Breaking News:

Berita Viral

INNALILLAHI! Kritis 3 Hari Akibat Dikeroyok Kakak Kelas, Bocah SD Akhirnya Tewas 'Ya Allah, Nak!'

Seorang bocah SD harus meregang nyawa di tangan kakak kelasnya sendiri.

Tribun
ILUSTRASI pengeroyokan. Seorang bocah SD harus meregang nyawa di tangan kakak kelasnya sendiri. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang bocah SD harus meregang nyawa di tangan kakak kelasnya sendiri.

Kejadian pilu itu terjadi di Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (15/05/2023) kemarin.

Ironis bocah SD berinisial MHD (9) itu jadi korban pengeroyokan kakak kelas saat berlangsungnya pembelajaran di sekolah .

Kematian mengenaskan bocah SD akibat dikeroyok kakak kelasnya ini memicu tangis histeris keluarga.

"Ya, Naaak, kok begitu menyedihkan nasibmu!" ungkapan sedih dari sebuah akun di media sosial.

Awalnya bocah MHD tak mau mengaku pengeroyokan oleh kakak kelas yang menimpa dirinya kepada keluarganya saat hendak dibawa ke rumah sakit.

Dilansir dari Tribun Jabar (21/05/2023) sang kakek yang berinisial HY, menceritakan saat cucunya itu tak mau mengaku pengeroyokan yang menimpanya.

MHD, bocah kelas 2 SD korban pengeroyokan dimakamkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar.
MHD, bocah kelas 2 SD korban pengeroyokan dimakamkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar. (Tribun Jabar/ Dian Herdiansyah)

Kepada dokter dan keluarganya, korban tidak berani terus terang bahwa ia habis dikeroyok oleh kakak kelasnya.

Walaupun dipaksa bicara, tetap korban tidak mau mengakui bahwa ia sudah dianiaya.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. Dari situ korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," tuturnya.

Baca juga: Meski Jadi Korban, 2 Driver Ojol di Semarang Bebas Namun Jadi Saksi Pengeroyokan Pria hingga Tewas

Dikarenakan di RS Primaya tidak menerima pasien akibat kekerasan, lanjut HY, cucunya tersebut dipindahkan ke RS Hermina.

Kondisi korban kritis selama 3 hari, hingga akhirnya korban meninggal dunia Sabtu (20/5/2023).

Peristiwa tersebut bermula ketika MHD dikeroyok oleh kakak kelas saat belangsungnya pembelajaran di sekolah pada Senin (15/05/2023).

Kemudian di hari Selasa (16/05) korban kembali dikeroyok kakak kelasnya, hingga harus mendapatkan penanganan medis.

Ilustrasi pengeroyokan - Bocah kelas 2 SD di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat diduga jadi korban pengeroyokan kakak kelasnya.
Ilustrasi pengeroyokan - Bocah kelas 2 SD di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat diduga jadi korban pengeroyokan kakak kelasnya. (Ist/tribun jambi)

"Saya bilang, kalo sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali di keroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," ujarnya.

Setelah itu, korban kejang-kejang, lalu korban dibawa ke RS Primaya, Rabu (16/5/2023).

"Korban yang kritis 3 hari di rumah sakit, lalu pada hari pukul 08.00 WIB, meninggal di RS Hermina," ucapnya.

Berdasarkan keterangan dokter, korban mengalami luka dibagian dalam organ dan di bagian anggota tubuhnya.

"Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak," tutup HY.

Terkini jenazah korban MHD, sudah dimakamkan oleh keluarga dan warga sekitar di wilayah tempat tinggalnya.

Awalnya Jadi Korban Pengeroyokan, 2 Driver Ojol di Semarang Kini Jadi Saksi Pembunuhan

Jadi korban penganiayaan, dua driver ojol di Semarang dibebaskan namun jadi saksi pengeroyokan pria hingga tewas.

Dua driver ojol tersebut bernama Budi Sarwono dan Anton Legowo yang kini jadi saksi kasus penganiayaan Kukuh.

Meski sebelumnya Kukuh menganiaya ojol di SPBU Majapahit, apes kini dirinya tewas dapat aksi balasan dari kawan ojol lainnya.

