Breaking News:

Bertahan di Tengah Covid-19, Yuni Tetap Dagang Jamu, Meski Hanya Rp 2,500 tapi Sukses Kuliahkan Anak

Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Yuni tetap gigih dagang jamu tradisional. Meski hanya mematok harga Rp 2.500 per porsi sukses bisa kuliahkan anak

Penulis: Monalisa
Editor: ninda iswara
TribunnewsMaker.com/Octavia Monalisa
Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Yuni tetap semangat dagang jamu tradisonal di Pasar Legi, Solo, Sabtu (26/6/2021) 

Reporter: Octavia Monalisa

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Sri Wahyuni tetap semangat berjualan jamu tradisional.

Demi masa depan anak, itulah yang menjadi cambukan semangat Sri Wahyuni atau yang akrab disapa Yuni penjual jamu tradisional di Pasar Legi tetap berjualan di tengah pandemi Covid-19.

Tak dipungkiri pandemi Covid-19 juga sempat memberikan dampak bagi Yuni dan suami yang juga berjualan jamu tradisional.

Namun berkat kegigihan, Yuni dan suami mampu bertahan di tengah pandemi bahkan menyekolahkan sang anak hingga bangku kuliah.

Setiap harinya Yuni berjualan jamu tradisional di Pasar Legi bagian timur, tepatnya di sepanjang Jalan Kusumoyudan.

Mulai dari pukul 05.00 WIB, Yuni sudah mengayuh sepedanya berjualan di salah satu pasar induk di Kota Solo ini.

Baca juga: JANGAN Panik, Ini Seputar Tanya Jawab Efek Setelah Vaksin Covid-19, Alami Nyeri Sendi Hingga Demam

Baca juga: PPKM Mikro Dinilai Sudah Baik, Satgas Covid-19 Tegaskan: Nggak Perlu Lockdown Satu Pulau

Sri Wahyuni penjual jamu tradisional di Pasar Legi, Solo
Sri Wahyuni penjual jamu tradisional di Pasar Legi, Solo (TribunnewsMaker.com/Octavia Monalisa)

Untuk satu porsi jamu dan manisannya, Yuni hanya mematok harga Rp 2.500 saja.

Diakui Yuni dirinya selama ini tak pernah menaikkan harga jamu meski tengah dihantam pandemi Covid-19.

Mengingat harga tanaman obat di pasaran pun meningkat sejak pandemi, Yuni nyatanya tetap enggan menaikkan harga jamunya.

"Cukup Rp 2.500 saja kalau saya, biar sama-sama berkah bagi saya dan juga pembeli.

Saya juga dapat berkah, pembeli juga dapat manfaat tanpa merasa keberatan," ujar Yuni saat ditemui TribunNewsmaker.com, Sabtu (26/6/2021).

Diakui Yuni, pandemi Covid-19 memang sempat mempengaruhi penjualannya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Vaksin Sinovac & Pfizer akan Disuntikkan ke Anak dan Remaja, Sedang Dikaji

Di awal Covid-19 Yuni merasakan adanya penurunan, lantaran warga masih takut keluar ke rumah.

Namun lambat laun penjualan jamu Yuni makin stabil.

Bahkan minat pembeli jamu pun meningkat drastis.

Jika sebelumnya Yuni hanya membawa total 20 liter jamu, kini dirinya bisa menghabiskan lebih 25 liter jamu tradisional.

"Alhamdulillah sekarang 25 liter habis setiap harinya." ucap Yuni sembari tersenyum.

Meningkatnya penjualan Yuni ini dikarenakan para pembeli memilih jamu sebagai salah satu upaya peningkatan daya tahan tubuh di tengah pandemi.

Yuni saat buatkan jamu untuk pembeli, Sabtu (26/6/2021)
Yuni saat buatkan jamu untuk pembeli, Sabtu (26/6/2021) (TribunnewsMaker.com/Octavia Monalisa)

Selain berasal dari bahan alami, jamu tradisional yang dijual Yuni juga memiki harga yang terjangkau.

"Selama pandemi minum jamu biar imunnya kuat.

Selain itu bahannya alami dan murah, " ucap Yama, salah satu pembeli.

Tak hanya itu, pembeli juga mengaku cocok dengan jamu buatan Yuni lantaran rasanya lebih kental.

"Jamunya kental, padahal harganya cuma Rp 2.500, kalau yang lainnya cuer (terlalu cair)" ungkap Rika.

Bagi Yuni kondisi pandemi Covid-19 sedikit pun tak menyurutkan langkahnya untuk berjualan.

Baca juga: LEBIH Dahulu Hadapi Varian Delta, India Cepat Turunkan Lonjakan Kasus Covid-19, Ini Rahasianya

Entah banyak atau sedikit hasil penjualan, bagi Yuni akan selalu cukup jika disertai rasa syukur pada Sang Kuasa.

"Dikit banyak disyukuri, apalagi kondisi baru pandemi seperti ini.

Yang penting sekolah anak masih bisa terus lanjut, saya sudah ayem (tenang)," tambah Yuni lagi.

Kini terhitung sudah 17 tahun Yuni bekerja sebagai penjual jamu tradisional.

Meski dihantam pandemi Covid-19, nyata keberkahan tetap dirasakan Yuni dan keluarga.

Terbukti hasil kerja keras Yuni dan suami kini si sulung, Tika Yunita Sari bisa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.

Diketahui putri sulung Yuni kini tengah kuliah di salah satu Poltekes di Kota Solo.

Tak main-main, putri Yuni ini ternyata menimba ilmu di jurusan farmasi jamu.

Yuni pun berharap, pendidikan tinggi bisa menghantarkan kehidupan yang lebih layak bagi putri sulungnya tersebut.

"Ya, walaupun sekarang ibunya cuma seorang tukang jamu, siapa tahu nanti punya pabrik jamu sendiri.

Bisa semakin memajukan jamu tradisional khas Indonesia," ungkap Yuni.

(TribunNewsmaker.com/Octavia Monalisa)

Baca berita tentang penanganan Covid-19 lainnya di sini

Tags:
Covid-19Sri WahyuniPasar LegiSoloOctavia Monalisa
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved