Kasus Tangmo Nida Masih Mengambang, Penggemar Demo di Depan Kantor Polisi, Minta Autopsi Ulang
Kasus Tangmo Nida masih penuh tanda tanya, penggemar demo di depan kantor polisi minta kebenaran diungkap
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus Tangmo Nida membuat penggemarnya demo di depan kantor polisi untuk meminta kebenaran.
Penggemar yang tergabung di fansclub menggelar demo di Kepolisian Kerajaan Thailand (RTP) Muang Nonthaburi pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Tampaknya, para penggemar masih skeptis mengenai penjelasan polisi soal kematian Tangmo Nida.
Mereka merasa sejak mengikuti kasus Tangmo Nida di hari pertama sampai hari ini, tidak ada perkembangan yang berarti dan justru menimbulkan banyak keraguan.
Melalui demonstrasi ini mereka berharap bisa menyalurkan suara keraguan publik atas penyelidikan polisi.
Serta jika mungkin, menuntut dilakukannya autopsi ulang tanpa melibatkan Institut Kedokteran Forensik, Rumah Sakit Polisi dan mengganti penyelidik kepolisian agar ada transparansi.
Tangmo Nida disebut jatuh dan tenggelam pada Kamis (24/2/2022) saat sedang bersama lima orang lainnya di sebuah speedboat.
Baca juga: Ayo Kita Menikah Pilu Pacar Tangmo Nida, Minta Forensik Pasangkan Cincin Nikah ke Jari Kekasihnya
Baca juga: Dia Pakai Jam Tangan Mendiang Ibu Tangmo Nida Dituding Pura-pura Pingsan di Pemakaman Putrinya

Saat dimintai keterangan, lima orang, termasuk manajer dan sahabat Tangmo, Gatick, memberikan pernyataan yang bertentangan atau mencurigakan tentang apa yang telah terjadi.
Keanehan lain adalah saat tahu teman mereka jatuh, lima orang ini bergegas meninggalkan lokasi dan bukan berusaha mencari. Mengklaim pulang ke rumah untuk berdoa agar Tangmo ditemukan.
Polisi kemudian mengatakan bahwa bukti dan saksi menunjukkan kelalaian yang menyebabkan kematian, bukan pembunuhan.
Kesaksian orang pertama yang menemukan jenazah Tangmo dan mengatakan ada bekas luka di kepala, juga telah dibantah polisi.
Sementara luka sekitar 30 sentimeter di paha dalam Tangmo Nida justru diklaim karena terkena baling-baling kapal.

Pernyataan polisi ini yang memicu kekhawatiran tentang kurangnya transparansi dalam penyelidikan.
Kesaksian samar yang diberikan oleh kelima orang tersebut yaitu, Tanupat 'Por' Lerttaweewit, Phaiboon 'Robert' Trikanjananun, Idsarin 'Gatick' Juthasuksawat, Wisapat 'Sand' Manomairat dan Nitas 'Job' Kiratisoothisathorn, masih belum jelas.
Dari lima orang itu, polisi baru mengajukan tuntutan terhadap Por, pemilik kapal, dan Robert, pengemudi, atas kelalaian yang menyebabkan kematian.