Pelajaran Sekolah
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial, Ada Asosiatif & Disosiatif, Ini Klasifikasi & Penjelasan Lengkapnya
Berikut ini bentuk-bentuk dan klasifikasi interaksi sosial lengkap dengan penjelasannya.
Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
Reporter : Ninda Iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut ini bentuk-bentuk dan klasifikasi interaksi sosial lengkap dengan penjelasannya.
Sebagai makhluk sosial, manusia tak dapat hidup sendiri.
Manusia akan melakukan interaksi sosial dengan sesama.
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.
Melalui interaksi timbal balik, individu saling berhubungan dan saling memengaruhi dan masyarakat muncul.
Jika individu-individu saling berhubungan dan saling memengaruhi, maka terbentuklah suatu masyarakat.
Interaksi sosial juga terdiri dari dua macam bentuk yakni asosiatif dan disosiatif.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Gerak Tropisme Pada Tumbuhan? Simak Jenis dan Penjelasan Lengkapnya!
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Interaksi Sosial? Simak Ciri-ciri dan Syaratnya, Ini Penjelasan Lengkapnya!

Berikut penjabaran lengkap bentuk interaksi sosial asosiatif dan disosiatif yang TribunNewsmaker.com himpun dari berbagai sumber.
1. Proses asosiatif
Interaksi sosial asosiatif yakni bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan atau kerja sama.
Dalam proses sosial ini, anggota-anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerjasama.
Bentuk interaksi sosial asosiatif dibagi menjadi 4, yakni:
- Kerja sama
Kerja sama merupakan suatu bentuk interaksi sosial di mana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Kerja sama sendiri juga dibagi menjadi 4, yaitu:
- Kerja sama spontan, yang terjadi secara serta merta.
- Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.
- Kerja sama kontrak, dilakukan atas dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
- Kerja sama langsung, sebagai hasil perintah atasan kepada bawahan atau penguasa terhadap rakyatnya.
- Asimilasi
Asimilasi merupakan usaha untuk meredakan perbedaan antaindividu atau antarkelompok.
Proses asimilasi ini dibarengi dengan usaha untuk menyatukan persamaan sikap demi terwujudnya kepentingan dan tujuan bersama.
Proses asimilasi juga dipengaruhi faktor yang mempermudah terjadinya proses tersebut antara lain:
- Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
- Sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.
- Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
- Perkawinan campuran (amalgamation).
- Adanya musuh bersama dari luar dari luar.
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
Selain itu, ada pula faktor yang bisa menghambat terjadinya proses asimilasi, yakni:
- Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
- In-group feeling (perasaan yang kuat) terhadap budaya kelompoknya.
- Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
- Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.
- Perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit.
- Bila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.
- Akomodasi
Akomodasi merupakan proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan, kemudian berupaya mengatasi ketegangan.
Tujuan dari dilakukannya penyesuaian tersebut yakni untuk mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan serta untuk mencegah terjadinya konflik.
Bentuk akomodasi juga dibagi menjadi 8 jenis, antara lain:
- Koersi atau coersion yakni adanya pemaksaan kehendak dari pihak tertentu terhadap pihak lain, terutama yang lebih lemah.
- Kompromi yakni pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan dan saling memahami agar tercapainya penyelesaian.
- Arbitrasi terjadi apabila pihak ketiga yang netral berusaha menyelesaikan pertentangan antara pihak yang berselisih tak sanggup mencapai kompromi.
- Mediasi juga melibatkan pihak ketiga sebagai penengah namun tak punya wewenang memberi keputusan untuk menyelesaikan perselisihan kedua belah pihak.
- Konsiliasi yakni mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
- Toleransi merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Ada keinginan menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.
- Ajudikasi yakni sebuah penyelesaian masalah atau sengketa melalui jalur hukum.
- Stalemate terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan memiliki kekuatan seimbang.
- Akulturasi
Akulturasi merupakan bentuk interaksi sosial dalam menerima unsur-unsur baru untuk menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur yang lama.
Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan yang berbeda.
Baca juga: Mengenal Bagian-bagian Telinga, Ada Luar, Tengah, dan Dalam, Ini Penjelasan serta Fungsi Lengkapnya!
Baca juga: Pengaruh Letak Geografis bagi Indonesia, Ada Segi Positif dan Negatif, Ini Penjelasan & Contohnya!
2. Proses disosiatif
Proses disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah pada konflik dan perpecahan.
Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat.
Proses disosiatif sendiri dibagi menjadi 4 macam, yakni:
- Konflik
Konflik menjadi bentuk sosial disosiatif yang paling sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Konflik sosial atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antarindividu atau kelompok.
Adanya konflik ditandai dengan ancaman, kekerasan, dan kontak fisik antarpihak-pihak yang bertentangan.
- Kompetisi
Kompetisi atau persaingan merupakan proses disosiatif di mana individu atau kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.
Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik.
Kompetisi atau persaingan ternyata memiliki beberapa fungsi ini.
- Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
- Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan nilai yang menimbulkan konflik.
- Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
- Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka.
Kontravensi disebabkan oleh sejumlah faktor yakni adanya ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Menurut Leopold von Wise dan Howard Becker, bentuk kontravensi adalah:
- Kontravensi umum, misal penolakan, mengancam pihak lain, perlawanan.
- Kontravensi sederhana, misal menyangkal pernyataan orang di depan umum.
- Kontravensi intensif, misal penghasutan atau penyebaran isu.
- Kontravensi rahasia, misal pembocoran rahasia.
- Kontravensi taktis, mengejutkan pihak lain, provokasi, dan intimidasi.
- Pertikaian
Pertikaian sendiri merupakan bentuk lanjut dari kontravensi.
Hal ini berarti pertikaian merupakan perselisihan yang sudah bersifat terbuka.
Pertikaian bisa muncul bila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
(TribunNewsmaker.com/Ninda)
- Berita dan artikel terkait Pelajaran Sekolah lainnya di sini -