Breaking News:

Berita Viral

TEKA-TEKI Tewasnya Mahasiswi USU, Kepala Sudah Jadi Tengkorak, Ternyata Akhiri Hidup & Bukan Dibunuh

Kasus meninggalnya mahasiswi USU, Mahira Dinabila, yang sempat menyimpan misteri karena pihak keluarga menyebut ada kejanggalan akhirnya terungkap.

Editor: Eri Ariyanto
Kompas.com
Ilustrasi mahasiswi USU ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, kepala nyaris jadi tengkorak. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus meninggalnya mahasiswi USU, Mahira Dinabila, yang sempat menyimpan misteri karena pihak keluarga menyebut ada kejanggalan akhirnya terungkap.

Terkini, Polrestabes Medan menyatakan bahwa Mahira Dinabila (19) tewas bunuh diri dan bukan dibunuh.

Kesimpulan itu diungkapkan usai penyidik melakukan rangkaian penyidikan, memeriksa saksi ahli dan gelar perkara.

Ayah kandung Mahira Dinabila menunjukkan foto semasa korban hidup, Senin (8/5/2023). 

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Ayah kandung Mahira Dinabila menunjukkan foto semasa korban hidup, Senin (8/5/2023).  (Tribun-medan/Alfiansyah)

Baca juga: TRAGIS! Pengemudi Dalam Pengaruh Miras, Mobil Tabrak Median Jalan di Papua, 1 Penumpang Tewas

“Dari hasil penyelidikan, pemeriksaan para ahli dan saksi hingga gelar perkara semalam, kesimpulannya bunuh diri,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Fathir Mustafa, Jumat (15/9/2023).

Meski demikian polisi belum mau membeberkan apa motif mahasiswi itu nekat mengakhiri hidupnya.

Pun demikian dengan apa dia bunuh diri, polisi belum mau merincikan.

Katanya, kasus ini akan diungkap ke publik dalam waktu dekat.

“Untuk informasi lebih lengkap terkait bunuh diri tersebut nanti akan dirilis,” sebutnya.

Lokasi korban dimakamkan
Lokasi korban dimakamkan (TribunMedan)

Baca juga: TRAGIS! 2 Pria di Situbondo Ditemukan Tewas Mengenaskan di Jalan Raya Curah Jeru, Mayat Penuh Luka

Diketahui sebelumnya, seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) ditemukan tewas di kediaman ayah angkatnya, Rabu (3/5/2023) lalu, di Kompleks Taman Riviera, Jalan Sisimangaraja Medan.

Saat ditemukan, bagian kepalanya nyaris jadi tengkorak, sementara tubuhnya masih utuh.

Untuk memastikan penyebab kematiannya polisi membongkar makamnya.

Namun hingga kini hasilnya tak kunjung selesai.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

kandungnya Mahira, mahasiswi FISIP USU
Pariono menunjukkan foto anak kandungnya Mahira, mahasiswi FISIP USU yang ditemukan tewas misterius di rumahnya pada Rabu (3/5/2023).

Pilu Ayah Kandung Mahira Mahasiswi USU Minta Keadilan

Kesedihan mendalam dirasakan Pariono, ayah kandung Mahira Dinabila (19) melihat putrinya tewas mengenaskan dengan banyak kejanggalan.

Belakangan ini misteri kematian Mahira masih ramai diperbincangkan. Mahasiswi Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) itu ditemukan tewas mengenaskan di dapur rumahnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Rabu (3/5/2023).

Pasalnya banyak kejanggalan pada kematiannya, temasuk sikap ayah angkatnya.

"Kejanggalan lainnya yang saya lihat yang seperti itu, muka anak saya tinggal tengkorak tapi badanya utuh, itu saya lihat di foto, waktu saya sampai di Rumah Sakit Bhayangkara, polisi juga memberi foto gembok (yang mengunci Mahira dari luar),'' ujar Pariono, saat ditemui wartawan di kediamannya di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (18/5/2023).

Di sisi lain, Pariono juga meyakini Mahira tidak mungkin bunuh diri, Pariono mengenal Mahira sebagai pribadi yang baik. Sebab itu, dia meminta polisi segera mengungkap kasus ini.

