IBU 83 Tahun Bunuh Anak dengan 60 Pil Tidur, Serahkan Diri ke Polisi, Publik Nangis Dengar Pengakuan
Seorang ibu berusia 83 tahun tega menghabisi nyawa anaknya sendiri dengan memberikan 60 butir pil tidur, alasannya pilu.
Penulis: ninda iswara
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang ibu berusia 83 tahun tega menghabisi nyawa anaknya sendiri.
Ada kisah pilu di balik tindakan yang dilakukan wanita tua ini kepada putranya.
Meski apa yang dilakukan tak bisa dibenarkan, publik justru banyak yang bersimpati kepada si ibu tua ini.
Mendengar kisah pilu sang ibu, mereka tak lantas menghakimi apa yang dilakukan.
Kejadian memilukan ini terjadi di Guangzhou, China.
Melansir Soha.vn, wanita berusia 83 tahun ini menghabisi nyawa sang anak dengan cara mencekik lehernya pada tahun 2017.
Wanita bermarga Huang tersebut juga memaksa sang anak untuk meminum obat tidur.
Baca juga: NASIHAT Teman Berujung Petaka, Pengantin Baru Tega Bunuh Istrinya, Sempat Cekcok Rahasia Terbongkar
Baca juga: Hanya Karena Sampah Masuk ke Halaman Rumah, Pria Emosi & Bunuh Adik, Berharap Hukuman Diringankan

Kemudian ia mencekik leher sang putra menggunakan syal sampai meninggal.
Setelah sang anak menghembuskan napas terakhir, wanita tua ini meninggalkan secarik kertas dengan pesan yang ia tulis sendiri.
Dalam pesan tersebut, si ibu mengakui bahwa ia telah memberikan obat tidur pada sang anak.
Ia pun akan segera menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya.
"Saya memberikan obat tidur anak keduaku, saya akan pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan diri," bunyi surat itu.
Pada 9 mei 2017 silam, wanita tua ini pergi ke kantor polisi dan mengakui pembunuhan yang telah dilakukannya.
Bukannya geram, polisi yang mendengar pengakuan Huang justru hanya bisa menahan napas.
Terkuak bahwa anak kedua Huang ternyata lahir dengan kondisi cacat, rakhitis, dan tak bisa berbicara.
Selama beberapa dekade, Huang lah yang mengurus segala hal kecil hingga besar untuk sang putra.
Namun semakin hari kondisi putra keduanya memburuk.
Di usia 30 tahun, sang putra mengalami atrofi otot dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Putra sulung Huang yang gerah dengan kondisi sang adik sempat meminta ibunya untuk mengirim ke organisasi pemerintah.
Baca juga: Sering Main TikTok, Wanita Ini Dibunuh Sang Suami, Cemburu Buta Lihat Konten Video Dikomentari Pria
Baca juga: DEMI Selingkuhan, Pria Ini Tega Bunuh Istri dengan Sewa Ular Berbisa, Kabur Bawa Barang Berharga Ini

Si sulung ingin kehidupannya dengan sang ibu berjalan normal.
Sebagai ibu, Huang menolak tegas saran dari putra sulungnya.
Huang takut kalau orang lain tak bisa merawat anaknya dengan tulus dan penuh perhatian.
Hingga akhirnya Huang rela merawat sang putra yang mengalami kelainan ini selama 15 tahun lamanya.
Namun ketika sang putra berusia 46 tahun, Huang mulai merasa tubuh dan pikirannya sangat lelah.
Fisiknya yang renta juga mulai sakit-sakitan.
Huang bahkan merasa kalau hidupnya mungkin sudah tak lama lagi.
Di saat tubuhnya semakin renta dan kesehatannya menurun, Huang mengkhawatirkan putranya yang juga tak kunjung membaik.
Di sisi lain, Huang juga tak mau putra sulungnya nanti harus mengurus adiknya sendirian jika ia sudah tak ada.
Hingga akhirnya Huang memutuskan untuk mengakhiri hidup putra keduanya dengan cara memberi pil tidur sebanyak 60 butir dan mencekiknya dengan syal.
Sebelum menghabisi nyawa sang anak, Huang hanya bisa meminta maaf karena merasa sudah membuat anaknya menderita.
Baca juga: Bertengkar dengan Pacar, Seorang Wanita Bunuh Sang Kekasih Hanya dengan Ponsel, Mengaku Terpaksa
Baca juga: PINDAH Rumah, Guru Ini Malah Temukan Boneka & Surat Aneh, Misteri Pembunuhan 60 Tahun Lalu Terkuak!

"Maafkan aku karena melahirkanmu seperti ini, membuatmu menderita seumur hidupmu. Aku tidak punya waktu lagi untuk hidup, apa yang harus aku lakukan? Biarkan ini berakhir, aku lebih baik melakukan kejahatan. Lebih baik biarkan aku menderita sendirian," ujarnya.
Kendati banyak yang bersimpati dan meneteskan air mata mendengar cerita Huang, tindakannya dari sudut pandang hukum tetap tak bisa dibenarkan.
Apa yang dilakukan Huang dianggap sebagai tindakan pembunuhan yang disengaja dan direncanakan.
Dalam persidangan, pengakuan Huang terkait alasan membunuh sang anak membuat banyak orang menangis.
"Aku sudah tidak tahan lagi," ujar Huang.
Putra sulung Huang dan para tetangga sekitar pun mendatangi pengadilan untuk meminta keringanan hukuman.
Karena secara proaktif menyerah dan dengan tulus mengakui tindakannya sebelumnya, Huang diberikan keringanan hukuman.
Ibu berusia 83 tahun ini dihukum 3 tahun penjara dan 4 tahun masa percobaan.
Kisah ini pun membuat banyak orang sedih dan bersimpati meski sudah 4 tahun berlalu.
(TribunNewsmaker.com/Ninda)