Breaking News:

Berita Viral

KESAL Diputus & Punya Pacar Baru, Remaja Tega Bunuh Siswi SMP, Korban Sempat Dirudapaksa, HP Dicuri!

Pilu nasib (N) gadis SMP berusia 14 tahun di Surabaya tewas dibunuh oleh mantan kekasihnya, Y (16) di Gudang Peluru Kedung Cowek, Surabaya.

kolase surya/tony hermawan/istimewa
Polisi menunjukkan barang bukti pembunuhan gadis 14 tahun di Gudang Peluru Kedung Cowek Surabaya. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pilu nasib (N) gadis SMP berusia 14 tahun di Surabaya tewas dibunuh oleh mantan kekasihnya, Y (16) di Gudang Peluru Kedung Cowek, Surabaya.

Y tak cuma membunuh N secara keji, namun juga menyetubuhi jasad korban dan merampas ponselnya. 

Setelah melakukan aksi pembunuhan di Gudang Peluru Surabaya, Y bahkan masih berlagak biasa seolah tak terjadi apapun. 

Hal ini terungkap saat Setiawan Adi, kakak korban yang menemui Y di rumahnya satu hari setelah kejadian. 

Y bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ia tidak berusaha kabur, bahkan menemui keluarga korban dan berakting seolah-olah kaget mendengar korban tidak pulang.

"Waktu itu Y bilang seharian tidur di rumah, gak tahu kemana adik pergi," kata Setiawan Adi, kakak korban.

Baca juga: TRAGIS! Guru MI di Boyolali Dibunuh, Sadis Mayat Dimasukkan Karung Berisi Paving, Dibuang ke Sungai

Baca juga: Selamat Tinggal Anak 9 Tahun yang Dibunuh Ayahnya di Gresik Sempat Tulis Pesan Pilu, Pelaku Nangis

Gudang peluru Kedung Cowek, Surabaya, tempat ditemukan jasad N
Gudang peluru Kedung Cowek, Surabaya, tempat ditemukan jasad N yang menghilang 3 minggu. Tersangka yang tak lain mantan pacarnya diduga berdarah dingin.

Bukan tanpa alasan Setiawan Adi mencari Y, karena dia tahu adiknya semasa hidup sering chat-chatan dan telfon dengan Y. 

Ia yakin ketika adiknya meninggalkan rumah sempat bertemu cowok itu.

"Setahuku mereka kenal dari media sosial," katanya.

Saat bertemu Adi, Y juga  sempat memanggil temannya ke rumah untuk ikut menemani.

Feeling Adi saat itu mengatakan kalau si cowok berbohong.

Kecurigaan itu pun benar.

Teman si cowok setelah keluar dari rumah sempat bicara sebentar kepada Adi.

Ia mengatakan kalau si cowok pada 16 April sempat video call dan memberitahu sedang berada di Gudang Peluru Kedung Cowek bersama satu teman laki-laki dan perempuan.

"Kata dia, pas sore si cowok sempat ketemu sambil pamer punya handphone baru," ungkapnya.

Kecurigaan itu ternyata terbukti. 

Ilustrasi pembunuhan
Ilustrasi pembunuhan (TribunWow)

Y akhirnya ditangkap bersama temannya berinisial R yang diduga ikut membantu pembunuhan tersebut. 

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Arief Ryzki Wicaksana mengungkap kronologis kejadiannya.

Dikatakan, pada 16 April 2023 Y mengajak bertemu N di Jalan Bulak Banteng Patriot.

Y yang saat itu sudah bawa pisau dari rumah datang berboncengan sepeda motor bersama R yang juga tersangka kasus ini. 

Korban dan dua tersangka kemudian boncengan pergi ke gudang peluru Kedung Cowek.

Korban kemudian diajak di sudut bangunan. Di situlah Y memukuli kepala korban dengan tangan kosong.

Kemudian korban dicekik hingga terjatuh di lantai. Korban saat sudah lemah disetubuhi. Selesai itu, Y menggorok leher korban.

"R saat itu mengawasi saja. Jadi kesimpulannya R membantu Y membunuh N," kata AKP Arief Ryzki Wicaksana. 

Setelah itu, Y membiarkan begitu saja korban tergeletak tak bernyawa di lantai.

