'Mereka Meninggal di Hadapan Kami' Abel Camara Ungkap Kengerian Tragedi Arema, Pakaian Berceceran
Abel Camara menceritakan bagaimana kengerian yang dialaminya saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan yang memakan 125 korban jiwa meninggal dunia.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Menurut Carlos Fortes, sepak bola hanya permainan yang tidak sepadan dengan sebuah pengorbanan.
Untuk itu, Carlos Fortes memberikan pesan khusus kepada Abel Camara, Sergio Silva, Adilson Maringa dan Felipe Americo.
Carlos Fortes menekankan agar rekan-rekannya di Arema FC itu tidak menyalahkan diri sendiri.
'Lebih dari 150 orang mati karena permainan saya? itu bukan Indonesia yang saya tahu, ini membuat saya berpikir jika itu sepadan dengan semua pengorbanan. Sepak bola hanyalah permainan. Tetap kuat guys' tulis Carlos Fortes Minggu, (2/10/2022).
'More than 150 dead's because of I game? that's not the Indonesia I know, this makes me think if it's worth of all sacrifices. Football is just a game. Keep strong guys' bunyi teks dalam Bahasa Inggris yang ditulis Carlos Fortes.
Postingan Carlos Fortes itu kemudian di-repost oleh Abel Camara sambil menyematkan simbol pita hitam tanda duka.
- Kesaksian Suporter
Sementara itu ada pasangan suami istri (pasutri) Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30) yang tewas dalam tragedi Arema Vs Persebaya
Pasutri asal Jalan Bareng Raya 2G, Kota Malang itu nonton bersama anaknya, Muhammad Alfiansyah (11).
Saudara korban, Doni (43) mengatakan sebanyak 20 warga RT 14/RW 8 Kelurahan Bareng, menonton pertandingan tersebut di stadion.
"Kami menonton di tribune 14," ujar Doni kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (2/10/2022).
Setelah pertandingan berakhir, kondisi ricuh di dalam stadion.
Awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan.
Tak lama kemudian kericuhan mengarah ke bagian tribune penonton.
"Petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribune 12.
Karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke tribune 14.