LICIKNYA Rudolf Tobing Pakai Uang Korban yang Dibunuhnya untuk Trading, Berencana Habisi Teman Lain
Rudolf Tobing, pelaku pembunuhan seorang wanita bernama Icha atau AYR ternyata sempat menikmati uang korban untuk trading.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Rudolf Tobing, pelaku pembunuhan seorang wanita bernama Icha atau AYR ternyata sempat menikmati uang korban.
Sebelum menghabisi nyawa temannya itu, Rudolf paksa korban transfer uang setelah diikat dengan modus membuat konten prank.
Hal itu dibeberkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.
Setelah mendapatkan uang sebesar Rp 30 juta, Rudolf pun langsung menghabisi nyawa korban.
"Setelah diikat, kemudian dipaksa mentransfer uang, barang pribadi korban juga diambil, laptop dan ponsel," ujar Hengki, Senin (24/10/2022).
Hengki Haryadi mengatakan, Rudolf sudah menggunakan uang Rp 4 juta untuk didepositokan ke aplikasi trading Binomo.
"Yang Rp 4 juta sudah Rudolf pakai untuk aplikasi trading Binomo," kata Hengki sambil menunjuk barang bukti yang sita penyidik.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan bahwa sisa uang yang didapat pelaku hendak digunakan untuk menyewa jasa pembunuh bayaran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Rudolf Tobing sempat mencari jasa pembunuh bayar untuk menghabisi nyawa target korban berinisial H.
Baca juga: LOLOS dari Pembunuhan, Kondisi H si Target Utama Rudolf Tobing Disorot, Ceritakan Hal Ini ke Polisi
Baca juga: Masa Lalu Rudolf Tobing Si Pembunuh Wanita Dalam Troli, Hasil Tes Psikologi Ungkap Alami Hal Ini

"Dari uang Rp 30 juta dari korban, Rp 4 juta itu dicoba dimasukan ke Binomo dia mau trading, tapi keburu tertangkap oleh kita," kata Panjiyoga.
Untuk sisanya kalau dari penyampaian pelaku rencananya uang itu mencari pembunuh bayaran," sambungnya, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Hengki Haryadi berujar, target utama dari pembunuhan Rudolf sebetulnya bukan Ade Yunia, melainkan H.
"Calon target H itu dulunya rekan pelaku, tapi berselisih hingga bermusuhan," ujar Hengki.
Pelaku dan H mulanya hanya berselisih biasa. Namun, kekesalan pelaku memuncak dan cemburu setelah melihat pertemanan Ade Yunia dan H semakin dekat.
Hengki mengatakan, pelaku melihat kedekatan H dan Ade Yunia di salah satu foto yang diunggah di salah satu akun Instagram mereka.
"Foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I (Icha), dan S bersama saat merayakan Natal. Pelaku sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya," kata Hengki .
Sementara itu, Panjiyoga menjelaskan bahwa Rudolf awalnya mencoba menghubungi H yang menjadi target utama.
Untuk mengurangi kecurigaan calon korban, kata Panjiyoga, Rudolf menghubungi adik H dengan alasan akan memberikan kejutan.
Namun, rencana pelaku dengan modus memberikan kejutan itu tidak direspons oleh adik H. Setelah itu Rudolf mengalihkan target kepada korban AYR karena berada di lingkungan H.
"Pelaku cukup tahu bagaimana saudari I (Icha) karena pernah melakukan siaran bareng. Lalu pelaku tahu saudari I apabila diajak podcast pasti mau," ucap Panjiyoga.
Rudolf kemudian mengajak Ade Yunia ke salah satu apartemen di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Senin (17/10/2022).
Di dalam kamar apartemen itu, pelaku beraksi dengan menampar dan mencekik hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Polisi menyebutkan, cara membunuh itu telah dipelajari oleh pelaku dari internet selama tiga hari.
Setelah membunuh Ade Yunia, pelaku kemudian membawa jasad korban menggunakan troli dan membuangnya di kolong Tol Becakayu, Kota Bekasi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, tersangka sempat membantah telah membunuh korban yang dibuangnya ke kolong Tol Becakayu, Bekasi, saat menjalani pemeriksaan.
Kepada penyidik, Rudolf berdalih bahwa Ade Yunia alias Icha meninggal karena sakit asma saat sedang bersamanya, dalam kasus pembunuhan wanita di apartemen kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Saat diinterogasi, awalnya pelaku mengaku kalau korban meninggal karena sakit asma saat sedang bersama di Apartemen Green Pramuka," jelas Zulpan kepada wartawan, Senin (24/10/2022).
Setelah melakukan pendalaman, kata Zulpan, penyidik akhirnya mendapatkan informasi bahwa pelaku sudah merencanakan aksi pembunuhan tersebut.
Rudolf diketahui sakit hati dan dendam terhadap Icha serta dua orang lain yang berinisial H dan S, teman dekatnya.
