Penanganan Covid
Tingkatkan Kedisiplinan Protokol Kesehatan, Satgas Covid-19 Luncurkan Inovasi Baru, Ini Sistemnya
Satgas Covid-19 luncurkan inovasi baru untuk tingkatkan kedisiplinan protokol kesehatan.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Satgas Penanganan Covid-19 meluncurkan sebuah inovasi baru dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Koordinasi Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut inovasi dari bidang Data dan IT dan Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19.
Sistem ini dikenal sebagai "Sistem Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Monitoring Perubahan Perilaku".
Sistem ini dirancang untuk menghasilkan data yang realtime, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan sistem yang melibatkan koordinasi antar lintas sektor.
Hal itu disampaikan Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Selasa (27/10/2020).
"Melalui sistem ini, petugas di lapangan dapat memasukkan berbagai data terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di lokasi-lokasi pengawasan secara real time," kata Wiku.
Baca juga: Penjelasan Dokter Raisa Perihal Tips Liburan Aman dan Terhindar Dari Covid-19
Baca juga: Protokol Kesehatan Ketat Para Penumpang Kereta Api, Wajib Terapkan 3M & Surat Bebas Covid-19

Data yang dimasukkan para petugas di lapangan, akan diolah menjadi data statistik untuk mengetahui lokasi atau area terbanyak dengan lokasi geografisnya, dan menemukan pelanggaran protokol kesehatan.
Data statistik itu nantinya dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pelaksanaan operasi yustisi.
Wiku menjabarkan, salah satu fitur yang terdapat dalam sistem BLC Perubahan Perilaku ialah kuesioner untuk melaporkan kerumunan yang terjadi dan juga memonitor kepatuhan individu dan institusi terhadap protokol kesehatan.
Termasuk dapat digunakan memetakan lokasi dan institusi yang perlu meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Hasil pelaporan monitoring dalam sistem itu, berbentuk sebuah dashboard nasional yang berbentuk alat navigasi.
Saat ini, kata Wiku, sudah berjalan selama 4 minggu, dan sudah ada 18.960.212 orang yang dipantau.
Juga ada 3.480.380 titik pantau di seluruh Indonesia dan ada 485 kabupaten/kota yang dipantau termasuk seluruh provinsi di Indonesia.
"Data yang dihasilkan bersifat realtime, dan akan terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk, melalui dashboard ini pula dapat diketahui jumlah orang yang dipantau, titik pemantauan, jumlah kabupaten/kota serta provinsi yang dipantau," papar Wiku.
Melalui dashboard itu juga dapat dipetakan wilayah di Indonesia yang perlu ditingkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan.