Penanganan Covid
Susul 12 Negara Ini, Indonesia Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Tunggu Laporan WHO
Berikut ini fakta-fakta vaksin AstraZeneca yang ditangguhkan penggunaanya di puluhan negara termasuk Indonesia.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini fakta-fakta vaksin AstraZeneca yang ditangguhkan penggunaanya di puluhan negara termasuk Indonesia.
Penangguhan penggunaan vaksin asal Inggris itu dikarena vaksin AstraZeneca disebut memicu penggumpalan darah.
Padahal, Indonesia baru saja mendatangkan sebanyak 1,1 juta vaksin AstraZeneca.
Sebanyak 1,1 juta vaksin AstraZeneca itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Indonesia pada Senin (8/3/2021).
Vaksin ini berasal dari pengadaan jalur multilateral yakni Gavi Covax Facility.
Berikut fakta-fakta penangguhan vaksin AstraZeneca dihimpun Tribunnews.com, Selasa (16/3/2021):
Baca juga: Adanya Kekhawatiran Terjadinya Pembekuan Darah, Vaksin AstraZeneca Covid-19 Ditangguhkan di Irlandia
Baca juga: Banyak Beredar Googleform Palsu Pendaftaran Sentra Vaksinasi Covid-19, Masyarakat Diminta Waspada
1. Kemenkes Putuskan Tunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akhirnya memutuskan untuk menunda distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Penundaan itu dilakukan sampai nantinya ada laporan resmi dari WHO.
"Untuk konservatismenya BPOM menunda dulu implementasi AstraZeneca sambil menunggu informasi dari WHO ya mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa keluar," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja bersama DPR RI, Senin (15/3/2021).
Vaksin AstraZeneca Jadi Perbincangan, Penelitian di Amerika Ungkap 79% Efektif & Tak Beresiko Ini |
![]() |
---|
Bantu Individu & Bisnis yang Terdampak Covid-19, Jepang Pakai Dana Cadangan Lebih dari 2 Triliun Yen |
![]() |
---|
Hasil Uji Coba Terbaru Buktikan Vaksin AstraZeneca Efektif Cegah Penyakit Serius, Aman untuk Lansia |
![]() |
---|
Pemanfaatan Tripsin Babi pada Vaksin AstraZeneca, Kemenkes Beri Penjelasan, Alasan Diperbolehkan |
![]() |
---|
Biaya Menanggulangi Pandemi di Indonesia Disebut Capai Rp 2.750 T, Kemenkeu: Sangat Dipantau Detail |
![]() |
---|