Breaking News:

Warga Kampung Miliarder di Tuban Kini Menyesal Jual Tanah, Nganggur & Susah Makan, Ini Kata PT PRPP

Sudah nyaris setahun berlalu sejak dulu sempat viral, para warga malah merasakan ketidaksejahteraan.

TikTok @rizkii.02, TribunJatim.com/M Sudarsono
Dulu jadi miliader langsung borong mobil, kini warga Tuban demo mengaku menyesal jual lahan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Masih ingat warga di Tuban yang viral lantaran mendadak jadi miliarder?

Kampung tersebut sempat dijuluki kampung miliarder di Tuban Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu.

Warganya dulu sempat kaya mendadak karena tanah mili mereka dibeli hingga harga miliaran.

Namun kini semua harta dan lahan mereka seolah tak ada arti.

Sudah nyaris setahun berlalu sejak dulu sempat viral, para warga malah merasakan ketidaksejahteraan.

Bahkan, beberapa di antara mereka malah kini terpantau kesulitan makan.

Beberapa juga menjadi pengangguran lantaran tak lagi memiliki lahan untuk bertani.

Semua memang berawal dari tuntutan warga yang mengalami sendiri pengalaman tak menyenangkan terhadap Pertamina itu.

Kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) yang berada di Kecamatan Jenu, didemo warga enam desa, Senin (24/1/2022).

Baca juga: DULU Kaya Mendadak, Warga Kampung Miliarder di Tuban Kini Menyesal Jual tanah: Tak Ada Penghasilan

Baca juga: NASIB Pilu Warga di Tuban, Nyesel Dulu Jadi Miliader Dadakan, Kini Tak Ada Panen, Terpaksa Jual Sapi

Aksi demo warga Tuban ke pihak Pertamina
Aksi demo warga Tuban ke pihak Pertamina (TribunJatim.com/M Sudarsono)

Warga dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, menanyakan komitmen perusahaan dalam penyerapan tenaga kerja.

Mereka menyampaikan berbagai tuntutan atas segala pengalaman yang didapatkan selama setahun masa kontrak yang diperjanjikan.

Mereka menyoal PT PRPP yang dinilai tidak kooperatif.

Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan).

Kedua, semua vendor yang ada di Pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, Pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabenenya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidakterbukaan Pertamina terhadap desa di ring perusahaan."

"Kita mendesak tuntutan direalisasikan," ujarnya kepada wartawan.

Ternyata, setelah menjadi viral dan demo besar-besaran diadakan, pihak perusahaan terkait pun mengungkapkan klarifikasi.

Mobil miliader dadakan di Tuban kini penyok, akibat kecelakaan massal belum mahir nyetir
Mobil miliader dadakan di Tuban kini penyok, akibat kecelakaan massal belum mahir nyetir (Instagram /YouTube CNN Indonesia)

Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), Kadek Ambara Jaya mengatakan, pihak perusahaan berkomitmen tinggi untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban.

Hingga Land Clearing Tahap ke-3 yang diselesaikan pada 2021 lalu, kilang GRR Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja di mana 98 persen di antaranya adalah warga lokal sekitar proyek.

"Pelaksanaan pekerjaan land clearing tahap ke-1 hingga ke-3 sendiri telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (25/1/2022), dini hari.

Kadek menjelaskan, lebih jauh lagi perekrutan tenaga kerja dilakukan dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan, serta ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC).

"Penunjukkan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan, independen dan bebas dari intervensi manapun," pungkasnya.

Sekadar diketahui, kilang GRR Tuban merupakan salah satu dari proyek pengembangan kilang yang dikelola Pertamina melalui Pertamina Project GRR Tuban maupun PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Di tahun 2022, PRPP fokus melanjutkan penyelesaian desain teknis (Front-End Engineering Design/FEED) di mana per tanggal 31 Desember 2021 penyelesaian kegiatan ini telah mencapai 66,43% atau lebih cepat dari target yang dicanangkan di awal tahun 2021 sebesar 59,44%.

Mengingat Kilang GRR Tuban nantinya akan menjadi salah tonggak kemandirian energi yang nantinya menyokong distribusi energi di Indonesia, pihak perusahaan akan terus menjalin sinergi termasuk dengan tenaga kerja lokal guna melanjutkan proyek GRR Tuban secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR).

Sekitar 100 massa yang melibatkan karang taruna enam desa di wilayah ring perusahaan itu, menyoal PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tidak kooperatif.

Dampaknya, para pengunjuk rasa membawa lima tuntutan saat aksi yang ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.

Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red).
terdampak.

Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

Tak Ada Panen, Terpaksa Jual Sapi

Bak nasi sudah menjadi bubur, warga Tuban yang dulunya viral menjadi miliader dadakan kini tiba-tiba berdemo.

Mereka menyesal kini tak lagi memiliki penghasilan tetap lantaran sudah menjual lahan mereka.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para miliader ini terpaksa menjual satu per satu ternak mereka.

Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).

Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Baca juga: KISAH Mantan Gelandangan, Kini Jadi Miliader, Punya 100 Rumah & 4 Mobil Mewah: Gagal Bangun Lagi!

Baca juga: KINI Jadi Miliader, Intip Mewahnya Rumah Narji, Ada Garasi Mobil Mahal Hingga Ruang Tamu Gaya Klasik

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.

"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.

Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Usai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.

Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.

Baca juga: TAK Cuma Borong Mobil Baru, Miliarder Dadakan di Tuban Juga Bangun Rumah Mewah, Ini Penampakannya

"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta.

Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," ungkapnya.

Ia juga bercerita, lahan miliknya dijual sekitar Rp 2,5 miliar kemudian uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ia tabung.

Mugi mengingat, dulu sering didatangi pihak Pertamina saat berada di sawah agar mau menjual lahan.

Segala bujuk rayu pun ditawarkan, termasuk tawaran pekerjaan untuk anaknya.

Namun hingga kini, tawaran tersebut tak pernah terealisasi.

"Dulu saya didatangi pihak Pertamina agar mau jual lahan, janji diberi pekerjaan anak-anak saya tapi tidak ada sampai sekarang," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Aliansi warga enam Desa yaitu Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, berunjuk rasa di kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR), Senin (24/1/2022).

Sekitar 100 massa yang melibatkan karang taruna enam desa di wilayah ring perusahaan itu, menyoal PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tidak kooperatif.

Dampaknya, para pengunjuk rasa membawa lima tuntutan saat aksi yang ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.

Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red).
terdampak.

Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Baca juga: TERLANJUR Beli Mobil Padahal Belum Mahir Nyetir, Miliarder Tuban Alami Kecelakaan, Kini Mobil Penyok

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidak terbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," ujarnya kepada wartawan.

(TribunJatim/ Ignatia)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Runtuh Sudah Status Warga Kampung Miliarder, Tak Sejahtera Malah Susah Makan, PT PRPP: Kami Komitmen dan Nasib Kampung Miliarder Tuban yang Dulu Viral, Kini Warga Jual Sapi untuk Makan seusai Lahan Dijual,

Tags:
TubanmiliarderPertaminaviral
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved