Bom di Jeddah
Fakta Kasus Bom Meledak di Jeddah: Kronologi, Korban, dan Perancis hingga AS Kompak Sebut Pengecut
Insiden tersebut terjadi pada hari Rabu, 11 November 2020 kemarin waktu setempat.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebuah bom dikabarkan meledak di Kota Jeddah, Arab Saudi.
Insiden tersebut terjadi pada hari Rabu, 11 November 2020 kemarin waktu setempat.
Ledakan itu terjadi tepatnya di sebuah pemakaman non-Muslim Kota Jeddah.
Akibat dari serangan ini, dilaporkan setidaknya ada 4 orang yang terluka.
Lantas, apa saja fakta yang berhasil terungkap dari insiden tersebut?
TribunNewsmaker mengutip dari berbagai sumber, simak ulasannya berikut ini:
Baca juga: Sebut Ada Mobil Antar Batu & Bom Molotov ke Pendemo UU Cipta Kerja, Polisi: Kami akan Cari Aktornya
Baca juga: Sosok Rezky Fantasya Rullie, Wanita WNI yang Diduga Hendak Ledakkan Bom Bunuh Diri di Filipina
Baca juga: TANGIS Gubernur Beirut Kotanya Hancur, Ratusan Tewas Berdarah-darah karena Bom, Ini Terlalu Banyak
Kronologi Kejadian
Aksi bom itu terjadi saat upacara internasional dalam rangka memperingati akhir Perang Dunia I.
Upacara tersebut digelar di sebuah pemakaman di Jeddah.
Sejumlah perwakilan negara diketahui menghadiri acara tersebut.
Hari Rabu menandai peringatan 102 tahun gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia I dan juga diperingati oleh beberapa diplomat dari negara-negara Eropa.
"Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di permakaman non-Muslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat termasuk dari Perancis, [telah] menjadi sasaran serangan IED [alat peledak improvisasi] pada pagi ini, melukai beberapa orang," ujar Kemenlu Perancis.
Ledakan itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat dari Yunani yang menolak disebutkan namanya.
“Ada semacam ledakan di pemakaman non-Muslim di Jeddah," kata pejabat anonim itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Kota pelabuhan Jeddah di Laut Merah menyaksikan pasukan Ottoman menyerah kepada pasukan lokal yang didukung oleh Inggris pada tahun 1916 di tengah perang.
Hal itu memicu permulaan kerajaan Hijaz yang kemudian menjadi bagian dari Arab Saudi pada tahun 1932.
Permakaman non-Muslim di Jeddah terletak di dekat dermaga kota pelabuhan itu, tersembunyi di balik pepohonan sepanjang jalan raya utama di kota.
Dikutip Tribunnews dari AlJazeera, pihak Arab Saudi melalui kantor berita negara, SPA, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Jumlah Korban
Beberapa orang terluka menurut Associated Press (AP) akibat dari peristiwa tersebut.
Menurut Aljazeera, korban luka baru tercatat sebanyak 4 orang.
Melansir Associated Press (AP), beberapa negara memiliki perwakilan diplomat pada upacara di permakaman non-Muslim menurut pejabat dari Kementerian Luar Negeri Perancis.
Identitas para korban masih belum jelas.
"Ada empat orang terluka ringan, satu di antaranya orang Yunani," ungkap seorang pejabat Yunani.
Aksi Susulan
Serangan pada Rabu merupakan aksi susulan setelah 29 Oktober lalu beberapa penjaga di Konsulat Perancis untuk Arab Saudi di kota Jeddah terluka akibat serangan penikaman.
Sampai detik ini, apa motif penyerangannya masih belum jelas.
Perancis Hingga Amerika Kompak Sebut Pengecut
Terkait ledakan itu, kedutaan besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat - yang semuanya terkait dengan upacara peringatan akhir Perang Dunia I - kompak menyebut serangan bom sebagai tindakan pengecut.
"Press rilis Kedutaan Besar Inggris terkait serangan di pemakaman Jeddah hari ini.
Kami mengutuk keras serangan pengecut ini, berharap mereka yang terluka segera pulih, dan mendukung otoritas Saudi menyelidiki serangan ini," cuit Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris, Rabu.
Dalam pernyataan yang dicantumkan Kedubes Inggris di Twitter, tertulis Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat, sepakat mengutuk aksi bom di Jeddah.

"11 November 2020
Pres rilis dari kedutaan besar Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pagi ini, di pemakaman Jeddah, sebuah upacara peringatan akhir Perang Dunia I menjadi target serangan ledakan.
Kedubes Prancis, Yunani, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menghadiri upacara tersebut, benar-benar mengutuk tindakan pengecut ini.
Serangan seperti itu terhadap orang tak bersalah, sangat memalukan dan sepenuhnya tidak bisa dibenarkan.
Kami berharap korban terluka bisa segera pulih, dan terima kasih pada keberanian Saudi yang telah membantu mereka saat kejadian.
Baca juga: POPULER - Rezky Fantasya Rullie: Wanita WNI yang Diduga Hendak Ledakkan Bom Bunuh Diri di Filipina
Kami mendukung otoritas Saudi dalam penyelidikan dan mengusut pelaku."
Dilansir Tribunnews yang mengutip The Independent, Nadia Chaaya, seorang pejabat yang mewakili warga negara Prancis yang tinggal di Arab Saudi, menghadiri upacara saat ledakan terjadi.
Dia mengatakan kepada Associated Press ada sekitar 20 orang dari berbagai negara yang hadir.
Dia sebelumnya mengatakan pada jaringan Prancis BFM, dia mendengar ledakan ketika konsul jenderal Prancis mendekati akhir pidatonya.
“Kami tentu saja dalam mode pank, kami sangat takut untuk melihat apakah akan ada gelombang kedua,” katanya. (TribunNewsmaker/ Irsan Yamananda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Kasus Ledakan Bom di Jeddah: Kronologi, Korban, dan Perancis hingga AS Kompak Sebut Pengecut.