Berita Viral
INNALILLAHI Bapak Jurnalis Palestina Belal Jadallah Syahid Ditembak Tank Israel: 'Sang Legenda!'
Inilah sosok Belal Jadallah bapak jurnalis Palestina yang gugur ditembak tank Israel, punya andil penting dalam jurnalisme di Palestina.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok bapak jurnalis Palestina, Belal Jadallah meninggal dunia setelah ditembak oleh tank Israel di kawasan Zeitoun, Gaza.
Tewasnya Belal Jadallah cukup menggemparkan dunia jurnalistik dunia terutama Palestina.
Bagaimana tidak, Belal Jadallah memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pers di Palestina.
Tak sedikit jurnalis yang menjadikan Belal Jadallah sebagai panutan dalam memberikan sebuah peristiwa dunia, terutama di Palestina.
Bisa dikatakan Belal Jadallah merupakan sosok legendaris dan dihormati di Palestina.
Penghormatan mengalir untuk Belal Jadallah setelah serangan Israel pada Minggu (19/11) merenggut nyawanya.
Saudara perempuannya mengatakan bahwa pada saat itu Belal Jadallah sedang menuju ke selatan dari Kota Gaza.
Baca juga: SOSOK Sheikh Ahmed Yassin, Pendiri Hamas yang Lumpuh tapi Mampu Perang Lawan Israel dari Kursi Roda
Baca juga: SOSOK Mosab Abu Toha Penyair di Gaza Dibekuk Israel, Rajin Tulis Puisi Penderitaan: Raih Award di AS
Di tengah perjalanan, Belal Jadallah tewas akibat tembakan tank Israel di kawasan Zeitoun.
Diketahui, Belal Jadallah dikenal secara lokal sebagai the godfather bagi jurnalis Palestina.
Dilansir TribunnewsMaker.com dari Middle East Eye pada Rabu, (22/11/2023), Belal Jadallah merupakan pemimpin Press House Gaza, organisasi yang didedikasikan untuk melatih jurnalis masa depan di kawasan.
Didirikan pada tahun 2014 di Gaza, organisasi ini bertujuan meningkatkan kebebasan berekspresi melalui program pelatihan, advokasi, dan jaringan.
Sebagian besar jurnalis di Jalur Gaza mengenal Belal Jadallah dan sosoknya disebut telah bekerja erat dengan banyak dari mereka.
Program bimbingannya membantu banyak jurnalis lokal memulai karier.
"Press House - Palestina berduka atas kematian direktur jenderal jurnalis Bilal Jadallah yang syahid dalam pengeboman Israel di Kota Gaza," ungkap Press House Gaza.
Kematian Belal Jadallah menambah panjang daftar wartawan yang terdampak dalam perang Hamas Vs Israel terbaru yang dimulai pada 7 Oktober.
"Tonggak Sejarah yang suram, Per 20 November, terkait #IsraelGazaWar, CPJ telah mendokumentasikan:- 50 jurnalis tewas: 45 warga Palestina, 4 warga Israel, 1 orang Lebanon- 11 terluka- Tiga hilang- 18 ditangkap- Berbagai Serangan, ancaman, serangan siber, sensor, anggota keluarga dibunuh," ungkap Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) via X alias Twitter.
Baca juga: SOSOK Hammam Alloh Dokter Tak Gentar Dibom Israel, Ogah Tinggalkan Pasien, Kini Gugur:Jadi Legenda
Penghormatan untuk Belal Jadallah
Shaun King, jurnalis kerap membagikan kabar terkini Gaza melalui Instagram-nya, mengatakan, "Setiap jurnalis yang saya kenal di Gaza mengatakan bahwa dia (Belal) seperti ayah bagi mereka."
"Belal dikenal sebagai pendengar yang hangat dan penuh kasih sayang. Dia seorang penyemangat, seorang penanam mimpi, guru, seorang pelatih, dan pemandu." imbuhnya.
Sumbangsih yang diberikan Belal Jadallah mampu membuat jurnalis muda Palestina untuk terus berkarya memberikan kabar faktual terkait kondisi di Palestina.
"Dia membuat jurnalis muda Palestina percaya pada diri mereka sendiri. Dia membuat mereka berhenti menganggap diri mereka sebagai orang yang 'ingin menjadi jurnalis' dan membantu mereka melihat dan percaya bahwa mereka adalah jurnalis," lanjutnya.
"Belal adalah jurnalis Palestina ke-60 yang dibunuh oleh Amerika Serikat dan Israel." imbuhnya.
Ali Jadallah, saudara laki-laki Belal Jadallah, menuturkan bahwa saudaranya itu bertekad tetap tinggal di Kota Gaza.
Dibeberkan oleh Ali, Belal Jadallah percaya bahwa dia memiliki kewajiban moral untuk memberitahu dunia tentang apa yang dia lihat.
"Dia berupaya keras mendukung semua jurnalis lepas, melindungi mereka, mengatur kursus keselamatan bagi mereka dan memberi mereka alat pelindung diri," ujarnya.
Selama perang yang sedang berlangsung, Belal Jadallah bekerja keras memastikan Press House memberikan dukungan bagi wartawan yang meliput pengeboman di Gaza, termasuk menyediakan peralatan keselamatan dan teknis.
Belal Jadallah juga menjadi tuan rumah bagi anggota delegasi internasional untuk menunjukkan kepada mereka pelanggaran terhadap warga Palestina di Gaza.
Tor Wennesland, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengenang Belal Jadallah sebagai jurnalis profesional, berpengetahuan, dan bersemangat yang mengabdikan hidupnya untuk kebebasan jurnalisme dan perlindungan jurnalis.
Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zumlot menyebut kematian Belal Jadallah cukup menghebohkan dunia pemberitaan.
Husam Zumlot meminta para pembunuhnya diadili. Jurnalis sering menjadi sasaran sejak awal perang Hamas vs Israel.
Perang yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih banyak jurnalis terbunuh pada bulan pertama konflik dibandingkan perang lainnya sejak CPJ pertama kali mulai menyusun statistik jurnalis yang meliput konflik pada tahun 1992.
Christophe Deloire, Sekretaris Jenderal Reporters Without Borders, menggambarkan jumlah korban tersebut mengejutkan, dan jumlahnya kemungkinan akan meningkat.
SOSOK Hammam Alloh Dokter Tak Gentar Dibom Israel, Ogah Tinggalkan Pasien, Kini Gugur:'Jadi Legenda'
Sosok Hammam Alloh, dokter di Gaza, Palestina yang tetap setia mendampingi pasiennya kini dinyatakan gugur setelah dikepung oleh tentara Israel.
Sosok dokter Hammam Alloh sebelumnya mengaku tak akan membiarkan pasiennya ditinggal tewas sendirian dirudal Israel.
Dia enggan untuk meninggalkan pasiennya meski terus mendapatkan desakan agar pergi menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Sayangnya, nyawa Hammam Alloh tak tertolong ketika RS Al Shifa diserang oleh tentara Israel.
Hammam Alloh menjadi satu dari empat keluarganya yang tewas pada Sabtu (11/11/2023) malam.
Berkat dedikasinya yang tinggi, Hammam Alloh dijuli 'Sang Legenda' oleh rekan seperjuangannya maupun warga di Gaza.
Sosoknya begitu dikagumi akan dedikasinya ketika puluhan ribu orang terluka akibat serangan bom dan rudal dari Israel.
Baca juga: Ikut Jamuan Malam Solidaritas IDF, Mike Tyson Dituding Donasi ke Israel, Sang Petinju:Aku Tak Tahu
Hammam Alloh sendiri dikenal karena pantang meninggalkan pasien meski nyawanya terancam.
Diketahui, Hammam Alloh adalah spesiaslis nefrologi yang berjibaku mengobati para korban keganasan tentara Israel di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
Sejak awal November 2023, salah satu rumah sakit terbesar di Gaza tersebut sudah dikepung pasukan Israel dengan serangannya.
Saat ratusan orang lain meninggalkan Al-Shifa, Hammam Alloh tidak beranjak.
Hammam Alloh bisa saja menyelamatkan diri dari gempuran Israel, tapi dia terus berada di sisi pasiennya.
Baca juga: 5 Negara Paling Kencang Suarakan Anti Israel, Punya Militer Tangguh & Rakyatnya Solid:Ada Indonesia!
Keteguhan Hammam Alloh ini menunjukkan keluhuran profesi dokter yang diemban dan dipelajarinya selama 14 tahun.
Kata-kata terakhir Hammam Alloh dalam sebuah wawancara di Deocracy Now! pun menggugah dunia.
"Kalau saya pergi siapa yang merawat pasien? Kita bukan binatang. Kita punya hak untuk mendapatkan kesehatan yang layak."
"Kamu pikir saya kuliah medis dan melanjutkan pasca sarjana sampai total 14 tahun hanya berpikir untuk diri saya sendiri dan bukan untuk pasien?" kata Hammam Alloh, dikutip dari NEWARAB.com.
Rekan seprofesinya sekaligus teman, Dokter Hazem Madi, begitu mengapresiasi kata-kata terakhir Hammam Alloh soal dedikasinya.
Hazem Madi bertemu Hammam Alloh saat bersamaan mengikuti pelatihan dokter Yordania di Gaza.
Baca juga: Kecanggihan Oketz & Samur, Robot Anjing yang Dipakai Israel Lumpuhkan Terowongan Gaza: Bisa Gigit!
"Wawancara terakhir dengan Dr Hammam menunjukkan keberanian dan kemanusiaannya yang sebenarnya," tuturnya.
"Karena dia tidak meninggalkan pekerjaannya, dan dia tidak mundur dari menghormati profesinya."
"Dia menolak untuk pergi ke selatan Gaza dan tetap tinggal di utara sampai saat-saat terakhirnya."
"Saya mengenal Hammam sebagai rekan terhormat yang berdedikasi terhadap pasiennya."
"Dia tidak akan berkompromi dengan prinsip dan misinya," kata Hazem Madi kepada NEWARAB.com.
Hazem Madi mengungkapkan, Hammam Alloh memulai studi universitasnya di Fakultas Kedokteran Universitas Sana'a di Yaman.
Ia lulus dengan predikat cemerlang dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dan Bedah.
"Sebelum pindah ke Yordania, di sana ia menjalani program residensi penyakit dalam."
"Ia mendapat nilai tertinggi dalam ujian Dewan Yordania dan menjadi pelatih bagi dokter-dokter Yordania yang magang di bidang kedokteran umum agar lulus ujian."
"Kemudian ia melanjutkan spesialisasinya di bidang penyakit ginjal dan transplantasi, karena sangat membutuhkan spesialisasi ini di Jalur Gaza. Pada tahun 2021 ia kembali ke Tanah Airnya," papar Hazem Madi.
Hammam Alloh memang dikenal berkat dedikasinya sebagai dokter.
Hazem Madi bersaksi, kawannya tersebut begitu menomorsatukan pasiennya sekaligus selalu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
"Dia adalah seorang dokter yang sabar, dan sangat memperhatikan kebutuhan pasiennya, dan mau mendengarkan keluhan mereka, dan menanggapi semua pertanyaan mereka."
"Dia juga seorang dokter yang luar biasa update dengan semua penelitian dan sumber ilmiah, dan dia akan menghabiskan sebagian besar malamnya di rumah sakit," jelas Hazem Madi.
Sementara itu seorang dokter asal Palestina yang pernah merasakan asuhan Hammam Alloh turut bertestimoni.
Dokter asal Palestina bernama Mohammed al-Hajj mengaku bertemu Hammam Alloah saat di Yordania.
Hammam Alloh memang cukup terkenal di Yordania karena masa residensinya di sana dan melatih para dokter Yordania.
Ia mengakui, Hammam Alloh sebagai mentor sekaligus teman dekat, sangatlah perhatian.
"Dia membawa saya di bawah pengawasannya, bersama dengan rekan-rekan saya dari Gaza, dan menjadi hampir seperti kakak laki-laki."
"Dari sudut pandang pendidikan, dia selalu membersamai kami selama periode spesialisasi. Kami akan menemuinya jika kami perlu berkonsultasi, dan dia selalu mendukung kami," kenang Mohammed al- Hajj.
Saking disegani dan begitu mengayominya, Hammam Alloh bahkan memiliki julukan 'Sang Legenda'.
"Dia selalu ingin tahu bagaimana keadaan kami, apa yang kami butuhkan, dan apakah kami mempunyai masalah."
"Tidak satu hari pun berlalu di mana dia ragu-ragu untuk memberikan dukungan dan bantuan."
"Hammam adalah seorang saudara dan karakternya dapat diringkas dengan pengetahuannya, moralnya, dan sifat beradabnya. Mereka bahkan menjulukinya 'Sang Legenda' di Yordania," pungkas Mohammed al-Hajj.
Namun dokter yang tegas menyatakan pengabdiannya untuk kemanusiaan tersebut tewas dalam serangan udara zionis Israel.
Saudaranya, Shaymma Alloh mengatakan, Hammam Alloh menjadi satu dari empat keluarganya yang tewas pada Sabtu (11/11/2023) malam.
Saat itu Israel menembakkan roket dari udara ke daerah sekitar Rumah Sakit Al-Shifa.
Di sekitar rumah sakit tersebut ada rumah sang mertua yang dijadikan tempat berlindung Hammam Alloh dan 20-an keluarganya.
Hammam Alloh memilih tinggal di rumah tersebut karena tak ada tujuan selain dekat dengan rumah sakit.
Selain Hammam Alloh, ayah dan dua mertua juga menghembuskan napas terakhirnya malam itu.
(TribunnewsMaker.com/Dika Pradana)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
| Tampang Bengis Nanang Gimbal, Pembunuh Aktor Mak Lampir Sandy Permana, Dituntut 15 Tahun Penjara |
|
|---|
| Kondisi Onadio Leonardo & Beby Prisillia Setelah Ditangkap Atas Kasus Narkoba, di Rumah Sedang Apa? |
|
|---|
| Alasan Kuat di Balik Ketertarikan PAN Ajak Menkeu Purbaya Jadi Kader, Popularitas Melejit Lewati KDM |
|
|---|
| 4 Fakta Randika Anak Rantau Tewas Kelaparan di Cilacap, Dulu Minta Ditangkap Polisi, Ibu Nikah Lagi |
|
|---|
| Jawaban Halus Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Tolak Ketertarikan PAN: Saya Gak Tertarik Politik Mas |
|
|---|