Tragedi Pesta Halloween
Termasuk di Itaewon, 3 Tragedi Mengerikan saat Perayaan Halloween, Ratusan Korban Tewas Berdesakan
3 tragedi mengerikan sepanjang sejarah saat perayaan pesta Halloween, kejadian di Itaewon memakan ratusan korban.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pesta Halloween memakan korban bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, ada tragedi perayaan pesta Halloween yang juga menyebabkan korban tewas sepanjang sejarah.
Pesta yang harusnya dirayakan dengan penuh kemeriahan ini berubah menjadi duka.
Halloween merupakan suatu perayaan unik yang umumnya dirayakan oleh beberapa masyarakat di berbagai belahan dunia.
Perayaan Halloween ini biasanya dirayakan pada tanggal 31 Oktober 2022 dengan berbagai acara.
Pada pesta Halloween, orang-orang biasanya akan menggunakan kostum menyeramkan yang berguna untuk mengusir hantu.
Mengutip dari history.com, asal-usul Helloween bermula saat festival Celtic Kuno di Samhain, yang diperingati untuk merayakan tahun baru mereka hingga sebagai penanda akhir musim panas dan panen.
Baca juga: Seleb TikTok Indonesia Terjebak Halloween Itaewon, Berjam-jam Berdesakan, Diselamatkan Orang Korea
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Pesta Halloween Itaewon, Jatuh & Diinjak-injak 1,5 Jam, Mayat Berceceran

Bangsa Celtic percaya bahwa pada malam sebelum perayaan tahun baru menjadi batas antara dunia yang hidup dengan yang mati menjadi kabur, maka mereka yang sudah mati itu dipercayai datang kembali ke bumi saat malam itu.
Sepanjang sejarah, tercatat ada beberapa deret kasus perayaan Halloween yang menyebabkan korban tewas.
Deretan Tragedi Korban Tewas di Perayaan Halloween
1. Ratusan Orang Tewas di Pesta Halloween Itaewon, Korea Selatan
Pada Sabtu Malam, 29 Oktober 2022 di Itaewon telah terjadi perayaan Halloween yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.
Dikutip dari cnn.com, setidaknya ada 149 orang tewas di pesta Halloween di Ibu Kota Korea Selatan itu.
Pihak berwenang menyatakan bahwa korban tewas diduga karena mengalami cidera, henti jantung, hingga kesulitan bernapas.
Sebagian besar korban tewas berasal dari kalangan remaja berusia 20 tahunan.