Sebelum pergi handphone korban diambil. Sedangkan pisau yang digunakan melukai leher korban dibuang ke rawa-rawa.

Ilustrasi
Ilustrasi (iStockPhoto)

Diungkapkan AKP Arief, motif pembunuhan ini didasari asmara.

Y tak terima korban punya kekasih baru.

"Ditambah lagi, beberapa bulan terakhir Y ternyata punya niat ingin mencuri handphone korban," sambungnya. 

Dari visum et repertum terungkap ada dua luka yang menyebabkan jenazah bernama Nu (14) tewas.

Masing-masing di leher dan kepala.

Leher korban tersayat seperti terkena gorok pisau penghabisan.

Sedangkan, kepala korban terdapat luka seperti akibat berulang kali dipukul benda keras.

Dapat dipastikan korban tewas setelah jaringan otak rusak dan dipicu pendarahan di bagian leher.

Barang bukti pembunuhan ini yakni handphone Oppo A16 milik korban dan pakaian para pelaku saat kejadian.

Sementara pisau yang dibuang ke rawa-rawa hingga kini masih dicari polisi. 

Dua tersangka dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) jo 76c dan atau Pasal 81 ayat (1) jo. 76d dan atau Pasal 82 ayat (1) jo. 76e RI No. 35 tahun 2014 perubahan atas UU RI no. 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak.

Ancaman hukumannya 15 tahun penjara dan denda subsider Rp3 miliar.

Hilang 3 Minggu

Kabar meninggalnya N membuat syok keluarga. 

Kabar itu diterima keluarga Pada Minggu (7/5/2023). 

Saat itu ayah N, Waluyo (56) dan anak sulungnya, Adi Setiawan (18) tengah menemui tamu di rumah.

Tamu itu orang asing yang memberi kabar kalau pernah melihat putri bungsunya, N berada di Terminal Purabaya.

Bapak warga asal Kedungmangu Timur Gang III No. 10A ini didatangi orang asing karena dua hari sebelumnya telah menyebarkan foto N di media sosial.

Di media sosial itu, ia meminta tolong siapa saja yang melihat N untuk segera menghubunginya. Pasalnya, sudah 3 minggu N tidak pulang. 

N pergi meninggalkan rumah pada tanggal 16 Mei lalu sekira pukul 8 pagi.

N saat itu pamit pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah. Sejak saat itu lah N tak pulang, nomor teleponnya dihubungi tak pernah aktif.

Tamu itu belum pulang, tiba-tiba telepon Waluyo berdering.

Ada panggilan dari Iptu Suryadi Kanit Reskrim Polsek Kenjeran. Waluyo diminta segera pergi ke kamar mayat RSUD dr Soetomo untuk melihat jenazah yang baru saja ditemukan di Gudang Peluru Kedung Cowek.

Hatinya saat itu berdebar setelah menjawab telepon itu.

Ia meyakini anaknya masih baik-baik saja karena beberapa minggu sebelumnya Waluyo pernah menanyakan keberadaan putrinya ke seorang paranormal. Di situ disebutkan kalau putrinya ada di sebuah kota wilayah selatan dalam kondisi selamat.

Namun untuk membuktikan kerisauan itu, Waluyo kemudian memutuskan pergi ke kamar mayat, sedangkan anak bungsunya diutus pergi ke terminal Purabaya. Sebelum pergi Waluyo mengajak anak bungsunya untuk salat berjamaah.

Dua puluh lima menit perjalanan, Waluyo sampai di kamar mayat.

Sebelum menginjakkan kaki masuk ke kamar mayat Waluyo berdoa berharap jasad perempuan yang ditemukan di gudang peluru itu bukan anaknya. 

Pelan-pelan Waluyo mendekati jenazah itu. Setelah diamati, hatinya hancur. Ia menangis.

Bagiamana tidak, ciri-ciri jasad perempuan itu seperti putrinya. Keyakinan itu muncul lantaran tak asing dengan cincin dan baju yang menempel di badan jenazah.

"Di situ saya yakin itu anak saya," kata Waluyo.

(Surya.co.id/ Tony Hermawan)

Diolah dari artikel yang tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Tags:
SMPSurabayapembunuhanpacarberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved