Tidak Pergi Haji? Lakukan 3 Amalan Sunnah Ini di Hari Arafah Berdasarkan Hadits, Termasuk Puasa
Amalan yang bisa dilakukan ini telah sesuai dan berlandaskan hadits, yakni sumber hukum kedua selain Al Quran.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah deretan amalan sunnah di Harfi Arafah berdasarkan hadits.
Amalan sunnah ini bisa dilakukan bagi umat muslim yang tidak berhaji.
Amalan yang bisa dilakukan ini telah sesuai dan berlandaskan hadits, yakni sumber hukum kedua selain Al Quran.
Sebagaimana diketahui Hari Arafah merupakan waktu bagi jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, mulai dari terbenamnya matahari (waktu zhuhur) pada tanggal 9 Zulhijah sampai fajar.
Bagi umat muslim yang tidak berhaji, tetap bisa melakukan amalan sunnah di Hari Arafah berdasarkan hadits berikut.
Baca juga: Jangan Lupa Puasa Tarwiyah & Arafah Sebelum Idul Adha 10 Dzulhijjah, Ini Niat serta Keutamaannya
Baca juga: Idul Adha Indonesia dan Arab Saudi Beda Tanggal, Puasa Arafah Ikut Waktu Mana? UAS Beri Jawaban
1. Melaksanakan Puasa Arafah
Umat muslim yang tidak berhaji tetap bisa melaksanakan puasa Arafah.
Adapun puasa Arafah bisa dilaksanakan muslimin yang tidak berhaji sebagaimana dalam salah satu riwayat hadis dijelaskan, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim nomor 1162)
2. Memperbanyak Doa
Pada hari Arafah, umat muslim juga disunnahkan untuk memperbanyak mengamalkan doa.
Sebab hari Arafah adalah sebaik-baiknya waktu untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi.
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah." (HR Tirmidzi nomor 3585)
3. Memohon Ampunan Kepada Allah SWT
Selain memperbanyak doa di Hari Arafah, umat muslim juga disunnahkan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.
Pada hari Arafah, Allah melimpahkan rahmat-Nya, memberikan ampunan bagi hamba-Nya.
Dalam riwayat dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
,مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ“
Artinya: "Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka kepada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?" (HR Muslim nomor 1348)
Demikian amalan-amalan sunnah di hari Arafah yang bisa dilakukan bagi yang tidak berhaji, berdasarkan hadits.
Idul Adha Indonesia dan Arab Saudi Beda Tanggal, Puasa Arafah Ikut Waktu Mana? UAS Beri Jawaban
Idul Adha di Indonesia jatuh pada 10 Juli 2022 berbeda dengan Arab Saudi yang menetapkan Idul Adha pada 9 Juli 2022, lantas bagaimana dengan pelaksanaan puasa Arafah?
Perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha 2022 ini lantas menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
Pasalnya, diketahui bahwa puasa Arafah dikerjakan pada waktu yang bersamaan dengan ibadah wukuf yang dilakukan oleh jamaah haji di padang Arafah, Makkah, Arab Saudi.
Lantas, bagaimana sikap masyarakat muslim di Indonesia?
Apakah boleh jika merayakan Hari Raya Idul Adha mengikuti waktu di Makkah?
Pendakwah kondang Ustad Abdul Somad baru-baru ini ikut memberikan penjelasannya terkait perbedaan waktu perayaan Hari Raya Idul Adha 2022 di Indonesia dengan Arab Saudi.
Baca juga: Jelang Idul Adha 2022, Jangan Lupa Tunaikan Puasa Arafah, Ini Tata Cara & Keutamaannya, Hapus Dosa
Baca juga: LENGKAP, Ini Bacaan Doa Buka Puasa Arafah, Disertai Lafaz Takbir Hari Raya Idul Adha dan Artinya
Penjelasan itu disampaikan dai berdarah melayu tersebut melalui sebuah unggahan di akun Instagram resminya, Jumat (1/7/2022).
Berikut penjelasan Ustad Abdul Somad soal alasan perbedaan waktu Hari Raya Idul Adha 2022 di Indonesia dan Arab Saudi yang telah dirangkum Serambinews.com.
Termasuk sikap masyarakat muslim Indonesia terhadap perbedaan waktu tersebut.
Penjelasan Ustad Abdul Somad
Penjelasan Ustad Abdul Somad soal perbedaan waktu waktu Hari Raya Idul Adha 2022 di Indonesia dan Arab Saudi bermula ketika seorang jamaah bertanya kepada dirinya.
Kepada Ustad Somad, jamaah tersebut bertanya sebaiknya mengikuti keputusan pemerintah atau waktu yang ditetapkan di Arab Saudi.
"Kita ikut Makkah apa Pekanbaru Ustadz?" tulis Ustad Abdul Somad seperti dikutip Serambinews.com dari akun Instagram @ustadabdulsomad_official.
Ustad Abdul Somad pun menjawab, bahwa antara Makkah dan Indonesia memikili mathla' masing-masing.
"Makkah tu punya mathla' sendiri, Pekanbaru punya mathla' sendiri," terang dai yang akrab disapa UAS tersebut.
Perbedaan ini yang membuat waktu di masing-masing negara berbeda, yang juga mempengaruhi waktu pengerjaan ibadah.
Dengan demikian, masyarakat di Indonesia tidak bisa mengikuti waktu di Makkah.
"Makkah punya syuruq sendiri, Pekanbaru punya syuruq sendiri. Tak sama," tulis Ustad Abdul Somad.
"Mana bisa kita ikut Makkah. Kalau kita di Pekanbaru ikut Makkah. Berarti shalat zhuhur kita jam 15.30 Wib," lanjutnya.
Lantas jika mathla' tersebut mempengaruhi waktu di masing-masing wilayah, mengapa Arab Saudi lebih dahulu merayakan Hari Raya Idul Adha daripada Indonesia?
Dijelaskan Ustad Abdul Somad, bahwa dasar penentuan waktu untuk mengerjakan ibadah dengan penentuan penanggalan itu berbeda.
Dasar penentuan waktu shalat, kata UAS, menggunakan waktu berdasarkan perjalanan matahari.
Sementara dasar penentuan penanggalan menggunakan hilal (bulan).
"Waktu sholat pakai waktu matahari, kita di timur lebih dulu. Kalau awal bulan tu ikut Hilal, bulan yang di barat lebih dulu,' terang UAS.
Lalu bagaimana dengan puasa Arafah yang dikerjakan pada waktu bersamaan dengan wuquf di Arafah?
Dikatakan UAS, ibadah puasa Arafah yang dikerjakan umat muslim di Indonesia, tetap mengikuti math'la daerah masing-masing.
"Wuquf ikut apa? Ikut tanggal 9. Tanggal 9 ikut apa? Ikut tanggal 1. Tanggal 1 ikut apa? Ikut hilal. Jadi puasa tu tanggal 9, bukan tanggal 8, bukan pulak tanggal 10. Ikut mathla' daerah masing-masing" jelasnya.
Ustad Abdul Somad juga menambahkan, pebedaan waktu perayaan Idul Adha ini bukan hanya terjadi pada zaman modern saat ini.
Perbedaan ini juga pernah terjadi pada zaman kerasulan Nabi Muhammad Saw.
"Kuraib dari Madinah ke Syam. Di Syam mereka melihat Hilal malam Jum'at. Ibnu Abbas di Madinah melihat Hilal malam Sabtu," tulis UAS.
"Syam dengan Madinah aja beda mathla', apalagi Makkah dengan Pekanbaru," sambungnya.
Apa itu mathla' ?
Adapun yang dimaksud dengan mathla’ yaitu saat terbitnya hilal di suatu wilayah (negara)’.
Mengutip laman almanhaj.or.id seiring dengan perjalanan bulan dan matahari, pergantian siang dan malam, menyebabkan perbedaan terbitnya hilal di masing-masing wilayah.
Karena perbedaan ini, maka tidak mustahil memunculkan perbedaan dalam menentukan pelaksanaan perkara-perkara ibadah, seperti puasa, hari ‘Id ataupun haji, serta aktifitas ibadah lainnya.
Alasan perbedaan waktu Idul Adha menurut Kemenag
Kementerian Agama (Kemenag) juga telah memaparkan penyebab atau alasan mengapa penetapan Hari Raya Idul Adha 2022 berbeda dengan Arab Saudi.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib menjelaskan, perbedaan waktu itu disebabkan karena letak Arab Saudi lebih barat dari Indonesia.
“Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga hilal justru mungkin terlihat di Arab Saudi,” terang Adib sebagaimana dilansir dari laman Kemenag, Jumat (1/7/2022).
Lebih lanjut Adib menjelaskan, semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, maka posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah dilihat.
Sementara, letak geografis Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia, sehingga pada tanggal yang sama posisi hilal di sana lebih tinggi.
“Jadi kurang tepat jika memahami karena Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya melaksanakan Hari Raya Iduladha 1443 H juga lebih awal. Jelas pemahaman ini kurang tepat,” ujar Adib.
Adib mengatakan, berdasarkan data hisab, pada akhir Zulkaidah 1443 H, ketinggian hilal di Indonesia antara 0 derajat 53 menit sampai 3 derajat 13 menit dengan elongasi antara 4,27 derajat sampai 4,97 derajat.
Sementara pada tanggal yang sama, posisi hilal di Arab Saudi lebih tinggi dengan posisi yang ada di Indonesia.
"Jadi kemungkinan hilal terlihat di Arab Saudi sangat besar,” jelas mantan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat tersebut.
(TribunSumsel/ Novaldi Hibaturrahman)(Serambinews.com/Yeni Hardika)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul 3 Amalan Sunnah Hari Arafah Berdasarkan Hadits, Bagi Umat Muslim yang Tidak Berhaji dani Serambi News dengan judul 'Idul Adha di Indonesia 10 Juli 2022, Arab Saudi 9 Juli,Puasa Arafah Ikut Waktu Mana? Ini Jawaban UAS'
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/ibadah-haji-terbatas-umat-muslim-bisa-puasa-arafah-saat-idul-adha-2020-simak-niat-keutamaannya.jpg)