MALANG Nasib 12 Anjing Ini, Dibunuh Petugas saat Pemiliknya Karantina, Dianggap Dapat Sebarkan Virus
Sedang menjalani karantina karena positif Covid-19, pria ini tak tahu kedua belas anjing kesayangannya sudah dibunuh petugas
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sedang menjalani karantina karena positif Covid-19, pria ini tak tahu kedua belas anjing kesayangannya sudah dibunuh petugas karena takut akan menularkan virus.
Melansir BBC.com, kisah pilu ini berawal dari pasangan suami istri berusia 35 tahun bernama Pham Minh Hung dan Nguyen Thu Chi Em, asal Vietnam.
Karena pandemi dan kehilangan pekerjaan, mereka memutuskan hijrah dari provinsi Long An menuju Khanh Hung di Ca Mau.
Pada 8 Oktober 2021, mereka memulai perjalanan sejauh 280 km bersama anjing dan tiga kerabat mereka, yang juga membawa tiga anjing dan satu kucing.

Banyak orang memposting video perjalanan pasangan itu di media sosial, menampilkan sepeda motor serta anjing dan barang-barang yang ditumpuk-tumpuk.
Pasangan ini lantas menjadi populer.
Baca juga: Wanita Viral Karena Paras Jeleknya, Wajah Asli Terungkap Setelah Anak Lahir, Ternyata Secantik Ini
Baca juga: VIRAL Anak SMP Dinikahkan dengan Tokoh Agama, Ratusan Temannya Demo, Sosok sang Ayah Mengejutkan
Banyak netizen yang menyemangati mereka dan berharap perjalanan mereka aman.
Beberapa netizen bahkan mengatakan hati mereka tersentuh ketika pasangan itu menggunakan jas hujan untuk menutupi anjing mereka di tengah hujan lebat.
Ada pula yang sampai rela mengantarkan air dan makanan untuk mereka.
Pham Minh Hung dan Nguyen Thi Chi Em itu memulai pejalanan dengan membawa 15 anjing.
Tetapi seiring perjalanan, mereka memberikan dua anjing kepada seorang sukarelawan setelah memasuki provinsi Ca Mau, sementara satu mati.
Sisanya melanjutkan perjalanan.
Tetapi pasangan itu dan tiga kerabat mereka dinyatakan positif Covid-19 setelah mencapai Khanh Hung, Minggu (10/10/2021).
Setiap orang yang bepergian lintas provinsi wajib menjalani tes.
Mereka lalu dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan, sementara anjing-anjing mereka ditinggalkan di pusat karantina.
Tetapi pihak berwenang setempat justru membunuh 12 anjing itu tanpa memberi tahu pemiliknya, tulis media pemerintah.
Artikel itu kemudian dihapus.
Baca juga: Tegur Kakek yang Minta Uang hingga Viral & Tuai Kecaman, Baim Wong Akui Tak Menyesal: Kurang Suka
Tidak jelas bagaimana hewan-hewan itu dibunuh.
Surat kabar resmi polisi memuat gambar yang menunjukkan bahwa mereka dibakar.
"Pengendalian penyakit harus diprioritaskan dan keputusan untuk membunuh hewan itu adalah tindakan pencegahan yang diperlukan," kata pejabat setempa,t Tran Tan Cong saat konferensi pers di hari yang sama.
'Tindakan barbar'
Tindakan petugas itu dengan cepat memicu reaksi netizen di media sosial.
Banyak yang menyebut tindakan itu "kejam" dan "memilukan".
Aktris Hong Anh, anggota organisasi kesejahteraan hewan global Four Paws, menyebut tindakan itu "barbar" dan mengatakan dia akan mengirim petisi ke organisasinya.
"Pembunuhan itu 'tidak etis' dan 'konyol' karena tidak ada aturan yang mengharuskan hewan peliharaan harus dibunuh jika pemiliknya terinfeksi," kata Nguyen Hong Vu, staf ilmuwan Pusat Medis Nasional Kota Harapan di AS.
"Belum ada bukti ilmiah bahwa anjing dan kucing bisa menjadi perantara penularan Covid-19 ke manusia. Namun, pengidap Covid-19 terkadang bisa menularkannya," kata Dr Nguyen.

Sebuah penelitian di Texas mensurvei 76 anjing dan kucing dari 39 rumah tangga dengan pasien Covid-19, dan menemukan tiga kucing dan satu anjing terinfeksi.
Hewan-hewan itu tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan.
Baca juga: SYOK Baca Berita Viral, Anaknya Curi Kotak Amal Demi Ongkos Renang, Ortu Minta Maaf Lalu Ganti Lebih
Mereka semua pulih dengan cepat.
"Ada beberapa cara untuk memperbaikinya dalam situasi ini, seperti mengkarantina mereka di dalam kandang; menghubungi kerabat pemilik atau melibatkan organisasi sosial untuk merawat mereka sampai pemiliknya pulih," kata Dr Nguyen.
'Mentalitas seperti perang'
Pada awal-awal pandemi, Vietnam pernah dipuji atas keberhasilannya menangani virus corona.
Respons cepat dan pelacakan kontak yang meluas diapresiasi WHO.
Tetapi varian Delta telah membuat negara itu tumbang.
Vietnam telah melaporkan 840.000 kasus dan lebih dari 20.000 kematian secara total.
Vietnam telah bekerja keras dalam upaya pengendalian virusnya - meskipun Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengatakan bulan lalu harus ada rencana untuk "hidup berdampingan dengan virus".
Banyak orang telah didakwa dan dihukum karena menyebarkan virus, beberapa dipenjara selama lima tahun.
September lalu, sebuah video yang menunjukkan beberapa petugas polisi mendobrak sebuah apartemen di selatan Provinsi Binh Duong, viral di media sosial.
Mereka menyeret keluar seorang wanita yang diduga terpapar Covid-19 untuk melakukan tes saat putranya yang masih kecil menangis.
Baca juga: INGAT Pasangan Bocah Viral yang Menikah di Usia 14 Tahun? Terkuak Kehidupannya Kini, Arifin Kerja
Aksi itu menyebabkan kemarahan publik besar-besaran.
Sementara itu, keputusan pihak berwenang untuk memusnahkan hewan peliharaan itu tidak mengejutkan, kata pengamat Le Anh.
"Pemerintah Vietnam telah menempatkan prioritas tertinggi dalam perang melawan virus corona. Ada slogan 'Melawan pandemi ini seperti melawan musuh'. Artinya negara sedang berperang. Anda tidak dapat mengharapkan perilaku rasional dan manusiawi selama perang."
Hal tersulit bagi Pham adalah dia mengetahui bahwa hewan kesayangannya telah dibunuh oleh orang lain.
Dia bertekad untuk meminta pertanggungjawaban pihak berwenang.
"Saya membesarkan anak-anak saya selama sekitar enam tahun," katanya, mengacu pada anjing-anjingnya.
"Saya pasti menginginkan keadilan untuk anak-anak saya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Sebagian artikel ini telah tayang sebelumnya di Tribunnews dengan judul 'Pemiliknya Sedang Dirawat karena Covid-19, 12 Anjing di Vietnam Dibunuh Petugas'