Berita Viral
Bakar Ibu Tiri Hingga Tewas, ASN Diduga Depresi Dicopot dari Kepala Puskesmas, Suami Sakit Stroke
Seorang ASN diamankan polisi setelah membakar ibu tirinya diduga depresi akibat dicopot sebagai kepala puskesmas.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang ASN di Sumatera Utara diamankan polisi setelah diduga membakar ibu tirinya sampai tewas.
ASN bernama Diana Hasibuan ini diduga tega membakar ibu tirinya sampai tewas di rumahnya di Desa Sampean Barat.
Diana Hasibuan disebut nekat membakar ibu tirinya lantaran diduga depresi akibat dicopot dari jabatan kepala puskesmas.
Selain itu, Diana Hasibuan juga disebut depresi menghadapi beban hidup lantaran sang suami sakit stroke.
Sementara itu, Camat Sei Kanan, Syarifah Hafni mengaku kaget mendengar aksi yang dilakukan Diana Hasibuan tersebut.
Baca juga: Pacarnya Bakal Jadi Janda, Pria Ini Malah Tega Bakar Kekasihnya Hingga Jadi Abu: Supaya Tak Dikenali

Pasalnya menurut Syarifah, selama ini Diana Hasibuan merupakan sosok yang baik hati.
Ia tidak pernah membuat masalah, baik dengan teman kerja ataupun orang lain.
"Selama ini ibu Diana bekerja dengan baik dan juga bermasyarakat dengan baik, suka menolong juga.
Karena dia bidan dan sering menolong orang yang hendak melahirkan melahirkan selama jadi Kapus," kata Syarifah kepada Tribun-medan.com, Minggu (13/11/2022).
Syarifah mengatakan, selama ini tidak ada prilaku aneh yang ditunjukkan oleh Diana Hasibuan.
Ketika bekerja sebagai Kepala Puskesmas Hutagadong, Diana Hasibuan juga aktif mengikuti sejumlah kegiatan.
Bahkan, Diana Hasibuan sering bertemu dengan Syarifah jika ada kegiatan di tingkat kecamatan.
Baca juga: MINTA Cerai, Istri 16 Tahun Tewas Dibakar Suami, Ibu Menolong Malah Ikut Tiada, Sang Ayah Pilu di RS
"Menurut saya, dia orangnya loyalitas dalam bekerja, sama bawahan atasan masih normal-normal saja," sambungnya.
Ia mengaku, belum mengetahui pasti soal rumor bahwa Diana Hasibuan depresi setelah dicopot sebagai Kepala Puskesmas Hutagadong.
Memang, kata Syarifah, setelah tidak menjabat lagi sebagai Kepala Puskesmas Hutagadong, Diana Hasibuan kini bertugas di Puskesmas Tanjung Medan, Kecamataan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
"Mutasi itu kan biasa, nya. Saya juga seperti itu dulu.
Stay dua tiga bulan, biasa dalam jabatan, untuk penyegaran kita ke tempat yang lain," bebernya.
Syarifah mengaku, belum mengetahui pasti penyebab Diana Hasibuan tega membakar ibu tirinya hingga meninggal dunia.
"Kalau permasalahannya sih belum jelas gimana, karena saya juga sama dia memang sinergi selama ini ada acara di kecamatan dia juga aktif," ungkapnya.
Dikatakannya, selama ia mengenal pelaku, tidak adanya isu soal selisih paham antara pelaku dan korban.
Sebab, setelah meninggalnya ayah pelaku sekira setahun yang lalu, korban tinggal bersama dengan anak tirinya ini.

"Tapi tentang pribadi dia, ibu kurang tahu seutuhnya, mana tahu ada permasalahan keluarga, itu kan tidak tahu," ungkapnya.
Namun begitu, Syarifah mengaku bahwa sebenarnya Diana Hasibuan itu sayang dengan ibu tirinya itu.
Sebab, kata Syarifah, selama ini yang mengurus ibu tirinya itu adalah pelaku sendiri.
"Kalau enggak salah saya, ibu nya ini dia yang ngurus, walaupun ibu tiri, dia sayang sama ibunya ini, dari dulu dia yang ngurus.
Dari dulu memang sama dia, sudah seperti ibu kandung," sambungnya.
Ia mengungkapkan bahwa pelaku memiliki seorang suami dan empat orang anak.
Namun, sang suami yang juga merupakan ASN mengalami sakit parah.
"Sepertinya suaminya itu guru, entah kepala sekolah SMP.
Tapi lagi sakit stroke, mungkin itu juga penyebabnya, tapi enggak tahu juga pastinya apa sih," ujarnya.
Baca juga: Pulang Pa, Mama Kangen Pilu Istri Iwan Budi, WA Tak Dibalas, Ternyata Suami Dimutilasi & Dibakar
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Rusdi Marzuki mengaku masih mendalami kasus ASN bakar ibu tiri yang terjadi di Desa Sampean Barat, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan tersebut.
Menurut Rusdi, mereka masih menunggu hasil keterangan dari dokter terkait kondisi kejiwaan pelaku.
"Untuk kejiwaan pelaku, perlu ada pemeriksaan dari dokter jiwa dan kita masih menunggu hasilnya," kata Rusdi kepada Tribun-medan, Minggu (13/11/2022).
Ia menjelaskan, petugas juga masih melakukan pendalaman soal motif pelaku yang merupakan ASN di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tersebut.
"Motif masih kami dalami. Untuk keterangan sementara, pelaku ini mau bakar diri tapi kena ibunya," sebutnya.
Rusdi menambahkan, saat ini pelaku sudah diamankan oleh petugas, usai peristiwa tersebut.
"Pelaku sudah kami amankan, dan masih dalam tahap pemeriksaan," ungkapnya.
Diketahui, saat kejadian pelaku diduga membakar ibu tirinya usai salat subuh karena jasad korban dalam kondisi masih memakai mukenah.
Kapolsek Sei Kanan, AKP Herry Sugiharto mengatakan, pada Jumat (11/11/2022) subuh itu, warga dan anak tiri korban lainnya mendengar suara teriakan dari rumah yang dihuni korban dan pelaku.
Kemudian menantu korban mendengar dan langsung mendatangi rumah tersebut.
Saat didatangi, korban yang bernama Nurhayati Dalimunthe sedang terbakar.
Kemudian menantu dan anak tirinya yang lain mencoba memadamkan api.
Nahas, saat itu korban mengembuskan napas terakhirnya.
Berdasarkan keterangan saksi, saat kejadian anak tirinya yang merupakan ASN di Pemkab Labusel berada di dalam kamar bersama korban.
Di situ juga ditemukan botol air mineral bekas yang diduga berisi BBM jenis pertalite bekas disiram ke korban.
"Korban berteriak kesakitan, kemudian didengar oleh anak tiri dan menantu tiri korban yang kebetulan tinggal di sebelah rumah korban.
Seketika itu juga korban meninggal dunia," kata AKP Herry Sugiharto, Sabtu (12/11/2022).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ASN di Pemkab Labusel itu diduga depresi karena dimutasi dari jabatannya sebagai kepala Puskesmas di Desa Hutagodang, Kecamatan Sungai Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan sejak dua bulan terakhir.
Kemudian ia dipindahkan ke daerah jauh dari kediamannya.
Selain itu, dugaan penyebab lain depresi karena suami sakit dan beban rumah tangga yang dialaminya.
"Iya PNS, sepertinya depresi, karena beliau sejak 2013 jadi Kepala Puskesmas Hutagodang dan dua bulan terakhir beliau dipindahkan. Mungkin karena jauh," ucap Herry.
Menurut data yang diperoleh Tribun-medan.com, Diana Hasibuan ini lulusan D4 Kebidanan.
Banyak yang menilai, bahwa Diana Hasibuan termasuk orang yang paling beruntung.
Sebab, seperti kebanyakan puskesmas pada umumnya, para kepala puskesmas ini biasanya menyandang gelar sarjana dan merupakan seorang dokter.
Namun, meski lulusan D4, Diana Hasibuan berhasil menjadi Kepala Puskesmas Hutagadong hingga akhirnya dicopot dan nekat bakar ibu tiri.(tribun-medan.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Penuturan Camat Sei Kanan Soal ASN yang Bakar Ibu Tiri: Dia Sebenarnya Sayang Sekali Sama Ibunya