Pelajaran Sekolah
Mengenal Jenis-jenis Tanah yang Ada di Indonesia, Mana yang Cocok untuk Bertani? Ini Penjelasannya!
Berikut jenis-jenis tanah di Indonesia beserta ciri-cirinya, mana yang cocok untuk menanam tanaman?
Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
Reporter : Ninda Iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut jenis-jenis tanah di Indonesia beserta ciri-cirinya!
Tanah menjadi komponen yang cukup penting untuk bercocok tanam.
Kondisi tanah yang berbeda-beda tak bisa ditanami sembarang tanaman.
Di Indonesia sendiri ada banyak jenis tanah yang dengan kandungan beragam.
Bahkan ada tanaman yang hanya bisa tumbuh di jenis tanah tertentu.
Hal ini yang menyebabkan manusia menemui satu jenis tanaman yang homogen di satu tempat.
Ada banyak hal yang mempengaruhi perbedaan tanah yang ada di Indonesia.
Baca juga: Mengenal Komponen-komponen Penyusun Tanah, Ada Humus hingga Mineral, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Baca juga: Apa yang Dimaksud Gerak Nasti pada Tumbuhan? Berikut Penjelasan, Macam dan Contoh Tanamannya!

Mulai dari topografi, iklim, unsur hara, mineral yang terkandung, hingga jenis vegetasi mempengaruhi jenis tanah.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.
Lantas, tanah jenis apa yang cocok untuk bertani?
Jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia
1. Tanah andosol
Tanah andosol merupakan jenis tanah vulkanik yang terbentuk dari proses vulkanisme gunung berapi.
Tanah andosol umumnya ditemukan di daerah yang memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi.
Tanah andosol juga sangat subur sehingga bagus untuk budidaya tanaman.
Ciri-ciri tanah andosol yakni identik dengan warna hitam dan memiliki kadar organik serta airnya tinggi.
Namun tanah andoso memiliki tingkat kelembapan yang rendah.
2. Tanah humus
Tanah humus terbentuk dari adanya pembusukan tumbuhan yang sudah mati.
Tanah humus mengandung banyak unsur hara dan mineral.
Banyak ditemukan di daerah hutan, tanah humus begitu subur sehingga cocok untuk budidaya tanaman.
Tanah humus memiliki ciri-ciri warna yang kehitaman.
3. Tanah aluvial
Endapan lumpur yang terbawa aliran sungai inilah proses terbentuknya tanah aluvial.
Oleh karena itu, tanah aluvial banyak ditemukan di dataran rendah atau bagian hilir.
Bersifat subur, tanah aluvial cocok digunakan untuk bertani dengan berbagai macam tanaman seperti padi, palawija, dan lain-lain.
Ciri-ciri tanah aluvial yakni berwarna coklat kelabu dengan tekstur yang lembut sehingga mudah digarap dan segera ditanami.
4. Tanah inceptisol
Tanah inceptisol terbentuk dari batuan sedimen.
Jenis tanah ini lebih ideal untuk budidaya perkebunan seperti karet dan kelapa sawit.
Tanah inceptisol bisa ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Ciri-ciri tanah inceptisol yakni sedikit coklat dan kehitaman, namun ada juga berwarna keabu-abuan karena sudah tercampur.
Baca juga: Jangan Sembarangan, Ternyata Ini 3 Air Terbaik untuk Menyiram Tanaman Agar Cepat Tumbuh
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Proses Fotosintesis pada Tumbuhan? Bisa Terjadi Malam Hari, Begini Alurnya
5. Tanah grumusol
Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batu kapur dan tuffa vulkanik.
Banyaknya kandungan kapur dalam tanah grumusol, kandungan organiknya pun sangat rendah.
Hal ini menyebabkan tanah grumusol kurang subur sehingga kurang cocok untuk menanam tanaman jenis apapun.
Tanah grumusol memiliki ciri kering dan mudah pecah, terutama di musim kemarau.
6. Tanah liat
Tanah liat berasal dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat.
Tanah liat termasuk jenis tanah yang sering dijumpai.
Tanah jenis ini kurang cocok untuk menanam tanaman sehingga lebih sering digunakan untuk membuat kerajinan.
Ciri-ciri tanah liat yakni berwarna abu-abu pekat hingga kehitaman.
7. Tanah oxisol
Tanah oxisol memiliki tekstur yang halus seperti tanah liat.
Tanah oxisol biasanya ditemui di daerah dengan iklim tropis basah.
Oleh karena itu, tanah jenis ini juga cocok untuk perkebunan.
Ciri-ciri tanah oxisol yakni berwarna merah hingga kekuningan.
8. Tanah laterit
Tanah laterit sangat tandus.
Jenis tanah ini tidak cocok untuk tanaman karena kandungan unsur haranya telah hilang.
Kandungan yang ada dalam tanah laterit adalah besi oksida dan aluminium hidroksida.
Tanah laterit biasanya ditemukan di daerah yang lembab.
9. Tanah litosol
Tanah litosol terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen.
Tanah litosol biasa ditemui di daerah dengan kecuraman tinggi seperti Nusa Tenggara Barat.
Ciri-ciri tanah litosol yakni memiliki butiran kasar hingga terkadang ada kerikil di dalamnya.
10. Tanah pasir
Tanah pasir berasal dari batuan pasir yang mengalami pelapukan.
Tanah jenis ini lebih mudah ditemukan di daerah pantai atau kepulauan.
Memiliki tekstur yang sangat lemah, tanah pasir tak memiliki kandungan air dan mineral.
Oleh karena itu, tanah pasir juga kurang cocok untuk menanam tanaman.
(TribunNewsmaker.com/Ninda)