Meski berada di lokasi kejadian dua anggota driver ojol Semarang tersebut kini jadi sebagai seorang saksi dalam peristiwa penganiayaan yang menyebkan seseorang meninggal dunia

Sehingga dua anggota driver ojol Semarang tidak ditahan oleh Polrestabes Semarang.

"Mereka saksi mas," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan, Rabu (28/9).

Budi Sarwono (baju kuning) saat menjelaskan kronologi terkena sabetan sangkur lipat korban, di Polrestabes Semarang.
Budi Sarwono (baju kuning) saat menjelaskan kronologi terkena sabetan sangkur lipat korban, di Polrestabes Semarang. (Muhammad Fajar Syafiq Aufa)

Lanjutnya, yang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan Kukuh, di Jalan Nogososro Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang merupakan saat ini baru tiga orang tersangka.

"Pertama, Nugroho Saputro. Kedua Zaini Dahlan dan ketiga Herlan Muhammad Reza,"

Sebelumnya, Humas Asosiasi Driver Online Jawa Tengah, Astrid Jovanka mengatakan, dua rekan ojol itu tidak terindikasi sebagai pelaku.

Dari awal kedua ojol itu merupakan korban.

Terutama Budi Sarwono yang sedari awal sebenarnya sebagai korban karena pembelaan diri atas usaha pembacokan.

"Tapi keduanya ada wajib lapor, berapa lama lapornya nanti kami update lagi," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan aksi main hakim sendiri berujung menjadi tersangka terjadi dalam dua kasus penganiayaan yang saling berkaitan.

Ilustrasi Ojek Online.
Ilustrasi Ojek Online. (Tribunnews.com)

Asal muasalnya, seorang driver ojol dianiaya oleh dua orang.

Korban pun kemudian melapor ke pihak kepolisian.

Namun ternyata para rekan korban mencari keberadaan pelaku penganiaya tersebut.

Setelah ditemukan, mereka justru mengeroyok hingga pihak yang mengeroyok rekan sesama driver ojol, meninggal dunia.

Kasus penganiayaan terhadap driver ojol di sebuah SPBU di Kota Semarang, menjadi perbincangan di media sosial.

Buntut kejadian itu, salah satu pelaku berinisial KP tewas dikeroyok rekan korban.

Berdasarkan otopsi yang dilakukan tim DVI Polda Jateng dan Inafis Polrestabes Semarang terhadap jenazah KP, diketahui bahwa KP mengalami luka parah di kepala.

Peristiwa kekerasan dibalas kekerasan tersebut terjadi pada Sabtu (24/9/2022).

Mulanya, pengemudi ojol bernama Hasto Priyo Wasono (54) dianiaya oleh dua orang berinisial KP dan AP di SPBU Majapahit Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Seusai insiden itu, rekan-rekan korban sempat memburu pelaku.

Lalu, saat menemani Hasto membuat laporan di kantor Polsek Pedurungan, ada kabar pelaku telah ditemukan.

Yang bersangkutan berada di Jalan Nogososro, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kota Semarang.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, saat rekan korban tiba di lokasi, mereka hendak membawa pelaku ke Polsek Pedurungan.

Namun, KP justru melakukan perlawanan dengan menodongkan satu pisau sangkur lipat.

Tampak dalam rekaman kamera pengawas, KP menodongkan pisau.

Hingga kemudian terjadilah pengeroyokan yang berujung tewasnya KP.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/9/2022), Kapolsek Pedurungan, Kompol Dina Novitasari menuturkan, seusai dikeroyok sejumlah orang, KP tak sadarkan diri.

"Kemudian sekira pukul 19.00, salah satu teman korban sesama driver ojek online membawa dan mengamankan salah satu pelaku pengeroyokan tersebut ke Polsek Pedurungan dengan keadaan terluka dan tidak sadarkan diri," ujarnya.

Melihat kondisi KP, petugas Polsek Pedurungan membawa KP ke RS Bhayangkara Semarang untuk mendapatkan perawatan.

Akan tetapi, beberapa saat berselang, KP meninggal.

(TribunnewsMaker.com/Candra/TribunJabar.id)

Diolah dari artikel TribunJabar.id.

Tags:
bocahmeninggalsekolahSukabumiberita viral hari ini
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved