Breaking News:

'Nanti Iman Jumpa Ibu', Sering Rindukan, Pemuda Kini Menjadi 'Teman' Sang Bunda, Makam Berdampingan

Kerap luapkan rindu akan almarhumah ibu & pasang foto berdua, pemuda kini jadi 'teman' sang bunda, makam berdampingan.

Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
mStar
Kerap luapkan rindu akan almarhumah ibu & pasang foto berdua, pemuda kini jadi 'teman' sang bunda, makam berdampingan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kerinduan seorang pemuda akan sosok ibu tak terbendung lagi.

Meski sang ibu telah berpulang 4 tahun lalu, pemuda ini tak pernah sehari pun tidak merindukan sosok malaikatnya itu.

Berjanji akan menemui ibu di makam, pemuda bernama Prebet Muhamad Iman Arbain ini benar-benar 'berjumpa' dengan sang bunda di alam sana.

Ucapan Iman yang selalu merindukan dan ingin bertemu ibu seolah menjadi pertanda kepergiannya.

Iman meninggal dunia pada 21 September 2022 lalu.

Pemuda yang meninggal dunia di usia 23 tahun dilaporkan pingsan saat menjalani latihan militer yang merupakan orientasi dasar dalam menjadi tentara pada 19 September 2022.

Pingsan saat latihan, Iman langsung dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Mamaa Tangis Nia, Ibu Jauh-jauh dari Papua ke Gorontalo Hadiri Wisuda, Tiba di Kos Malah Meninggal

Baca juga: Pernikahan Diwarnai Duka, Penari Meninggal saat Tampil, Tiba-tiba Tergeletak: Dikira Lagi Beraksi

Iman (kanan) dalam balutan baju tentara
Iman (kanan) dalam balutan baju tentara (mStar)

Setelah menjalani perawatan, Iman dinyatakan meninggal dunia karena kegagalan fungsi organ.

Melansir mStar, kakak almarhum Iman, Noorzihansafira Arbain menuturkan kalau telah ikhlas melepas kepergian sang adik.

Kendati demikian, Zihan tidak menyangka sang adik akan pergi secepat itu.

Zihan sendiri terakhir kali berkomunikasi dengan sang adik sebelum Iman dilaporkan pingsan.

"Karena Iman sedang latihan militer, kami jarang bertemu, tapi selalu video call. Sejak ulang tahun Iman pada 5 Maret lalu, dia sering mengatakan kalau sangat merindukan almarhumah ibu," ujar Zihan.

Iman merasa jauh dari (makam) ibu sejak ia pindah ke Sabar di akhir tahun 2021 lalu karena harus menjalani pendidikan.

Ibunda Iman sendiri meninggal 4 tahun lalu karena pembengkakan hati dan dimakamkan di Felda Keratong 4 di Bandar Tun Abdul Razak, Pahang.

Unggahan Iman ingin bertemu ibu (kiri), kini dimakamkan oleh pasukan tentara di samping pusara ibunda
Unggahan Iman ingin bertemu ibu (kiri), kini dimakamkan oleh pasukan tentara di samping pusara ibunda (mStar)

Kerinduan memuncak, Iman sampai mengubah foto profil di Facebook bersama sang ibu.

"Iman mengubah foto profil saat masih kecil bersama ibu di Facebook-nya pada Mei lalu. Saya tidak memiliki firasat apa-apa karena dia memang selalu mengatakan kangen ibu," lanjut Zihan, seperti TribunNewsmaker.com kutip dari mStar.

Wanita berusia 31 tahun ini juga tidak menyangka adik bungsunya akan dimakamkan bersebelahan dengan makam sang ibu yang sangat dirindukan.

"Meskipun sudah 4 tahun berlalu, masih ada cukup ruang untuk Iman dimakamkan di samping pusara ibu. Pasukan tentara yang menggali dan mengurus pemakaman Iman," tuturnya.

"Dia (Iman) pernah menyampaikan keinginannya untuk ziarah ke makam ibu pada bulan Desember setelah selesai latihan, tapi kini dia benar-benar menjadi 'teman' ibu," pilu Zihan.

Selama sang ibu sakit dan dirawat, Iman selalu menemani dan menjaga ibunya di rumah sakit.

Menurut penuturan Zihan, Iman merupakan sosok yang murah senyum dan suka membantu orang lain.

Zihan juga mengatakan kalau selama ini sang adik mewarisi hobi memasak sang ibu.

Bahkan Iman kerap membagikan masakan ke teman-temannya.

Baca juga: Pelayat Syok, Bocah 3 Tahun Hidup Lagi saat Dimakamkan, Padahal Dinyatakan Meninggal, Berakhir Pilu

Baca juga: Hari Bahagia jadi Duka, Dokter di Takalar Meninggal H-1 Pernikahan, 12 Hari Dirawat, Ini Penyebabnya

Sebelum meninggal dunia, Iman ubah foto profil Facebook bersama ibu
Sebelum meninggal dunia, Iman ubah foto profil Facebook bersama ibu (mStar)

"Semua merindukan masakan Iman dari resep ibu, nasi butter. Saya sendiri awalnya menduga Iman akan menjadi chef, ternyata dia memilih menjadi tentara," ujar ibu 3 anak tersebut.

Sosok Iman yang berjiwa lembut dan mudah menangis membuat sang kakak tak menyangka adiknya memilih jadi tentara.

"Walaupun ayah tidak bisa memakaikan baret hijau ke Iman seperti yang diinginkan, tapi semua pasukan militar memberikan hormat pada Iman di hari pemakamannya. Banyak teman yang datang untuk menyaksikan dan mendoakan pemakaman Iman malam itu," beber Zihan.

Bagi Zihan, sang adik bungsu dianggap sebagai pahlawan karena telah mewujudkan impian menjadi tentara di akhir hidupnya.

"Walaupun bukan di medan perang, tapi Iman berjuang untuk menjadi pahlawan. Dia terlalu istimewa, semoga lebih banyak yang mendoakannya," pungkas Zihan.

'Mamaa' Tangis Nia, Ibu Jauh-jauh dari Papua ke Gorontalo Hadiri Wisuda, Tiba di Kos Malah Meninggal

Jauh-jauh dari Papua ke Gorontalo demi hadiri wisuda sang anak, seorang ibu malah meninggal setibanya di Kos.

Kesedihan tengah menyelimuti wisudawati Kurnia Sari Imo Haremba, mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo.

Wanita yang akrab disapa Nia ini seharus bahagia lantaran ia akan diwisuda pada Rabu (28/9/2022).

Namun kebahagiaan Nia berubah menjadi duka, lantaran sang ibu yang tiba di kost-nya malah meninggal dunia.

Suasana sidang wisuda Universitas Negeri Gorontalo ini pun berubah menjadi penuh haru.

Baca juga: Momen Wisuda, Ibu Ini Buat Putrinya Menangis Datang Bawa Buket Isi Sayur, Tak Mampu Beli Buket Bunga

Baca juga: FOTO-FOTO Raut Sedih Ayah Brigadir J Wakili Putranya Prosesi Wisuda, Tak Kuasa Terus Menangis

Video pilu Nia diwusuda tepat di hari ibunya meninggal dunia
Video pilu Nia diwusuda tepat di hari ibunya meninggal dunia (Instagram @eduartwolok)

“Kita sangat berduka.

Ibu Ananda Nia seharusnya hadir di ruangan ini.

Tapi, dia harus antar jenazah ibunya dulu ke Fak-Fak Papua,” ujar Sylva Flora Ninta Tarigan, Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Kelopak mata Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr Ir Eduart Wolok, ST MT (46 tahun) pun berair.

Sekira 3.000-an orang yang menghadiri seremoni akademik sakral ini pun hanyut dalam keheningan.

Ratusan dewan senat, guru besar, mahasiswa, sivitas akademik, dan tetamu undangan, juga hanyut dalam duka.

Pemantik kedukaan itu justru datang yang sejatinya di hari bahagia Kurnia Haremba.

Ibunya, Rahmah (61) meninggal dunia, Rabu (28/9/2022) dini hari, di UGD Rumah Sakit Bunda, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.

Baca juga: Hari Bahagia jadi Duka, Dokter di Takalar Meninggal H-1 Pernikahan, 12 Hari Dirawat, Ini Penyebabnya

Ini hanya sekitar delapan jam sebelum dia duduk di deretan kursi undangan orangtua wisudawan di Auditorium UNG Jl HB Jassin, Wumialo, Kota Tengah, Gorontalo.

Rahmah datang khusus untuk menyaksikan momen puncak pembuktian dia bisa mendidik putri bungsu, hingga jenjang sarjana.

Kamis (22/9/2022) pekan lalu, dia sudah mempersiapkan keberangkatannya ke Gorontalo.

Dia terbang dari Tanah rantau keluarganya, di Fak Fak, Papua Barat menuju Gorontalo.

Jarak dua kota dari provinsi di timur Indonesia ini adalah 1,178 km.

Dia melintasi, 3 kota dan 8 provinsi.

Dari Fak-Fak, di Teluk Wondama, Papua, Jumat (23/9/2022) dia lebuh dulu terbang ke Sorong, kota terbesar di kepala Cendrawasih, Papua Barat.

Dari Sorong, sang ibu, melanjutkan perjalanan ke Bandara Sultan Hasanuddin, di Makassar, Sulsel.

Rahmah transit sekitar 4 jam, di Makassar, sebelum melanjutkan perjalanan udara dengan Lion Air, ke Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo.

Nia Haremba, menjemput ibunya, di bandara Sabtu (24/9/2022) pagi.

Dengan mobil rental, dia membawa ibunya ke rumah kostnya, di Jl Kenangan, Kelurahan Wumialo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh yang menyita waktu dan melelahkan, hampir 62 jam, Rahmah kelelahan.

Tiga hari mempersiapkan hari bahagia putrinya di Gorontalo, Rahmah mendadak mengeluhkan kondisi kesehatannya.

Dia sesak nafas, san merasa masuk angin.

Kondisi kesehatan Ibunda Kurnia menurun,

Selasa (27/9/2022) malam, sekitar pukul 21.20 Wita, ibunda Kurnia dilarikan ke UGD Rumah Sakit Bunda Gorontalo, sekitar 500 meter dari kos-kosannya.

Dokter mengidentifikasi sang ibu mengalami akumulasi gangguan percernaan dan pernafasan.

Sang ibu memang selama ini, teridentifikasi asam lambung.

“Mungkin lelah, stres, bahagia, asam lambungnya kambuh.

Sembari menanti prosesi wisuda yang tinggal beberapa jam,

Kurnia terus berdoa agar kondisi kesehatan ibundanya bisa segera pulih.

“Maa, saya mau lihat Mama melihat Nia wisuda,” ujar Nia.

Tangis Nia pecah ibunya meninggal tepat di hari wisudanya
Tangis Nia pecah ibunya meninggal tepat di hari wisudanya (Instagram @eduartwolok)

Namun, manusia hanya merencanakan. Takdir memilih jalan sendiri.

Ajal datang menjemput sang ibu.

Sekitar pukul 01.21 WITA, Rabu (28/9/2022), Rahmah menghebuskan nafas terakhir, di samping anak, dan beberapa kerabat.

Jelang azan subuh, jenazah lalu dibawah ke kost untuk disemayamkan.

Dengan hati gundah, persaaan sedih, dan mata sembab, pun, Kurnia Haremba tetap hadir proses graduating, pagi harinya.

Saar balik ke kost, dengan seragam kebesaran wisudawan, Kurnia membawa selembar ijazah.

Dia bersimpuh di depan jenazah sang ibu, yang disemayamkan di ruang tengah rumah kost.

Kurnia adalah wisudawati pertama jurusan Kesehatan Masyarakat di Fakultas Olahraga dan Kesehatan, UNG di Gorontalo.

Kurnia adalah mahasiwa angkatan 2017.

Saat kuliah dia hanya pulang sekali ke Fakfak.

Karena pandemi COVID-19, kuliah Kurnia sempat tersendat.

Baca juga: Bukannya Senang, Para Siswa Nunduk Sedih saat Wisuda Ratapi Bangku Kosong Temannya, Ini yang Terjadi

Aktivitas kuliah fisik ditiadakan. Nia kuliah daring, seperti siswa dan mahasiswa lain di seluruh dunia, sejak awal 2020 hingga awal 2022.

Informasi yang diperoleh TribunGorontalo.com, sore sekitar pukul 16.00 Wita, dipandu pihak kampus dan sahabat, Kurnia membawa ijazah dan jenazah ibunya ke Bandara Udara Djalaluddin Gorontalo, untuk diterbangan ke Makassar sebelum dini hari ini, terbang ke Sorong lalu ke Fakfak.

Jenazah ibu kandung Kurnia sudah terbangkan melalu pesawat, akan dibawa ke kampung rantau halamananya.

Sylva Flora Ninta Tarigan Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo menyampaikan turut berduka cita atas meniggalnya orang tua Kurnia Sari Imo Haremba.

"Kami segenap Fakultas Olaraga kesehatan dan prodi kesehata masytakat turut berduka atas meningalnya orang tua kurnia" Ungkap syilva saat di hubungi Tribungorontalo.com. melalui Via telpon

Kurnia Sari Imo Sarembah biasa di sapa Nia, Mahasiswa Fakultas Olaraga dan Kesehatan angkatan 2017.

Nia kurnia Heremba adalah mahasiswa yang baik dan berprestasi.

"Kurnia mahasiswa penerima (ADik) Afirmasi Pendidikan Tinggi" Jelas

Nia menghadapi cobaan duka di hari yang seharusnya dia gembira.

Tapi beberapa jam menjelang prosesi wisuda, ibunda tercinta meningal dunia.

Tangis Nia di depan jenazah ibunya
Tangis Nia di depan jenazah ibunya (Instagram @eduartwolok)

Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr Ir Eduart Wolok, ST MT (46 tahun) berair, Rabu (28/9/2022), saat memindahkan kuncir toga wisudawati Kurnia Rahma Sari Imo Heremba SKM (23), di Auditorium UNG, Jl HB Jassin, Kota Tengah, Kota Gorontalo.

Malam ini, Kurnia, lembar ijazah sarjana kesmas, dan jenazah ibunya, masih transit di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros.

Pesawat akan membawanya ke Sorong, pagi ini,

Perjalanan udara Makassar Sorong, sekitar 4,3 jam.

Dari Sorong, Papua Barat, Nia dan jenazah ibunya akan terbang lagi ke Fakfak sekitar 1,1 jam.

Selamat jalan ibu Rahmah. Semoga Husnul khatimah.

Semangat dan tetap sabar Kaka Kurnia Harumba.

Lihat videonya di sini

(Tribunnewsmaker/Ninda/Tribungorontalo)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Sebelum Wafat Ibunda Wisudawati Berprestasi Universitas Negeri Gorontalo, Tempuh 1,178 Km dari Papua

Tags:
meninggaltentaraibu
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved