Berita Viral
SOSOK Zamaneuli Zebua, Pengelola Panti di Medan, Eksploitasi Bayi, Ngemis di TikTok: Raup Rp 50 Juta
SOSOK Zamaneuli Zebua, kini ditetapkan sebagai tersangka karena aksinya ngemis online di TikTok memanfaatkan bayi panti asuhan di Medan.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Zamaneuli Zebua, pengelola sebuah panti asuhan di Medan pada akhirnya ditetapkan sebagai tersangka setelah ngemis online di TikTok dengan memanfaatkan bayi.
Sosok Zamaneuli Zebua kini ditetapkan sebagai tersangka atas kasus eksploitasi anak di panti asuhannya.
Diketahui, Zamaneuli Zebua merupakan pengelola Panti Asuhan Yayasan Tunas Kasih Olayama Raya.
Zamaneuli disangkakan dengan Pasal 88 juncto Pasal 76i UU nomor 35 tahun 2014 Undang-Undang Perlindungan anak.

Kini Zamaneuli Zebua mendapatkan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Sosok Zamaneuli Zebua diamankan pada Selasa (19/9/2023) malam.
Dirinya dicekal karena telah mengeksploitasi anak di panti asuhan tersebut.
Dia menggunakan akun TikTok demi mendapatkan donasi.
Donasi yang terkumpul digunakan untuk keperluan pribadi pelaku.
Total dalam sebulan pelaku memperoleh keuntungan yang cukup besar.
Baca juga: GEGER! Warga Malaka, NTT Temukan Bayi Dibuang di Semak-semak, Bertali Pusar: Hasil Hubungan Gelap?
Baca juga: DIKIRA Suara Anak Ayam, Warga Syok Temukan Bayi di Pos Ronda, Baru Lahir, Kondisi Dirubung Semut!
Dirinya meraup untung berkisar Rp 20-Rp 50 juta dalam sebulan ngemis online di TikTok.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda mengatakan, panti asuhan yang dikelola Zamaneuli Zebua ternyata ilegal
Bersama istrinya, Zamaneuli Zebua mengasuh 26 anak.
Di antara 26 anak tersebut, terdapat empat bayi atau balita.
"Di antaranya empat orang masih bayi atau balita dan yang lainnya sekolah." ujar Valentino di Mapolrestabes Medan, Rabu (20/9/2023) malam.
"Ada yang SMP, sebagian kecil juga masih SD," bebernya.
Zamaneuli mulai menjalankan aksinya pada awal tahun 2023.
Baca juga: GEGER! Warga Sleman Temukan 2 Mayat Bayi Perempuan Mengapung di Sungai Buntung, Korban Diduga Kembar

Dia banyak mengunggah video anak panti yang menampilkan kesedihan.
Hal itu dilakukannya demi mendapat saweran dari para netizen.
"Terutama yang bayi menangis, setelah itu di-upload di media sosial khususnya TikTok." ungkap Valentino.
"Beliau ada akunnya, dari situ beliau (pelaku) meminta semacam donasi." imbuhnya.
"Donasi ini berdatangan, bahkan ini bisa kita datakan. Tidak hanya dari Indonesia, tapi dari luar negeri,'' ujar Valentino.
Saat ini, dari 26 anak yang berada di panti, 20 di antaranya dititipkan ke Sentra Bahagia Kementerian Sosial di Jalan Pancing Kota Medan.
Kemudian dua anak dikembalikan orangtuanya dan empat anak lainnya diserahkan Dinas Sosial Deli Serdang.

Polisi menerima informasi sebagian anak berasal dari luar Kota Medan.
Ada kesepakatan ekonomis setelah anak diserahkan ke pelaku.
"Informasi awal ada semacam (transaksi) uang, tapi masih kita dalami," kata Valentino.
Kini pelaku ditahan di Mapolrestabes Medan untuk proses hukum lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, kasus ini mencuat setelah video viral pelaku memberikan bubur pada bayi yang berusia dua bulan saat live Tiktok.
Tindakan pelaku kemudian dibanjiri komentar netizen.
Setelah video itu viral, Dinas Sosial Kota Medan dan polisi turun tangan mendatangi panti asuhan tersebut dan mengamankan pelaku.

TAK Hanya Pengemis Karaoke, di Kudus juga Ada yang Ngemis-ngemis Buat Bayar Cicilan Mobil, Nganggur!
Belakangan ini viral seorang pengemis berinisial AM (40) asal Pati, Jawa Tengah yang menggunakan uang yang ia dapat untuk foya-foya.
Di pagi hari, pria itu memelas meminta uang di jalanan, namun malamnya malah karaoke.
Dalam pengakuannya, AM saat mengemis mampu mendapatkan uang Rp150 ribu dalam sehari.
Bahkan tak jarang dalam satu jam, pengemis di area Puri tersebut, mampu mengumpulkan Rp50 ribu.
Uang yang dikumpulkan AM dari hasil memelas ke pengguna jalan tersebut, bukan dipakai untuk makan atau bertahan hidup.
AM memakainnya untuk berkaraoke dan berpesta bersama Lady Companion (LC).
Jauh sebelum kisah AM viral, ada pengemis berinisial SL asal Kudus.
Baca juga: PENGAKUAN Pengemis di Pati, Sehari Minta-minta Dapat Rp 150 Ribu, Malam Foya-foya Karaoke Bareng LC
Baca juga: Meresahkan! Para Gepeng Menguasai Kota Maros, 1 Jam Nongkrong di Warkop Pengemis Datang Bergantian

Kepada Tribunjateng.com, Selasa (6/9/2022), SL mengaku terpaksa mengemis karena tidak ada pekerjaan di rumah.
Dia bingung apabila tidak melakukan aktivitas apapun.
Wanita empat anak itu merupakan dari keluarga mampu.
Di rumahnya terdapat juga sebuah mobil Toyota Avanza.
"Mobil Toyota Avanza."
"Yang beli kami," kata SL.

Dia membeberkan, Toyota Avanza itu dibeli tiga tahun lalu secara kredit.
Setiap kali pembayaran angsuran itu, dia membantu uang Rp 1,5 juta.
Kekurangannya dibayar oleh anaknya.
Saat ini, kata dia, mobil itu sudah lunas.
SL juga mengungkapkan penghasilan dari mengemis ini tidak tentu.
Kadang dalam sehari bisa mendapat Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Bahkan, pernah dalam satu hari semalam di minimarket, dia mendapat hingga Rp 700 ribu.
Ada yang Punya Tabungan Miliaran
Perpenampilan memprihatinkan dan tinggal di kolong jembatan, siapa sangka pengemis di Bogor ini punya tabungan hingga aset puluhan juta.
Pengemis ini memiliki cek senilai Rp 1,3 miliar saat disidak oleh Dinsos Kota Bogor di kolong jembatan Panaragan, Kota Bogor pada Rabu (26/4/2023).
Saat ditemui pengemis tersebut berpenampilan yang memprihatinkan, namun ternyata ia adalah seorang yang kaya raya.
Diketahui, pengemis tersebut memiliki sejumlah aset berharga seperti jam tangan mewah, rumah, dan beberapa kendaraan.
Tak hanya itu, di dalam tasnya pun ditemukan cek senilai Rp 1,3 miliar.

Rupanya, tinggal di kolong jembatan dengan rumah tidak layak hanya bagian dari 'sandiwara'.
Hal itu sengaja mereka lakukan agar mendapat simpati dan dikasihani orang sehingga menambah penghasilannya.
"Jembatan Penghuni Kolong Panaragan Kota Bogor yang sudah 3 kali dievakuasi Dinsos Kota Bogor ternyata punya uang tunai yang cukup banyak, tabungan, motor, dan aset lainnya yang cukup besar.
Mereka menjadi pengemis dan pemulung sebagai profesi dan kerja rutin.
Tinggal di kolong jembatan menjadi cara untuk dikasihani untuk menambah penghasilan mereka.
Agar masyarakat tidak memberikan bantuan kepada warga seperti ini, krn akan semakin membuat mereka betah menjadi GePeng dan semakin sulit diurus dan dibina oleh pemerintah," tulis Dinsos Kota Bogor.
Lebih lanjut, pihak Dinsos berjanji akan lebih tegas menerbitkan para pengemsi dan gelandangan.
Dinsos pun meminta masyarakat agar tidak memberikan uang kepada mereka pengemis sehingga bisa bergantung pada rasa kasihan orang lain.
"Dinas Sosial Kota Bogor berusaha terus menangani PMKS/PPKS khusunya GePeng agar mereka bisa mandiri dan tidak mengandalkan hidup dari hasil belas kasihan orang," tulisnya
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Dukung Tunjangan Rumah DPR 50 Juta, Nafa Urbach Kini Tak Berkutik Dikritik, Matikan Komentar |
![]() |
---|
Sosok Nafa Urbach yang Dukung Tunjangan Perumahan DPR Meski Gaji Ratusan Juta, Komplain Macet |
![]() |
---|
Kondisi Orang Tua Bocah Sukabumi yang Meninggal Cacingan, Dulu Sang Ibu Melahirkan di Jalan Raya |
![]() |
---|
Atalia Praratya Pamer Kebahagiaan di Tengah Kasus Ridwan Kamil Vs Lisa Mariana, Sudah Tak Peduli? |
![]() |
---|
6 Fakta Drama Kehidupan Lisa Mariana, dari Tes DNA yang Melibatkan Ridwan Kamil Hingga Dipanggil KPK |
![]() |
---|