5 FAKTA Kebocoran Data Penduduk, Kata Ahli IT hingga BPJS Kesehatan, Berpotensi Pembobolan Rekening
Inilah deretan fakta mengenai kebocoran data penduduk yang berasal dari laman BPJS Kesehatan.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Terkait faktor penyebab bocor data ini bisa berbagai macam.

Yerry menyebutkan contohnya. Bisa karena masalah dana, peralatan, atau kualitas sumber daya manusia.
Maka, meningkatkan pendidikan teknisi website bisa jadi salah satu solusi.
Data-data personal seperti data kesehatan, rekening pembayaran, nama, alamat, nomor KTP dan sebagainya berbahaya bila sampai bocor.
Untuk berbagai kepentingan data tersebut bisa diperjualbelikan.
Oknum pembeli bisa memanfaatkan data pribadi untuk melakukan kejahatan.
Bagi perusahaan, data semacam ini bisa sangat berguna untuk mengidentifikasi sasaran pasar mereka.
Yerry mencontohkan, dari data kesehatan misalnya, dapat diketahui penyakit yang dominan dan obat apa yang paling banyak dikosumsi.
Sementara dari data pribadi, bisa mengetahui nama ibu kandung yang berpotensi pembobolan rekening bank.
"Ya keperluannya macam-macam dari soal penyakit apa yang dominan, obat apa yang perlu diproduksi, hingga soal bank apa yang dipakai, nama ibu kandung dan lain-lain," kata Yerry.
Data itu bisa digabung dengan data lain yang sudah tersebar, untuk kemudian bisa dipakai untuk profiling setiap warga.
"Saat dijual di internet, kita hampir tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi dengan data-data ini," tutur Yerry.
3. Kominfo
Berdasarkan hasil investigasi Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan dugaan kebocoran data penduduk diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan.
Jumlah data sampel yang ditemukan tidak berjumlah 1 juta seperti yang digemborkan penjual tetapi sebanyak 100.02 data.