Breaking News:

Cerita Viral

'Sempit, Susah Kendaraan' Curhat Warga Minim Akses di Gunungputri, Ibu Hamil Melahirkan di Jalan

Seorang warga yang tinggal di Desa Gunungputri mengungkapkan keluh kesahnya soal akses jalan di desanya.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Pemukiman RT 02/13, Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor yang nyaris terisolir karena minimnya akses jalan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang warga yang tinggal di Desa Gunungputri mengungkapkan keluh kesahnya soal akses jalan di desanya.

Ibu Sima (68) memperlihatkan bekas luka di kepalanya yang ternyata ia dapat karena melintasi terowongan kolong jembatan yang menjadi akses jalan sehari-hari.

Tempat tinggal Sima, pemukiman padat penduduk RT 02/13, Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor ini nyaris terisolir karena minimnya akses jalan.

"Ini bekas kejedot dulu masih ada. Udah banyak warga sini juga yang kejedot kepalanya," kata Sima kepada TribunnewsBogor.com

Pantauan TribunnewsBogor.com, akses masuk ke pemukiman ini ada 4 akses yang digunakan warga, yakni 2 lubang terowongan kolong jembatan setinggi 60-70 cm dan 2 akses gang sempit.

Akses terowongan cukup sering digunakan warga karena alasan jarak yang dekat ke jalan besar seperti digunakan untuk warga yang hendak salat Jumat, warga pergi kerja, anak-anak pergi sekolah dan yang lainnya.

Selain keempat akses ini, tak ada akses lain sehingga mobil ambulans atau truk pemadam kebakaran (damkar) mustahil bisa masuk ke pemukiman ini.

Baca juga: Parah Ini! Tak Kunjung Sampai Rumah, Warga OKI Terpaksa Tidur di Mobil, Jalan Rusak Kejebak Lumpur

Baca juga: Putrinya Diculik Oleh Pemulung, ART Mencari dengan Telusuri Jalan dari Jam 8 Pagi Hingga 2 Dini Hari

nyaris terisolir karena minimnya akses jalan.
Pemukiman RT 02/13, Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor yang nyaris terisolir karena minimnya akses jalan.

Warga pun selalu diintai rasa khawatir jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat seperti ada warga yang harus segera ke rumah sakit hingga terjadi kebakaran.

Karena dalam beberapa kejadian darurat yang pernah terjadi di pemukiman ini, ada saja kejadian yang membuat warga elus dada.

 

"Di sini mah kalau ada yang sekarat tengah malam ya udah bisa meninggal, gotong sana gotong sininya juga lama ke jalannya," katanya.

Sima menceritakan bahwa pernah ada kejadian ibu yang hendak melahirkan, dia harus melewati jalan memutar melalui gang sempit karena ke akses jalan terdekat tidak mungkin mengharuskan ibu hamil merangkak melalui akses terowongan kolong jembatan.

Ibu hamil tersebut, kata dia, dibawa dengan cara digotong menggunakan rosbang bambu.

"Lewat gang juga mentok-mentok.

Pernah ada yang ngelahirin di mobil angkot, di depan, karena susah kendaraan jalannya sempit, jadi kelamaan," kata Sima.

Saat ada warga yang meninggal pun, kata Sima, warga juga sulit membawa jenazah ke lokasi pemakaman menggunakan keranda mayat biasa.

Karena saat digotong, ukuran keranda mayat biasa sulit melintasi akses gang yang ada bahkan bisa nyangkut kalau dipaksakan.

"Gotong mayat aja ditukar gotongannya pakai yang kecil yang kaya velved rumah sakit.

Kalau (keranda mayat) yang biasa gak muat gangnya, gang yang ini kecil, gang yang sono kecil," ungkapnya.

Selain itu, biaya pembangunan rumah di pemukiman ini juga membengkak karena material bangunan harus diangkut sedikit demi sedikit menggunakan gerobak.

Tentunya hal ini akan yang membuat biaya bertambah karena harus membayar orang kuli yang mengangkut.

"Beli pasir Rp 1 Juta, jadi Rp 1,5 Juta.

Sekarang misalnya bikin rumah abis Rp 300 Juta kalau tanahnya lebar misalnya 100 M⊃2;, itu jadi abis Rp 500 Juta," ungkap Sima.

Kondisi ini, diakui warga sudah dialami sejak sekitar tahun 1983 silam setelah munculnya dua tembok jembatan sebuah perusahaan yang kolongnya kemudian terpaksa dijadikan akses jalan.

"Tahun 1980-an masih bisa truk ke sini, sekitar 1983-an baru ada tembok (jembatan) ini," ungkap Sima.

Diketahui, permasalahan yang dialami warga ini kini tengah dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah setempat, bahkan pada Selasa (21/2/2023) siang petugas berseragam Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor telah melakukan peninjauan ke pemukiman ini.

(TribunnewsBogor/ Naufal)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Cerita Warga Minim Akses di Gunungputri, Ibu Melahirkan di Jalan, Gotong Mayat Nyangkut di Gang

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
GunungputriBogorjalan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved