Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata Hampir Dilakukan, Palang Merah Internasional akan Fasilitasi Pembebasan Sandera
Pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh mengonfirmasi pihaknya hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Editor: Sinta Manila
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Progres gencatan senjata perang Israel-Hamas hampir mendapati titik terang.
Meskipun beberapa hari yang lalu Israel membantah bahwa hampir ada kesepakatan gencatan senjata.
Akan tetapi, pihak Hamas memberikan keterangan terbaru pada Selasa (21/11/2023).
Baca juga: Penyebab Rumah Sakit Indonesia Jadi Sasaran Bom Israel setelah RS Al-Shifa, Benarkah Ada Terowongan?
Pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh mengonfirmasi pihaknya hampir mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel, bahkan ketika serangan mematikan di Gaza terus berlanjut dan roket ditembakkan ke Israel.
“Pejabat Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dan kelompok tersebut telah menyampaikan tanggapannya kepada mediator Qatar,” kata ajudan dari pemimpin Hamas itu kepada Reuters, Selasa (21/11/2023).
Sebelumnya, presiden AS Joe Biden juga mengindikasikan adanya kesepakatan terkait gencatan senjata antara Israel-Hamas yang sudah semakin dekat.
“Sekarang kita lebih dekat dibandingkan sebelumnya,” kata John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih tentang perjanjian yang bertujuan untuk menjamin pembebasan beberapa sandera yang ditahan di Gaza.
Hamas sendiri telah menyandera sekitar 240 orang selama perangnya dengan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Memelas 23 Hari Disandera Hamas, Wanita Israel Ini Sudutkan Netanyahu: Fokuslah Selamatkan Kami!
ICRC akan Fasilitasi Pembebasan Sandera
Sementara itu, presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Mirjana Spoljaric dikabarkan telah bertemu dengan Haniyeh di Qatar pada Senin (20/11/2023) untuk “mengajukan masalah kemanusiaan” terkait konflik tersebut.
ICRC mengatakan pihaknya bukan bagian dari perundingan yang bertujuan untuk membebaskan para sandera. Namun sebagai perantara yang netral, ICRC siap "memfasilitasi pembebasan di masa depan yang disetujui oleh para pihak".

Pekan lalu, Reuters melaporkan mediator Qatar sedang mengupayakan kesepakatan bagi Hamas dan Israel untuk menukar 50 sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata tiga hari yang akan meningkatkan pengiriman bantuan darurat ke warga sipil Gaza.
AS Dianggap Gagal Redam Perang Israel-Hamas, Negara-negara Mayoritas Muslim Berpaling ke China
Negara-negara Muslim di dunia berharap China campur tangan dalam perang Israel-Hamas demi keselamatan warga sipil.
Menurut pers rilis resmi dari Kementerian Luar Negeri China, kunjungan delegasi Arab Saudi dan negara-negara mayoritas Islam lainnya ke China adalah untuk mencari resolusi perang yang meletus sejak 7 Oktober lalu.
“Selama kunjungan ini, China akan terlibat dalam komunikasi dan koordinasi yang mendalam,” kata juru bicara kementerian Mao Ning dalam sebuah pernyataan, dikutip News18.com.
"China juga akan mendorong pendinginan konflik Palestina-Israel saat ini, perlindungan warga sipil, dan penyelesaian yang adil atas permasalahan Palestina," tambahnya.
Delegasi dari Arab Saudi, Yordania, Mesir, Indonesia dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan berada di Beijing pada tanggal 20-22 November 2023.

Pada Senin (20/11/2023) pagi, para delegasi sudah bertemu dengan diplomat top China, Wang Yi.
Mereka menyerukan gencatan senjata segera, Reuters melaporkan.
“Kami di sini untuk mengirimkan sinyal yang jelas: yaitu kita harus segera menghentikan pertempuran dan pembunuhan, kita harus segera mengirimkan pasokan kemanusiaan ke Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
KTT gabungan Islam-Arab di Riyadh bulan ini juga mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.
Arab Saudi berupaya menekan Amerika Serikat dan Israel agar mengakhiri permusuhan di Gaza.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan tersebut, sebelumnya telah mengumpulkan para pemimpin Arab dan Muslim untuk memperkuat pesan tersebut.
Dalam komentar yang diposting oleh kementeriannya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan kepada rekannya dari China, “Kami menantikan peran yang lebih kuat dari negara-negara besar seperti China untuk menghentikan serangan terhadap Palestina, di Jalur Gaza. Sayangnya, ada negara-negara besar yang menutupi serangan Israel saat ini."
Mengapa China Menjadi Harapan Baru?
Mengutip news18.com, sumber-sumber intelijen terkemuka mengatakan negara-negara mayoritas Muslim menganggap China sebagai alternatif yang lebih baik daripada AS, yang berpihak kepada Israel, dalam penyelesaian perang.
Negara-negara tersebut ingin China berbicara dengan dunia, termasuk PBB.
China belum tentu berhasil, tetapi setidaknya memberikan tekanan kepada Israel.
"China adalah Sahabat Negara-negara Muslim"
Dalam pertemuan hari ini, Wang Yi mengatakan Beijing adalah “teman baik dan saudara bagi negara-negara Arab dan Muslim”.
Dilansir Reuters, Wang Yi menambahkan bahwa pihaknya selalu dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memulihkan hak dan kepentingan nasional mereka yang sah.
Sejak awal konflik, Kementerian Luar Negeri China tidak mengecam Hamas.
China menyerukan deeskalasi dan agar Israel dan Palestina mengupayakan “solusi dua negara” untuk Palestina merdeka.
Sejak berakhirnya lockdown Covid-19 di China, Wang Xi secara aktif meluncurkan upaya diplomatik yang bertujuan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat dan sekutunya, yang menurutnya berupaya untuk membendung dan menindas China.
Beijing juga memperdalam aliansi dengan kelompok-kelompok multilateral yang dipimpin non-Barat seperti blok negara-negara BRICS sambil memperkuat hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah dan negara-negara Selatan.
Wang Yi juga menambahkan Beijing akan berupaya untuk “memadamkan pertempuran di Gaza sesegera mungkin, meringankan krisis kemanusiaan dan mendorong penyelesaian masalah Palestina secara dini, komprehensif, adil dan langgeng.”
Artikel diolah dari Tribunnnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Siapa Sangka! 10 Negara Tolak Gencatan Senjata di Gaza, Salah Satunya Negeri Tetangga Indonesia! |
![]() |
---|
10 Negara yang Tolak Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza, Dukung Israel Lanjutkan Perang |
![]() |
---|
IDF Diduga Sembunyikan Jumlah Korban, Media Israel: 20 Persen Tentara Tewas Tertembak Teman Sendiri |
![]() |
---|
Hamas Tegas Ancam Tak Ada Pelepasan Sandera, sebelum Netanyahu Menghentikan Perang di Jalur Gaza |
![]() |
---|
Jubir Hamas Sempat Hilang 2 Minggu, Abu Ubaida Muncul Lagi Bawa Peringatan Keras! Kini Diburu Israel |
![]() |
---|