KETIPU, Dulu Peluk Saat Ferdy Sambo Nangis-nangis, Ini Reaksi Kapolda Fadil Imran Dibohongi, Malu?
Malunya Kapolda Metro Jaya Fadil Imran, dulu peluk Ferdy Sambo kini ternyata hanya ditipu suami Putri Candrawathi.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sempat beri dukungan, begini reaksi Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran saat tahu ternyata hanya dibohongi Ferdy Sambo.
Sebelum Kapolda Metro Jaya, Fdail Imran sempat menjadi sorotan saat pertama kali kasus tewasnya Brigadir J mencuat.
Kala itu, Kapolda Metro Jaya ini menemui Ferdy Sambo yang merupakan juniornya untuk memberi dukungan.
Bahkan Fadil Imran juga sempat memeluk hingga mencium Ferdy Sambo yang kala ini menangis.
Pertemuan itu terjadi di Mabes Polri pada Rabu (13/7/2022) alias lima hari setelah Brigadir J tewas.
Pertemuan keduanya berlangsung mengharukan terekam dalam video berdurasi 24 detik.
Baca juga: ISI Surat Permohonan Maaf Ferdy Sambo Atas Kematian Brigadir J, Ngaku Rekayasa Kasus: Tidak Jujur
Baca juga: Tetap Jangan Buka Mulut! Usai Brigadir J Tewas, Putri Istri Ferdy Sambo Janjikan Rp 1M ke Bharada E

Tangis Sambo pecah ketika Fadil Imran menghampirinya seraya memeluknya.
Fadil Imran tampak membiarkan Sambo menangis di pelukannya sembari menepuk-nepuk pundak.
Di akhir pelukan Fadil Imran bahkan sempat mencium kening suami Putri Candrawathi tersebut.
"Saya memberikan support kepada adik saya Sambo agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Fadil kepada wartawan dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com, Kamis (14/7/2022).
Mantan Kapolda Jawa Timur itu menerangkan sebagai manusia, permasalahan apapun bisa terjadi pada siapapun.
"Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapapun," ucapnya.
Kala itu, belum terbongkar Ferdy Sambo lah yang menjadi dalang di balik tewasnya polisi asal Jambi tersebut.
Baca juga: TAHU Rahasia Putri Candrawathi, ART Ferdy Sambo Ini Berani Marahi Bharada E: Jangan Ikut Campur!
Brigadir J masih disebut tewas karena tembak menembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo.
Hingga akhirnya kejahatan Ferdy Sambo pun terungkap setelah Bharada E blak-blakan.
Bharada E mengaku menembak Brigadir J karena disuruh atasannya alias Ferdy.
Ferdy Sambo kemudian menembakan pistol ke dinding supaya dikira ada tembak menembak.
Saat ini, Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka bersama tiga orang lainnya, Bharada E, Brigadir RR, dan KM.
Lantas, bagaimana tanggapan Kapolda Metro Jaya yang sempat beri dukungan rekannya?
Dikutip dari YouTube Kompas, Fadil Imran tampak tak banyak komentar terkait kasus kematian Brigadir J.
Ketika ditanya wartawan soal tanggapan pembunuh Brigadir J terungkap, Fadil Imran meminta agar pertanyaan tersebut disampaikan ke Mabes Polri.
“Jangan ke saya, tanya ke Mabes, ya.
Nanti tanya ke Mabes ya, itu tanggapannya,” kata Fadil sembari terus berjalan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Teganya Ferdy Sambo minta Bharada E tembak Brigadir J
Sudah bak orang paling menderita menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya, padahal Ferdy Sambo lah yang jadi dalang utama.
Bukan tembak menembak, ternyata Brigadir J dihabisi Ferdy Sambo lewat tembakan yang dilepaskan Bharada E.
Tak ada pilihan lain yang harus dilakukan Bharada E dalam situasi mencekam di rumah dinas atasannya kala itu.
Bila dia tak menembak Brigadir J, maka Bharada E yang akan ditembak.
Keterangan itu disampaikan oleh kuasa hukum baru Bharada E, Deolipa Yumara.
Sebagai prajurit Brimob yang tunduk pada atasan, Deolipa menegaskan pemilik nama Richard Eliezer Pudihang Lumiu itu hanya menerima perintah dari atasannya untuk 'mengeksekusi' Brigadir J.
Meski saat itu Bharada E merasa sangat ketakutan saat menjalankan perintah atasannya itu.
Baca juga: Akui Dapat Bocoran, Mahfud MD Jelaskan Maksud Motif Sensitif Pembunuhan Brigadir J: Uraian Panjang
"Tapi 'saya juga takut' kata dia kan, tapi ketakutan juga kalau saya tidak menembak (Brigadir J), saya yang ditembak.
Kan gitu. Sama yang nyuruh nembak," kata Deolipa saat wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022).
Dikatakan Deolipa berdasarkan pengakuan Bharada E, prajurit Brimob itu tak kuasa membuka matanya saat menembak Brigadir J.
"Makanya dia sembari memejamkan mata, door..door..door. gitu aja," ungkap Deolipa menceritakan curhat Bharada E.
Deolipa pun menyadari bahwa perintah atasan di institusi Polri memang kadang susah untuk dibantah bahkan kerap menyerempet dengan pelanggaran hukum.
"Karena dia itu prajurit Brimob yang terbiasa perintah komando, tentu atas arahan komando tadi dijalankan," sambungnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dulu Peluk Cium Ferdy Sambo, Kapolda Metro Jaya Bereaksi Begini saat Pembunuh Brigadir J Terungkap