Idul Adha 2021
Amalan Sunnah yang Bisa Ditunaikan di Bulan Dzulhijjah Jelang Idul Adha, Zikir hingga Puasa Sunnah
Berikut ini amalan-amalan sunnah yang bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah, mulai zikir hingga puasa sunnah
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini amalan-amalan yang bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah.
Pemerintah telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada Minggu, (11/7/2021).
Kemudian, hari raya Idul Adha 1442 H akan jatuh pada tanggal 20 Juli 2021.
Bulan Dzulhijjah menjadi bulan yang istimewa.
Lantaran, pada bulan ini terdapat peristiwa penting yang terjadi.
Di antaranya yakni peristiwa dikeluarkannya Nabi Yubus AS dari perut ikan.
Kemudian, diampuninya Nabi Adam serta perintah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail yang kemudian diganti domba.
Baca juga: NIAT PUASA Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2021, Ada Terjemahan, Catat Jadwalnya!
Baca juga: KUMPULAN LINK Twibbon Idul Adha 2021, Edit Foto Mudah, Ini Cara Membuatnya, Siap Bagikan ke Medsos!
Pada bulan Dzulhijjah, ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan oleh umat muslim.
Tentu amalan-amalan ini mendulang pahala untuk setiap umat yang menjalankannya.
Berikut ini beberapa amalan sunah pada Bulan Dzulhijjah yang bisa dilakukan oleh umat muslim yang Tribunnews.com himpun dari berbagai sumber:
Puasa di 9 Hari Pertama
Disunahkan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa pada sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Puasa di sembilan hari pertama ini termasuk juga puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah dan juga Puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.
Dari Ummul Mukminin, Hafshah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa asyura, sembilan hari pertama Dzulhijjah, dan tiga hari tiap bulan. (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, dan disahihkan Al-Albani).
Diejelaskan dalam Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust. Muhammad Syukron Maksum, puasa hari Arafah merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah, kecuali bagi jamaah haji.
Puasa Arafah memiliki keutamaan yakni daoat menebus dosa tahun lalu dan setahun yang akan datang.
Sedangkan keistimewaan puasa Tarwiyah, dapat menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.
Berkurban
Menyembelih hewan kurban termasuk amal saleh yang paling utama.
Ibadah kurban ini meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. yang taat mematuhi perintah Allah SWT.
Penyembelihan hewan kurban kurban dilaksanakan selama 4 hari, yaitu pada 10 Dzulhijjah (hari nahar) dan 11 hingga 13 Dzulhijjah (hari tasyrik).
Hewan yang disembelih dalam kurban diutamakan domba, hal ini berdasar riwayat yang menerangkan bahwa penyembelihan terhadap Nabi Ismail diganti seekor domba jantan dari surga.
Nabi berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu. [Muttafaq ‘Alaihi]
Namun demikian, selain domba lazimnya hewan untuk berkurban dapat berupa unta atau sapi.
Larangan Memotong Kuku dan Rambut
Memasuki bulan Dzulhijjah, bagi umat muslim yang ingin berkurban, ada suatu amalan sunah yang sifatnya larangan.
Jika larangan tersebut tidak dilakukan maka dapat menambah pahala yang diterima.
Larangan tersebut yakni untuk memotong kuku dan juga rambut.
Dianjurkan bagi seseorang yang ingin berkurban, ketika sudah memasuki bulan Dzulhijjah, maka dianjurkan untuk tidak memotong kuku dan mencukur rambut.
Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah ceramahnya menerangkan, ketentuan ini berlaku sejak tanggal 1 hingga waktu disembelihnya hewan kurban oleh shahibul qurban.
Tidak ada dosa bagi shahibul qurban yang ingin memotong kuku dan rambutnya di masa itu karena ini merupakan suatu sunah.
Bagaimana jika niat kurban muncul di pertengahan sepuluh pertama bulan Dzulhijjah?
Bagi orang yang telah memotong kukunya atau memangkas rambutnya pada awal Dzulhijjah karena tidak ada niatan untuk berkurban, maka tidak mengapa.
Kemudian keinginan itu muncul di pertengahan sepuluh hari pertama (misalnya pada tanggal 4 Dzulhijjah), maka sejak hari itulah dia harus menahan diri dari memotong rambut atau kukunya.
Adapun jika niat kurban muncul ketika tanggal 10 Dzulhijjah, maka larangan itupun tidak berlaku.
Perintah larangan memotong kuku dan rambut ini berlaku pada orang yang ingin berkurban, bukan pada hewan yang akan disembelih.
Adapun maksud dari perintah larangan ini, agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosa shahibul qurban ketika hewan kurbannya disembelih.
"Jadi begitu hewan kurbannya disembelih dari ujung rambut sampai dengan ujung kuku itu Allah berkenan mengampuni."
"Khawatir ketika belum diampuni sudah dipotong, terpisahlah bagian dari dirinya, bersaksi di akhirat nanti, padahal sebagian dosa-dosanya telah diampuni dihadapan Allah SWT," jelasnya.
Idul Adha disebut juga ‘Idul-Qurban atau hari raya kurban, karena pada hari itu dilaksanakan ibadah kurban.
Idul Adha dirayakan dengan mengerjakan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban.
Ada beberapa anjuran sebelum melaksanakan salat Idul Adha, diantaranya yakni berhias dengan memakai pakaian bagus dan wangiwangian.
Selain itu, dianjurkan berpuasa sejak fajar sampa selesai shalat Id.
Dianjurkan untuk berangkat berjalan kaki dan pulang melalui jalan lain, sambil bertakbir.
Memperbanyak Dzikir dan Shalat
Dianjurkan untuk banyak membaca tahlil, takbir, tahmid, mengerjakan amal shaleh, terutama pada tanggal 1-10 Dzulhijjah, bagi yang tidak sedang berhaji.
Rasulullah saw. memberikan tuntunan agar pada awal awal bulan Zulhijjah umat Islam meningkatkan amal saleh dan memperbanyak bacaan tahlil, tahmid, dan takbir.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, dari Nabi saw. Beliau bersabda, ”Tiada harihari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR. Ahmad).
(Tribunnews.com/Tio)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amalan-amalan Sunah di Bulan Dzulhijjah, Perbanyak Puasa dan Dzikir
Baca artiikel terkait bulan Dzulhijjah lainnya di sini