Berita Viral
MIRIS! Sekelompok Bocah di Sragen Bawa Gir, Diduga Hendak Tawuran, Bikin Warga Resah & Terganggu
Sekelompok bocah diamankan warga karena kedapatan membawa gir. Bikin warga resah dan terganggu
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sekelompok bocah diamankan warga karena kedapatan membawa benda tajam gir.
Para bocah itu diamankan oleh warga di barat Toserba Matahari, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen kebanyakan masih di bawah umur.
Seperti diketahui, ada sebanyak 9 orang bocah yang diamankan.

Baca juga: INNALILLAHI! Kecelakaan Maut Motor vs Truk di Sambungmacan Sragen, 1 Orang Tewas Seketika di TKP
Bocah-bocah pembawa gir yang diamankan warga di barat Toserba Matahari, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen kebanyakan masih di bawah umur.
Untuk diketahui, ada 9 bocah yang diamankan.
Sembilan anak yang diamankan yakni ZR (15), MA (13), AA (14), RA (17), MF (14), FA (15), SN (14), RAY (13), dan MAF (15).
Dari kesembilan anak yang diamankan, 7 diantaranya masih duduk di bangku SMP.
Sedangkan dua lainnya duduk di bangku SMA/SMK.
Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam melalui Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono mengatakan pembinaan terhadap mereka akan dilakukan.
"Memberikan pembinaan dan arahan terhadap anak-anak dengan didampingi orang tua dan tenaga pendidik dalam rangka cegah terjadinya konflik komunal," ujar Wikan.

Kronologi
Sebelumnya, sebanyak 9 bocah diamankan warga Sragen pada Minggu (5/11/2023).
Mereka diamankan karena kedapatan membawa gir bertali di kawasan barat Toserba Matahari di Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen.
Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam melalui Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Wikan Sri Kadiyono mengatakan para bocah tersebut awalnya berkumpul di wilayah Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.
Mereka berencana berangkat ke Kabupaten Klaten.
Para bocah ingin menemui warga Klaten yang memiliki masalah dengan salah seorang teman mereka.
Sesampainya di Sragen Kota, mereka berkumpul di kawasan barat Toserba Matahari atau sekitar LP Lama.
Rombongan bocah tersebut menunggu kedatangan teman mereka yang lain.
Perwakilan bocah sempat coba menghubungi orang Klaten yang dicari.
Namun orang incaran mereka tidak bisa dihubungi.
Setelahnya sekira pukul 00.30 WIB, rombongan bocah-bocah tersebut didatangi warga sekitar.
Baca juga: INNALILLAHI! Napi Narkoba Polres Bintan Tewas di Dalam Tahanan, Ditemukan Luka Lecet di Leher
Menurut AKP Wikan, rombongan bocah tersebut didatangi warga karena merasa terganggu dengan aktivitas mereka.
"Yang mana saat dicek di sepeda motor ditemukan gir yang diikat dengan sabuk kain," ucap dia, Senin (6/11/2023).
"Setelah itu anak-anak dibawa ke Poslantas Sragen Kota," tambahnya.
Wikan menegaskan aksi yang akan dilakukan para bocah tersebut bukan klitih.
"Mereka bukan klitih, hanya bawa gir saja, mau ketemu orang Klaten," kata dia.
"Diamankan di belakang LP lama, yang diamankan 9 orang, masih anak-anak, yang bawa gear 4 orang," tambahnya.

