bersama aparat kepolisian, Insya Allah kasus ini bisa tuntas mudah mudahan kasus ini tidak terulang lagi," ucap Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi kunjungan Mahfud.
Menurutnya, kunjungan Mahfud tersebut merupakan bentuk perhatian dari seorang Menteri.
“Saya berterima kasih karena Pak Menteri bisa silaturahim."
"Sebenarnya saya biasa panggil guru, saya tak biasa panggil Pak Menteri."
"Jadi saya sadar kehadiran beliau sebagai bentuk perhatian dan sangat berharga bagi saya."
"Alhamdullilah kondisi saya sangat membaik,“ ujar Syekh Ali Jaber.
Sebelum peristiwa berlangsung, Syekh Ali Jaber mengaku sedang mengawali acara di masjid tersebut agar jamaahnya mengikuti protokol kesehatan.
Setelahnya, Syekh Ali Jaber memanggil seorang anak berusia 9 tahun untuk tes sebuah bacaan.
"Saya panggil seorang anak usia 9 tahun untuk tes bacaan, karena dia ikut wisuda.
Sambil saya bantu dia perbaiki bacaannya, meluruskan hurufnya," sambungnya.
"Begitu selesai, saya minta ibu si anak itu untuk foto bersama untuk kenang-kenangan," kata Syekh Ali Jaber.
• 5 Fakta Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung, Pisau Patah hingga Medsos Pelaku Jadi Sorotan
Namun saat hendak berfoto, memori ponsel si ibu anak tersebut terlalu penuh.
Mengetahui hal tersebut, Syekh Ali Jaber meminta tolong kepada jamaah yang mempunyai ponsel untuk mendokumentasikannya dengan si anak tersebut.
"Pas saya fokus ke kiri, kemudian ke kanan untuk melihat pada jamaah yang membawa HP saya pinjam,"
"Tiba-tiba di atas panggung ada orang lari," ucap Syekh Ali Jaber.
Posisi panggung, lanjut Syekh Ali Jaber, saat itu cukup dengan jalan karena posisi acara di luar ruangan.
Karena hal tersebut, menurutnya, pelaku cukup mudah untuk masuk karena tak terhalang jamaah.

"Ketika mengarah ke kanan, saya tiba-tiba kaget melihat ada orang di hadapan saya,"
"Saya langsung, Qadarullah, respon.
Kalau saya gak lihat ke kanan, mungkin bisa, Qadarullah, bisa ke leher atau dada saya," ceritanya.
"Tapi subhanallah saya angkat tangan, makannya dia tusuk ke tangan, maka begitu saya lawan patah pisaunya ke dalam otot bagian kanan," sambung Syekh Ali Jaber.
Setelah insiden tersebut, jamaah langsung mengamankan dan mengangkap pelaku.
"Jadi pelaku bukan bagian dari acara ini?" tanya pembawa acara.
"Iya, keliatan dari luar karena dia lari," kata Syekh Ali Jabar.
Saat kejadian tersebut, Syekh Ali Jaber mengaku sedang berdiskusi dengan jamaah.

"Posisi jamaah cukup fokus karena kita lagi diskusi dengan jamaah, berdialog,"
"Makannya jamaah fokus ke saya tidak memperhatikan dan ini kejadiaan pertama kali barang kali," tuturnya.
Ditanya berapa jumlah pelaku, Syekh Ali Jaber mengaku hanya melihat satu orang.
Syekh Ali Jaber menyebut sempat kasihan kepada pelaku.
Pasalnya saat diamankan, pelaku sempat dihakimi oleh jamaah.
• Totalitas Berdakwah, Syekh Ali Jaber Tetap Isi Ceramah di Malam Hari Setelah Kejadian Penusukan
"Saya bilang jangan, amankan aja dulu. Biar ini tugas polisi, jangan kita main hakim sendiri," sambung Syekh Ali Jaber.
Sementara untuk identitas pelaku, Syekh Ali Jaber mengaku belum mengetahuinya.
Pelaku sempat diamankan di ruang masjid seraya menunggu polisi datang.
"Sampai saat ini belum, habis ditahan oleh jamaah, diamankan di ruang masjid sambil menunggu polisi datang,"
"Saat polisi datang lalu membawa beliau (pelaku) ke kantor polisi," sambungnya. (TribunNewsmaker/ Irsan Yamananda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Pelaku Penikaman Syekh Ali Jaber: Dulu Penggemar Korban, Berubah Setelah Bertemu Seseorang.