'Kami Nunggu' Sekolah SD di Kepri Belum Punya Siswa Baru, Survei Tak Ditemukan Anak Usia 6 / 7 Tahun
Diungkapkan oleh Kepala SDN 006 Cemaga Selatan Ismail, sejak dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada 1-8 Juli 2023 belum ada satu pendaftar.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - MIRIS! sekolah dasar (SD) Negeri 006 Cemaga Selatan, Desa Cemaga Selatan, Kecamatan Bunguran Selatan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), belum memiliki siswa baru.
Menjelang tahun ajaran 2023/2024, sekolah tersebut masih kelimpunngan menjadi murid.
Diungkapkan oleh Kepala SDN 006 Cemaga Selatan Ismail, sejak dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada 1-8 Juli 2023 belum ada satu pendaftar datang.
“Kami sudah menunggu sampai hari terakhir, memang tidak ada sama sekali yang mendaftar.
Sebenarnya kami berharap ada pendaftar dari luar, namun itulah, tetap tidak ada yang mendaftar,” terang Ismail, Kamis (13/7/2023).
Ismail mengatakan, sebelum penerimaan siswa baru pihaknya melakukan survei ke daerah yang masuk zonasi sekolah, yaitu Teluk Depih dan Selat Lampa yang total memiliki lebih kurang 35 kepala keluarga (KK).
“Dan dari survei tersebut tidak ditemukan satu orang pun anak berusia 6-7 tahun,” kata Ismail yang dihubungi, Kamis.
Baca juga: BAKAR Sekolah karena Dibully, Kepribadian Siswa SMP di Temanggung Terungkap, Kepsek: Pokoknya Caper!
Baca juga: Ini Kacau! Kecewa PPDB Zonasi Anak Tak Diterima, Ortu Nekat Ngukur Jarak ke Sekolah Pakai Meteran

Ismail mengaku untuk pendaftaran sendiri telah dilakukan sesuai jadwal pemerintah, bahkan pendaftarannya juga telah diperpanjang beberapa hari agar ada wali murid yang mendaftarkan anaknya.
Ismail mengaku kejadian ini merupakan pertama kalinya sejak diirnya menjabat sebagai kepala sekolah di SDN 006 Cemaga Selatan setahun lalu.
“Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini, bahkan kepala sekolah sebelumnya juga mengaku tidak pernah seperti ini, walau hanya lima orang, namun tetap ada siswa baru yang mendaftar,” terang Ismail.
Kendati demikian, Ismail berharap proses belajar mengajar di sekolah tetap berjalan dengan baik, meskipun ruang kelas satu tidak diisi oleh siswa baru.

“Dengan kekurangan siswa siswi tersebut, kami berharap dana operasional sekolah yang disalurkan pemerintah melalui dana BOS tidak berkurang.
Sebab, banyak atau sedikit siswa sekolah tidak mempengaruhi biaya operasional dan kebutuhan SDN 006 ini,” pungkas Ismail.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupetan Natuna, Umar Wirahadi Kusuma mengatakan, diduga hal ini terjadi dikarenakan adanya aturan zonasi.
“Tapi hal itu masih dugaan saja, sebab kondisi disana banyak rumah wali murid yang lebih dekat dengan SDN 005 dari pada SDN 006, sehingga para wali murid memilih untuk memasukan anaknya ke SDN 005,” kata Umar.
Kendati demikian, Umar mengaku aktivitas belajar mengajar di SDN 006 Teluk Depih tetap berjalan normal.
“Saat ini siswa siswi yang ada di SDN 006 Teluk Depih hanya kelas siswa siswi kelas dua sampai kelas enam, dengan jumlah siswa keseluruhan ada 23 orang,” pungkas Umar.
Kecewa PPDB Zonasi Anak Tak Diterima, Ortu Nekat Ngukur Jarak ke Sekolah Pakai Meteran
VIRAL! orangtua siswa nekat mengukur jarak ke sekolah demi memastikan zonasi lantaran anaknya tak keterima di sana.
Ia merekam aksi pengukuran jarak rumah ke sekolah hingga viral di media sosial.
Orangtua siswa bernama Ayip Amir mengungkapkan kekecewaannya, karena PPDB zonasi, putranya tak diterima di sekolah tujuan.
Diketahui, putranya itu mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang.
Ayip heran karena tak menemukan siswa yang diterima dengan jarak kurang 100 meter.
Kini, video orangtua siswa mengukur jarak ke sekolah itu, viral seperti yang dibagikan akun Instagram @undercover.id.
Dalam keterangan disebutkan Ayip mengukur jarak terdekat dari pemukiman warga ke SMAN 5 Kota Tangerang secara manual menggunakan meteran.
Ayip sendiri didampingi putranya untuk mencari peserta yang dipastikan diterima di SMAN 5 Kota Tangerang yang hanya berjarak kurang dari 100 meter.
Baca juga: Anak Tak Mau Sekolah, Ibu Syok Dengar Pengakuannya: Guru Suka Menggigit Bibirku
Baca juga: SELAMAT! Beasiswa Grabscholar 2023 Bagi-bagi Dana Pendidikan, Kuliah Gratis S1, Sekolah SD, SMP, SMA

