Kecelakaan Sriwijaya Air
Kakak Ingin Jasad Isti Ditemukan Biar Bisa Ziarah, Sudah Pasrah Adik Pulang Walau Tak Bernyawa
Diwakilkan sang kakak Irfan Defrizon (37), keluarga sudah ikhlas menerima kenyataan pahit Isti turut dalam penerbangan nahas itu.
Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Mengetahui kondisi Sriwijaya Air SJ 182 yang hancur berkeping-keping, pupus sudah harapan keluarga pramugari Isti Yudha Prastika (35) menanti adiknya dalam kondisi hidup.
Kini, mereka hanya berharap jenazah sang adik dapat segera ditemukan dan bisa dimakamkan dengan layak.
Diwakilkan sang kakak Irfan Defrizon (37), keluarga sudah ikhlas menerima kenyataan pahit Isti turut dalam penerbangan nahas itu.
Irfan dan keluarganya hanya bisa berdoa dan berharap jenazah adiknya bisa ditemukan tim SAR gabungan yang kini bertugas di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Dia mengemukakan itu saat menceritakan adik perempuannya, Isti Yudha Prastika (35), menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu (9/1/2021).

"Kami hanya berharap jasadnya, bisa nyekar, bisa ngeliat kuburannya... kalau suatu waktu bisa ziarah. Jangan sampai nggak ditemukan jasadnya," kata Irfan di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu sore.
Baca juga: Kontrak Diperpanjang Meski Ditentang, Pramugari Mia Bersikukuh, Ikut Terbang karena Jadwal Ditukar
Baca juga: Sejumlah Tingkah Aneh Captain Afwan Sebelum Insiden Sriwijaya Air, Anak Sampai Bilang: Tumben Beda
Baca juga: Temuan Baru Tim Basarnas: 3 Kantong Serpihan Pesawat Sriwijaya SJ 182 & 5 Kantong Potongan Manusia
Isti merupakan pramugari Nam Air. Ia menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tersebut.
Menurut Irfan, Isti ke Pontianak untuk akan bertugas di pesawat Nam Air tujuan Pontianak - Jakarta.
"Jadi Isti menggantikan shift temannya. Dia dibangku penumpang, bukan sebagai kru pesawat. Kalau dia di Nam Air, Jakarta-Pontianak," ungkapnya.
Irfan menceritakan, dia mengetahui kabar pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan pada Sabtu sore sekitar pukul 16.00 WIB. Saat mengetahui kejadian tersebut, Irfan langsung teringat adiknya yang baru saja bertandang ke Pontianak.