"Cepatlah terungkap hasil autopsi ini, bahwasanya ini mati gak wajar, banyak kejanggalan-kejanggalan ini, (Mahira) anak baik, saya sedih sekali," ujar Pariono sambil menyeka air mata.

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (Istimewa)

Baca juga: MISTERI Tewasnya Mahira Mahasiswi USU, Surat Wasiat Diduga Palsu, Ayah Angkatnya Malah Tolak Autopsi

Baca juga: HEBOH Hadiri Pernikahan di Pasuruan, 7 Warga Tewas Bergiliran, Sempat Minum Miras Campur Obat Nyamuk

Selain itu, Pariono juga menyesalkan sikap ayah angkat Mahira yang berinisial M.

Saat itu, Menurut Pariono, M tidak menyetujui polisi melakukan otopsi terhadap jasad Mahira.

"M datang sibuk nanyak ke saya, kok belum diselesaikan mayat ini? Kok belum dimandikan juga? Saya bilang, sabar. Dia lalu datang ke Rumah Sakit Bhayangkara, supaya menunjukkan bahwasanya itu anak (tidak perlu) di otopsi, saya kecewa sebetulnya. Apa daya, saya nggak mampu di sini saya minta keadilan tolonglah saya," ujar Pariono.

Anak angkat

Pariono menjelaskan awal mula Mahira dirawat M terjadi 19 tahun lalu, M merupakan kakak kandung dari istri Pariono, bernama Nurabni. Pariono mengizinkan Mahira dirawat M dan istrinya YA, karena mereka tidak memiliki anak.

"Bapak angkat Mahira itu ipar saya, jadi istri saya ini adiknya M, judul ceritanya, mertua laki-laki saya memohon ke saya. 'Kasih lah anak mu itu, untuk 'memancing' kehadiran anak M dan YA, orang itu uda lama berkeluarga, nggak punya anak," ujar Pariono.

Karena istri Pariono menyetujuinya, maka sejak usia 4 bulan Mahira dirawan M dan YA.

Berjalannya waktu, M dan YA ternyata bercerai. Mahira lalu tinggal di rumah bersama YA.

Pada tahun 2020 YA meninggal dunia dan Mahira menempati rumah di Komplek Rivera. Di tempat itu. 

Menurut Pariono, kasus itu terungkap usai dirinya mendapat kabar Mahira tak masuk kuliah selama seminggu. 

Hal itu dibenarkan oleh Oky Andriasyah, paman dan juga kuasa hukum keluarga Mahira. 

"Istri saya dihubungi teman Mahira lewat DM (direct messange) Instagram, kok Mahira enggak masuk-masuk kampus.

Karena Mahira tidak bisa dihubungi, Rabu (3/5/2023) sekira jam 10 malam, kami inisiatif ke rumahnya," ujar Oky kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).

Perbandingan tulisan wasiat Mahira yang diduga palsu dengan tulisan Mahira yang lain.
Perbandingan tulisan wasiat Mahira yang diduga palsu dengan tulisan Mahira yang lain. (Dok. Oky Ardianyah)

Surat wasiat 

Sementara itu, pihak keluarga menyebut surat wasiat yang diduga dibuat Mahira adalah palsu.

Menurut Oky, surat itu dipalsukan, tulisannya berbeda dengan tulisan asli Mahira.

"Dari surat wasiat itu, bukan Mahira yang punya, di surat ada tulisan bapakku.

Sementara Mahira manggil bapaknya itu papa ke bapak angkatnya itu.

Nah, dia (Mahira) juga gak pernah bilang dirinya aku, dia selalu menyebut dirinya dengan nama Ira," ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Patumbak Kompol Faidir Chaniago mengatakan masih menyelidiki kasus ini.

"Sudah kita otopsi, sudah kita buat BAP (berita acara pemeriksaan) sudah kita kirim hasil otopsi lambung, cairan sudah di labfor kita menunggu hasil penyelidikannya," kata Faidir.

Namun, dia belum bisa memastikan kematian Mahira mengerah ke peristiwa pembunuhan atau bukan.

(Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)

Diolah dari berita tayang di Tribun-Medan.com

Tags:
berita viral hari inimahasiswiMahira Dinabilaakhiri hidupdibunuhkorban tewaskepala jadi tengkorak
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved