Banyak Negara Uni Eropa Mulai Teriak Pasokan Gas dari Rusia, Putin Tegas Batasi Ekspor Energi
Negara Uni Eropa mulai menyerah, kini mulai teriak pasokan Gas dari Rusia.
Editor: Candra Isriadhi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Negara Uni Eropa mulai menyerah, kini mulai teriak pasokan Gas dari Rusia.
Pemasok utama energi gas negara-negara di Uni Eropa merupakan Rusia.
Namun sejak adanya invasi Rusia ke Ukraina, Uni Eropa bersatu musuhi negara Putin tersebut.
Sanksi-sanki ekonomi mulai dilakukan negara-negara dari Uni Eropa.
Namun, Rusia membalas dengan membatasi pasokan gas mereka ke negera-negara tersebut.
Krisis gas yang dirasakan negara-negara Uni Eropa kian parah dengan adanya pemberlakuan pembatasan konsumsi.
Diberitakan Rusia Today, kini negara-negara Uni Eropa mencari pengecualian terhadap rencana Komisi Eropa untuk mengurangi konsumsi gas alam, tulis surat kabar Financial Times , mengutip rancangan dokumen.
Baca juga: Dunia Semakin Memanas, Konflik Ukraina Belum Usai Jepang Siap Adu Kekuatan dengan China hingga Rusia
Baca juga: Mantan Presiden Rusia Sesumbar dengan Senjata Nuklir Yakin Bangsanya Sanggup Tumpas Negara Barat

Menurut publikasi itu, anggota Uni Eropa mendesak untuk memperhitungkan tingkat ketergantungan masing-masing negara pada gas Rusia, serta volume yang sudah dikirim ke penyimpanan.
Juga perlu untuk mengecualikan beberapa sektor yang dianggap penting untuk pasar serikat tunggal dari persyaratan yang ketat.
Perlu dicatat bahwa pengecualian harus dibuat untuk mereka yang memiliki kemampuan untuk memasok bahan bakar gas.
"Negara-negara harus bebas memilih langkah-langkah yang tepat untuk mencapai pengurangan permintaan," FT mengutip dari dokumen tersebut.
Menurut rancangan tersebut, setidaknya lima negara harus meminta agar indikasi yang diusulkan oleh Uni Eropa menjadi wajib, namun, sebagian besar negara harus menyetujui persyaratan ini.
Pada hari Rabu, Komisi Eropa mengusulkan rencana baru untuk mengurangi permintaan gas.
Pada tahap pertama, melibatkan pengenalan target sukarela untuk semua anggota UE untuk mengurangi permintaan gas sebesar 15 persen dari 1 Agustus 2022 hingga 31 Maret 2023.
Baca juga: Dengan Bismillah Yakinnya Iriana Temani Jokowi ke Rusia & Ukraina, Pilu Temui Korban: Merinding
Baca juga: Belum ke Ukraina Kedatangan Presiden Jokowi Distop, Zelensky Ngaku Negaranya Dikepung Rudal

Ini setara dengan 45 miliar meter kubik bahan bakar.