Berita Lainnya, SADISNYA 7 Pelajar SD Siksa 5 Bocah di Jaktim, Salah Paham Balas Tepuk Tangan: Ajak Tawuran!
GEGARA salah paham, tujuh pelajar Sekolah Dasar (SD) merundung lima siswa SD lainnya di Cakung, Jakarta Timur.
Tujuh pelajar tersebut menyiksa lima siswa SD lainnya hingga merasakan trauma mendalam.
Diketahui, insiden perundungan ini terjadi pada Senin, (14/8/2023).
Usut punya usut, aksi perundungan ini dipicu karena kesalahpahaman di antara dua kubu tersebut.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta pun turut menyoroti kasus tersebut.
Kasus perundungan oleh anak-anak SD hingga nyaris mengajak tawuran ini bisa dikatakan cukup miris.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta menurunkan tim untuk mengusut kasus perundungan ini.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Purwosusilo mengatakan berdasar hasil penelusuran dilakukan perundungan dipicu kesalahpahaman saat berbalas tepuk tangan.
Kejadian bermula ketika lima siswa SDN yang menjadi korban berjalan melewati jalan lingkungan permukiman warga.
Lalu mereka berpapasan dengan tujuh pelaku dari dua SD berbeda.
Baca juga: YA ALLAH PAK! Baru Saja Melahirkan, Istri di Subang Syok Suami Rudapaksa Anak Kandung hingga Hamil
Baca juga: BIRAHI Memuncak! 3 Pemuda di Luwu Rudapaksa Remaja di Rumah Kosong, 2 Hari Diculik, Diancam Dibunuh
"Saat (korban) berjalan, siswa SDN (kelompok pelaku) bertepuk tangan sebagai isyarat mengajak tawuran," kata Purwosusilo saat dikonfirmasi di Cakung, Jakarta Timur, Jumat (18/8/2023).
Nahas lima siswa korban perundungan yang tidak mengetahui isyarat ajakan tawuran tersebut menanggapinya dengan melakukan tepuk tangan tanpa maksud menantang.
Kesalahpahaman pun terjadi, karena kelompok pelaku dari dua SD berbeda merasa bahwa tepuk tangan balasan itu merupakan tanda tantangan tawuran diterima.
"Dibalas tepuk tangan, padahal yang dimaksudkan enggak bermaksud tawuran." ujar Purwosusilo.
"Ketika pelakunya anak-anak ini yang menjadi perhatian kita semua, orang tua," ujarnya lagi.

Berdasar rekaman video kejadian yang beredar, tampak tiga pelaku dari satu SDN melakukan perundungan dengan menendang bagian kemaluan dan kaki korban.
Tak hanya itu, pelaku juga memukuli wajah korban.
Sementara empat pelaku dari satu SD swasta hanya diam,
Tak ada upaya untuk merelai perundungan dari mereka.
Mereka diduga merekam video perundungan dengan handphonenya.
"Divideokan itu pengakuannya buat lucu-lucuan sebetulnya." tutur Purwosusilo.
Namanya juga anak-anak, ini yang menjadi PR kita, PR saya terutama Dinas Pendidikan untuk memberi pemahaman," imbuhnya.

Kasus perundungan sendiri berakhir damai, karena pihak orang tua dari anak yang menjadi korban setuju memaafkan para pelaku tanpa menuntut adanya penjatuhan sanksi.
Sehingga terhadap para pelaku hanya diberikan pembinaan internal dari masing-masing sekolah.
Mereka menaruh harapan agar anak-anak sadar tindakan perundungan dilakukan salah.
"Menurut orang tuanya namanya juga anak-anak." ujar Purwosusilo.
"Jadi dilakukan pembinaan internal oleh masing-masing sekolah." lanjut Purwosusilo.
"Sepakatnya oleh orang tua dan pihak sekolah seperti itu," pungkas Purwosusilo.
(TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)
Diolah dari berita tayang di TribunSolo.com
Sumber: Tribun Solo
Rekaman CCTV Toko 2 Hari Sebelum Dina Oktaviani Dibunuh Atasannya, Gerak-geriknya Sudah Bermasalah |
![]() |
---|
Sosok Abdus Salam Mujib, Pemimpin Ponpes Al Khoziny, Segera Diperika Polisi Usai 67 Santri Meninggal |
![]() |
---|
Didesak Mundur, Bupati Indramayu Lucky Hakim Malah Curhat ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Sosok Rizki Juniansyah, Atlet Lifter Pecahkan Rekor Dunia, Latihan Angkat Beban Sejak SD Kelas 4 |
![]() |
---|
Sosok Devison, Ketua Baznas OKI Sumsel Tewas dalam Kecelakaan Maut, Sebelumnya Sudah Diperingatkan |
![]() |
---|