Namun, ia heran karena tak menemukan siswa yang bermukim sekolah di SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
“Kami sengaja membawa meteran, biar puas sekalian kita cari itu nama siswa yang tertera dari 59 meter hingga 100 meter dan hasilnya nihil tidak ada satupun nama siswa didekat dekat sekolah itu,” ujar Ayip Amir, dikutip Kamis (13/7/2023).
Dalam video yang beredar, Ayip terlihat membawa meteran mengukur jarak dari sekolah ke salah satu rumah siswa.
Ayip mengatakan heran karena tak ada siswa yang terdekat tertera yang mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.
Ia juga mengaku telah menelusuri beberapa siswa yang diterima dengan jarak terdekat.
Namun, ia tak menemukan hasil karena jaraknya yang justru lebih jauh.
“Gak ketemu siswanya di depan tadi, gak ada yang daftar di SMA, makannya bingung ini, kacau,” ujarnya.
“Posisi siswa yang didepan kita cek nama Sab*** tidak ada, adanya kata ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dari SMA,”
“Makannya itu posisinya SMA 5 ngukur jaraknya gimana zonasinya,” ujar Ayip Amir heran.
Kini, video aksi orangtua siswa mengukur jarak ke sekolah itu menyita perhatian warganet.
Tak sedikit warganet yang memberikan komentar beragam soal PPDB jalur zonasi yang dinilai kontroversi.
Sejumlah warganet pun curiga banyaknya kecuringan dalam sistem zonasi tersebut.
Ada juga warganet yang menyarankan agar pemerintah kembali memberlakukan sistem nilai.
Berikut beragam komentar warganet.
“Orangtua yg melakukan kecurangan dan sekolah ikut juga menerima kecurangan, kasian anaknya pak, dia sekolah udah gak halal, ilmunya gak berkah... Sekolah dimanapun sama bagusnya, cuma gara2 gak di sma favorit jd berlaku curang”
“Masih mending lewat Nem atau nilai murni UN.. Terbukti kualitasnya di sekolah.. banyak sekolah favorit yg dari dulu terkenal ketat persaingannya, setelah adanya zonasi jadi menurun kualitas anak didiknya.. ini dirasakan semua guru.. namun apapun itu semoga ada jalan keluar yang bisa menjadi solusi saat ini.. semoga pendidikan Indonesia secepatnya menjadi lebih baik lago,”
“Luar biasa perjuangan org tua utk menyekolahkan anaknya.. Semangat Bapak2..”
“Lah emang ga ada sosialisasi penghitungan jarak itu ditarik secara garis lurus? Gunanya google maps apa dong”
“PPDB Zonasi jadi ajang jual beli bro, banyak kasusnya di daerah gue dari tahun lalu,” tulis beragam komentar warganet.
(kompas) TribunJabar)
Diolah dari artikel tayang di Kompas.com dan tayang di TribunJabar.id
Sumber: Kompas.com
Kumpulan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 Penuh Doa & Harapan, Cocok Dikirim WA Keluarga |
![]() |
---|
35 Twibbon Maulid Nabi Muhammad 5 September 2025, Download Gratis Cocok Dipasang di FB, WA, IG |
![]() |
---|
Penampakan Rumah Baru 'Sultan Kemnaker' yang Nyanyiannya Jebloskan Ebenezer ke Bui, Mewah Lantai 3 |
![]() |
---|
Langkah Cerdas Belanja Lebih Hemat dengan ShopeeVIP, Berlimpah Bonusnya! |
![]() |
---|
28+ Kata-kata Bijak HUT RI ke-80 Menarik, Bermakna & Penuh Motivasi, Siap Rayakan 17 Agustus 2025 |
![]() |
---|