"Pelaku akhirnya mengakui telah membunuh korban dengan direncanakan, karena pelaku dendam dengan korban," kata Zulpan.
Percakapan Mengerikan
Disisi lain, akhirnya terkuak percakapan mengerikan antara Rudolf Tobing (36) dan AYR, wanita yang dibunuhnya.
Percakapan itu terjadi sebelum Rudolf Tobing membunuh AYR di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat.
Jelas bagaimana awal mula AYR suka rela diikat Rudolf Tobing hingga kemudian sadar dirinya dibohongi.
Nyawa AYR pun melayang setelah uangnya juga dikuras oleh Rudolf Tobing.
Dikutip TribunJatim.com dari WartaKota, Rudolf Tobing ternyata sempat mengajak korbannya, Icha atau AYR, memainkan skenario ikat-ikatan.
Rudolf Tobing diketahui sempat mengikat kaki dan tangan Icha sebelum dibunuh.
Hal ini terungkap dari hasil pendalaman terhadap Rudolf Tobing ternyata berhasil mengikat kaki dan tangan Icha sama sekali tanpa perlawanan.
Dimana, Rudolf Tobing mengatakan hal itu demi kepentingan konten Podcast dan hanya pura-pura saja.
Nyatanya, setelah mengikat Icha, Rudolf Tobing menunjukkan dominasinya dengan menampar dan akhirnya mencekik korban sampai tewas.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan awalnya Rudolf ajak Icha berdalih siaran podcast bersama di kamar Apartemen Green Pramuka.
Pada saat perjalanan (ke apartemen), pelaku menskenariokan bahwa podcast mereka akan begini-begini. Di situ pelaku mulai melancarkan skenario bahwa akan ada sponsor dari kalung kesehatan, korban pun setuju," kata Hengki Haryadi, Sabtu (22/10/2022).

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menjelaskan setelah keduanya tiba di kamar apartemen, Rudolf mengatakan kepada korban bahwa demi materi promosi podcast mereka, Icha harus berpura-pura menjadi korban penculikan.
Karenanya Rudolf Tobing meminta untuk mengikat kaki dan tangan korban.
Icha, yang tidak menaruh curiga menuruti kemauan Rudolf.
Menurut Panjiyoga, momen itulah yang menjadi awal mula pembunuhan terjadi.
Di TKP, pelaku berbincang masalah podcast, lalu menyampaikan ke korban bahwa nanti promosinya itu seakan-akan ada korban penculikan. Jadi pelaku mengikat korban dengan kabel ties dan disetujui korban," kata Panjiyoga.
"Pada saat kaki dan tangan korban terikat, pelaku langsung berbicara dengan korban bahwa sebenarnya pelaku membohongi korban," kata Panjiyoga.
Dalam keadaan tangan dan kaki Icha terikat, kata Panjiyoga, Rudolf bertanya dengan ancaman apakah Icha memilih berteman dengan Rudolf atau sosok H.
"Pelaku menanyakan kepada korban, 'Kamu ada di kubu mana? Saya atau H?'. Dan dijawab korban di bagian kamu yakni pelaku," kata Panjiyoga, Sabtu (22/10/2022).
Rudolf lalu menagih komitmen dan keseriusan Icha dengan meminta Icha mengirimkan sejumlah uang kepadanya sebagai modal untuk membunuh sosok H.
Rudolf kemudian mengirimkan sendiri uang dari rekening milik Icha ke rekening pribadinya melalui mobile banking.
"Pelaku bilang ke korban, 'Kamu harus membantu saya dengan cara kamu memberikan saya sejumlah uang untuk bantu saya menghabisi H'," jelas Panjiyoga.
Saat itulah, kata Panjiyoga, pelaku mentransfer uang dari rekening korban sebanyak Rp 19,5 juta.
"Lalu pelaku juga sempat meminta korban menghubungi keluarganya untuk ditransfer uang sebesar Rp 10 juta," tambahnya.
Setelah itu Rudolf menanyakan kepada Icha, apakah akan melaporkannya ke polisi atau tidak.
Kepada Rudolf Icha berjanji tidak akan melaporkannya ke pihak kepolisian.
Namun Rudolf tidak percaya dan justru mencekik korban hingga meninggal dunia.
"Walaupun dijawab tidak akan melaporkan, pelaku tidak percaya. Akhirnya pelaku langsung membunuh korban dengan mencekik," kata Panjiyoga.
Menurut Panjiyoga, Rudolf belajar cara membunuh tanpa bersuara dengan dicekik melalui internet.
Rudolf mempelajari hal itu selama tiga hari.
"Pelaku men-searching lagi bagaimana cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari," tegasnya.
(TribunJatim/ Ani Susanti)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sesaat Rudolf Tobing Nikmati Uang Korban yang Dibunuhnya, Dipakai Trading & Siap Habisi Target Lain