Gempa Cianjur
Pengantin Nikah di Reruntuhan Gempa Cianjur, Pilu Keluarganya Tewas: 'Kehendak Allah Saya Terima'
Sepasang pengantin tetap menikah di reruntuhan gempa Cianjur. Sedih keluarganya tak lengkap lantaran ada yang meninggal dunia.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sepasang pengantin tetap melangsungkan pernikahan di tengah bencana gempa Cianjur.
Seharusnya menjadi momen bahagia, namun pernikahan pengantin korban gempa Cianjur ini justru menyisakan kesedihan.
Bagaimana tidak, kedua pengantin ini harus menikah di tengah reruntuhan gempa Cianjur.
Tak hanya itu, pernikahan mereka juga tidak dihadiri keluarga lengkap lantaran ada sebagian yang telah meninggal dunia.
Baca juga: TIAP Hari Nunggu di TKP Longsor Cianjur, Ade Pilu Ditemui Ibu di Mimpi: Senyum Dadah Terus Hilang
Nasib pilu ini dialami oleh sepasang pengantin Muhammad Nurdin dan sang istri.
Nurdin mengaku pernikahannya sudah direncanakan dua bulan lalu sebelum gempa Cianjur terjadi.
"Ini sudah direncanakan sejak dua bulan yang lalu.
Tetap dilaksanakan karena sudah terdaftar di KUA," ucap Muhammad Nurdin dikutip dari Kompas TV, Minggu (4/12/2022).
Nurdin berharap agar dapat menempuh hidup baru dengan bahagia.
Baca juga: Firasat Siti Sebelum Suami Meninggal di Cianjur, Hadiri Pertunangan Anak: Mau Ngabarin Keburu Gempa
"Semoga ke depannya baik-baik saja dan semua korban gempa kembali hidup normal," jelasnya.
Di tengah bahagia, Nurdin rupanya menyimpan perasaan duka.
Duka yang Nurdin rasakan yakni tidak adanya sang adik yang menyaksikan pernikahan.
Diketahui, adik Nurdin menjadi satu di antara ratusan orang yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur.
"Adik saya meninggal dunia karena gempa.
Perasaan saya sedih juga, adik saya tidak hadir di sini, pengennya semua hadir di sini.
Tapi ini sudah kehendak Allah SWT, saya terima," bebernya.
Terkait rencana bulan madu, Nurdin justru bingung.
"Kami bulan madu di posko aja," ujarnya disambut tawa dari kerabat dan saudaranya yang hadir dalam proses pernikahan.
Tak ada buku nikah
Sementara itu, Nurdin dan sang istri belum memiliki buku nikah.
Tak adanyanya buku nikah pasangang sah suami istri itu disebabkan keadaan yang tak memungkinkan.
Akibat gempa bumi yang terjadi, KUA Cugenang untuk sementara pindah ke Cianjur.
Hal itu yang membuat proses buku nikah terhambat.
Baca juga: PILU Bocah Santri, Angkot Terkubur Longsor Cianjur, Ustaz Tewas, Kini Kepalanya Bocor & Suka Bengong
"Untuk saat ini surat-surat sedikit terganggu. Karena kantor KUA kan pindah ke Cianjur," tutur Asep, penghulu.
"Tapi insya allah untuk ke depannya kantor KUA Cugenang dapat kembvali beroperasi dan juga buku nikah segera bisa diurus normal," sambungnya.
Asep mengaku jika baru pertama kalinya dia menikahkan orang disaat gempa bumi mengguncang.
"Pertama kalinya ini saya menjadi penghulu saat terjadi gempa," bebernya.
Gempa mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin (21/11).
Puluhan ribu rumah rata dengan tanah, 334 orang ditemukan dalam keadaan meninggal.
Hingga kemarin, delapan orang masih dalam pencarian, yang kembali diperpanjang waktunya hingga Selasa (6/12/2022).
Pernikahan Jadi Tahlilan, Irma Meninggal Tertimpa Dinding saat Gempa Cianjur, Panggung Sudah Dipesan
Pernikahan berubah jadi duka setelah gempa mengguncang Cianjur juga dialami pasangan ini.
