DULU Pilu Kena Tipu saat Ditawari Kerja, Nasib Mantan TKW Asal Sragen Berubah, Kini Pengusaha Sukses
Nasib baik tak berpihak kepadanya, ia jadi korban penipuan padahal sudah bayar puluhan juta rupiah. Kini roda bak berputar, ia sukses jadi pengusaha.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang mantan TKW asal Sragen bernama Anik Purwanti (40) kini sukses menjadi pengusaha kuliner.
Ia menjual produk jamur crispy yang biasanya sebagai cemilan.
Anik dulunya sempat hidup susah, bahkan jadi korban penipuan.
Warga Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen itu menceritakan pengalaman pahitnya.
Selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), ia ditawari untuk bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Jepang.
Nasib baik tak berpihak kepadanya, ia menjadi korban penipuan padahal sudah membayar puluhan juta rupiah.
"Lulus SMA itu kan ada penyaluran tenaga kerja ke Malaysia, kalau lokal itu ke Batam, Jakarta dan Bali, kalau saya keluar negeri mau ke Jepang," ujarnya saat ditemui wartawan.
"Iya sudah bayar, se-uang saku sekitar Rp 30 juta, itu merupakan uang pinjaman bank," tambahnya.
Anik pun sempat kebingungan cara membayar hutang yang terlanjur diambil tersebut.
Untuk membayar hutang, Anik merantau ke Singapura selama dua tahun dan kerja di Hong Kong selama 2,5 tahun.
"Karena dulu belum ada KUR, bisanya bayar bunganya, setorannya belum," katanya.
Baca juga: Berani Tolak Bonus Rp 5 Juta, TKW Ini Ungkap Tugas Berat dari Sang Majikan: Maaf Saya Gak Sanggup
Baca juga: Dapat Iming-Iming Bonus Rp 5 Juta, TKW di Taiwan Tolak Layani Kakak Majikan Sering Marah-marah

Pada tahun 2009, Anik pulang ke Sragen dan mencoba peruntungan dengan berjualan jamur crispy menggunakan gerobak di Alun-alun Sragen.
"Jualan di Alun-alun sekitar 3-4 bulan, habis Ashar berangkat, pulang pukul 21.00 WIB. " jelasnya.
"Waktu itu juga belum menikah, jualannya didampingi ibu, orang tua kena angin malam saya yang enggak enak," imbuhnya.
Tak sampai di situ, Anik terkadang juga tidak mendapatkan pendapatan terlebih ketika hujan turun.
"Kalau hujan turun, kadang untuk makan saja saya tombok (keluar uang sendiri), karena saat itu berdua sama ibu," ujar Anik.
Anik pun berkhayal bagaimana ia bisa produksi di rumah namun produknya yang kemana-mana.
Akhirnya Anik ketemu sesama pelaku UMKM yang sudah sukses berasal dari Kecamatan Sukodono.
"Saat itu saya belum punya spinner, saya bawa keripik saya ke Pak Asmadi di Sukodono untuk di spinner disana, terus dibikinin sama beliau," terangnya.
Karena Asmadi sudah memiliki banyak mitra, Anik pun menitipkan keripik-keripiknya.
Sejak saat itu, usahanya terus berkembang dan ia juga rutin mengikuti pelatihan kerja dari beberapa instansi.
Berbagai perlombaan juga sering diikuti Anik dan berhasil menyabet beberapa juara.
Untuk bahan baku jamur, Anik sudah memiliki mitra tersendiri di Kabupaten Sragen.
"Saya ambil jamur yang dipetik di pagi hari, karena masih segar, kalau petiknya sore hari pasti layu," jelasnya.
"Alhamdulillah setiap kali produksi jamur crispy selalu habis," singkatnya.
Keuletan yang dilakukan Anik kini mulai membuahkan hasil.
Omzet dari berjualan jamur crispy yang diberi nama Ducrija itu mencapai Rp 8 juta hingga Rp 16 juta per bulan.
"Bisa mencapai Rp 16 juta itu baru pendapat kotor, kadang juga Rp 8 juta," terangnya.
Produknya juga dijual di beberapa toko ritel modern, terutama di wilayah Solo Raya.
Jamur crispynya juga akan merambah pasar luar negeri, yakni Hong Kong yang dijual melalui para TKW yang ada di Hong Kong.
(TribunSolo/ Septiana Ayu Lestari)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Anik Purwanti, Mantan TKW Asal Sragen : Pernah Kena Tipu Hingga Sukses Jualan Jamur Crispy