Pasangan kekasih, Irma Nurhayati (20) dan Firman berencana melangsungkan pernikahan pada hari Minggu (27/11/2022) di Kampung Lemahdulur, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Sayang, hari yang seharusnya membahagiakan ini justru berganti dengan acara tahlil.
Sejak Senin (21/11/2022) segala persiapan pernikahan Irma dan Firman sudah matang, keduanya memesan panggung dan sound system.
Bahkan dekorasi pernikahan impian sejoli tersebut, sudah terpasang dengan indah di rumah Irma.
Namun pada siang hari, semua impian Irma dan Firman mendadak hancur karena gempa di Cianjur.
Paman Irma, Bariji (55) menyaksikan langsung di depan mata bagaiman gempa meruntuhkan rumah keponakannya.
Baca juga: Label Bantuan Gempa dari Gereja Dicabut Kelompok Ormas, Ditindak Polisi, Ridwan Kamil Buka Suara
Saat itu ia sedang bersih-bersih halaman rumah Irma dan menebang beberapa pohon sebagai persiapan untuk panggung dan sound system.
"Saya jalan mundur sambil menyapu daun pepaya yang sudah saya tebang, tiba-tiba suara keras rumah ambruk memekakan telinga dan membuat saya kaget," ujar Bariji ditemui di Kampung Lemah Duhur siang ini.
Bariji sempat terdiam beberapa saat seperti patung.
Kepulan debu dari rumah yang ambruk perlahan tersapu angin di depannya.
Hatinya berkecamuk namun kakinya seperti dipaku dan sedikit bergemetar.
Ia tetap terdiam untuk beberapa saat sebelum ingatannya kembali kepada istri dan keponakannya yang sedang berada di dalam rumah.
"Tersadar dan berusaha membuang rasa takut, saya perlahan masuk mencari suara-suara kesakitan dari istri, adik, dan keponakan yang berada di dalam rumah," kata Bariji.
Bariji mengatakan, istri, adik-adiknya dan ia sempat kebingungan mencari posisi Irma.
Namun ia akhirnya berhasil menemukan tubuh Irma yang tertimpa dinding rumah.
"Lama kebingungan mencari saya melihat rambutnya, tubuhnya tertutup dinding rumah," kata Bariji.
Irma dan anak tetangganya Eki ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Eki kala itu diduga sedang berniat jajan di warung kecil milik Irma
"Istri dan adik-adik saya ditemukan selamat," katanya
Bariji menduga, keponakannya sedang menggoreng makanan di dapur untuk persiapan pernikahan juga.
"Ia mungkin keluar sebentar melayani anak kecil yang jajan di warung, namun keburu rumah ambruk," kata Bariji.
Saat itu, Bariji sekeluarga langsung berlari ke sawah pinggir jalan karena gempa susulan terus terjadi dan dirasakan oleh semua warga Kampung Lemahduhur.
Baca juga: Saya Gak Pulang Sebelum Dia Ketemu Pilu Ayah, Anaknya Hilang dalam Gempa Cianjur: Dia Minta Nikah
"Saya belum berani kembali ke rumah pa karena suasana kejadiannya masih jelas di mata saya," katanya.
Di depan rumah almarhumah terlihat beberapa kolam ikan yang mengering karena dasar kolam yang terbelah akibat gempa.
Bau amis menyengat karena lima kuintal ikan di dalam kolam tersebut mati.
"Boro-boro ngurus ikan pa, urus keluarga saja paniknya sudah luar biasa, mari kembali pa saya tak terbiasa dan belum pernah masuk ke rumah lagi," ujar Bariji yang mengajak Tribun kembali ke posko pengungsian.
Duka mendalam masih dirasakan keluarga korban dan besan yang seharusnya hari ini melangsungkan resepsi malah menggelar tahlilan tujuh hari.
Hari ini pihak keluarga sedang melangsungkan tahlilan 7 harian Irma di calon mempelai pria di kawasan Kecamatan Cikalongkulon.
Di Kampung Lemahduhur, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang sendiri ada empat orang meninggal karena gempa Cianjur.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dan TribunJakarta.com dengan judul Momen Mengharukan, Sejoli Menikah Dihiasi Reruntuhan Bangunan Gempa Cianjur: Kembali Hidup Normal, Sudah Pesan Panggung dan Dekorasi, Pernikahan Irma Berubah Jadi Tahlilan Gara-gara Gempa Cianjur